Keep the Hope Up

Tidak ada kehidupan yang tidak berubah. Ketika kita berhasil naik keatas gunung, kita juga pasti akan turun darisana. Begitu juga dengan sebuah kehidupan, ada kalanya diatas, ada kalanya jatuh dan harus berusaha kembali.

Sedang menata kehidupan yang berantakan, ketemu sebuah buku yang terasa begitu relate dengan kehidupan saat ini. Namanya hidup, kita tidak pernah tahu akan apa yang akan terjadi bukan ?

Ada begitu banyak hal yang membuatku ingin menyerah. Memutuskan untuk menata kembali kehidupan yang hancur berantakan bukanlah perkara yang mudah. Menyerah ?
Ketika iblis menguasai hati dan pikiran, kerap aku berpikir bahwa I am a loser.
But, I always remind myself until today, that God is really good.

Ketika badai kehidupan menghantamku dengan begitu kejam, aku terseret. Aku jatuh kian dalam, hingga hal yang aku pikirkan hanyalah bagaimana aku bisa meengakhiri hidupku. Aku membenci diriku, aku benci penampilanku yang berbeda dengan orang lain. Aku benci semua hal yang aku lakukan, dan kerap aku merasa gagal menjadi seorang perempuan.

Jika menata kembali dari 0 adalah hal yang biasa, bagaimana jika kita menata kembali dari minus ? Menata kehidupan yang kita sendiri tidak tahu harus memulai darimana. Tidak memiliki siapapun, tidak memiliki tujuan, tidak ada harapan sama sekali.

Kalau kalian ingin tahu, sejujurnya selama menjalani 2024 ini, aku memiliki keinginan begitu besar untuk bunuh diri. Diusiaku yang ke-32, aku merasa begitu gagal sebagai manusia. Aku kehilangan segala hal karena kesalahanku. Aku menyakiti orang – orang yang peduli padaku, dan parahnya lagi, aku tidak memiliki apapun lagi.

Ketika aku berada diujung tanduk, ketika aku begitu putus asa dan kecewa atas hidupku. Ketika aku merasa harapan itu tidak ada lagi, ketika aku berdoa dan mencoba untuk terakhir kali, Tuhan mengirimkan seseorang untuk membantuku. Dan meskipun dipertengahan jalan aku tidak tahu malu, tetap saja, saat itu merupakan keajaiban tersendiri didalam hidup.

Dan disinilah aku, menuliskan cerita pendek akan setiap perasaan yang hadir didalam hidupku. Perasaan lelah dan ingin menyerah, perasaan putus asa dan kehilangan harapan.
Namun entah kenapa, aku masih bertahan hingga saat ini. Aku masih membayangkan masa depanku dan bertahan hingga hari ini.

Satu hal yang aku tahu pasti, adalah Tuhan itu maha baik.
Hidupku sudah direncanakan jauh sebelum aku dilahirkan, dan tugasku adalah memaafkan diriku sendiri, tidak kehilangan harapan dan percaya bahwa apa yang didoakan, akan diberikan ketika saatnya sudah tepat.