CHAPTER FOURTEEN : LUCIFUGE ROFOCALE

0

He will fulfill everything you ask. As long as you make a agreement with hiim and follow him and praise him as your savior and lord.

Spread the love

Dia membuka pintu rumahnya dengan gemetaran. Setelah pintu terbuka dia memperhatikan sekelilingnya, memastikan tidak ada yang mengikuti dirinya hingga kerumah.
Dia mengunci pintu depannya dengan kunci ganda dan melempar mantelnya kesofa terdekat. Dia lalu menutup semua kaca didalam rumahnya dan berlari kekamar Lisa.

Dia membuka pelan pintu kamar anaknya dan melihat Lisa yang sedang tertidur pulas dikasurnya.
Dia segera masuk kedalam kamarnya dan mengunci kamar tersebut dari dalam.
Dia lalu mengeluarkan pistolnya dari balik baju beserta dengan bible satannya.
Dia mematikan lampu didalam kamarnya dan hanya menyalakan lampu meja yang cukup untuk menerangi kitab tersebut, lalu dia duduk didepannya.

Dia membuka kitab tersebut dan melihat setiap tulisan yang berada disana. Ada beberapa halaman yang ditulis dengan tinta merah. Ada juga gambar – gambar petagram dan juga segitiga aneh disana.

Dia lalu membalikkan kitab tersebut dari belakang, ada beberapa halaman yang sudah lengket dan dia membukanya dengan hati – hati.
Noda merah itu bukan tinta. Dia yakin dari aroma yang keluar dan juga warnanya yang telah berubah menjadi merah maroon.
Max melakukan sesuatu didalam rumahnya, dan jika dia mengambil sample dari darah tersebut, Dia yakin hasilnya akan mengarah pada DNA anak – anak yang menghilang itu.

Dia harus menemukan bukti yang kuat. Selain hasil dari test darah nanti, dia harus mencari sesuatu yang lebih. Sesuatu yang menjadi landasan dari kegilaan Max. Dia lalu membuka pertengahan kitab tersebut dan terkejut seketika.
Sebuah tanda yang tidak asing memenuhi 2 halaman sekaligus.
Tanda segitiga dengan puncak yang aneh.

“Tidak mungkin….”

Max melakukan ritual spiritualisme, yaitu ritual untuk berkomunikasi dengan mereka yang telah mati. Ritual itu harus mengorbankan media manusia sebagai perantara dan disana tertulis nama anak – anak yang menghilang. Andrew, Mario, Dave, dan beberapa nama yang sudah tidak bisa dia baca dengan jelas.

Dia lalu membalikkan halaman berikutnya, disana ada angka 666. Angka Lucifer. Dan dibawah itu tertulis dengan jelas sebuah perjanjian. Dia berusaha mengejanya.

“Lucifuge… rofocale…vocare.. Audrey ..”

Perjanjian dengan Lucifer untuk membangkitkan Audrey ?

Beberapa saat setelah dia melafalkan perjanjian itu, lampu dimejanya mulai berkelap – kelip. Dia mengambil pistolnya. Sesuatu yang aneh mulai dia rasakan.
Dinginnya udara memasuki kamarnya, dan didalam hembusan udara itu dia mendengarkan suara tawa seorang perempuan.
Dia menutup kitab itu dan menyimpannya kedalam laci rahasia lalu beranjak dari tempat duduknya dengan keadaan siaga.

Dia teringat akan Lisa yang sedang tidur dikamarnya.
Dia tidak menutup jendela dikamar tersebut. Dengan pistol yang berada ditangannya, dia berlari kekamar Lisa untuk memeriksa keadaan putrinya itu.

Ketika dia sampai dikamar Lisa, dia mendobrak pintu kamar tersebut dengan kakinya.
Anaknya sudah tidak berada disana, kaca dikamarnya terbuka lebar !
Seseorang pasti telah menculik anaknya.

Dia berlari menuruni tangga dan berhenti seketika saat dia melihat Lisa berdiri ditengah ruangan dirumahnya itu. Lisa menundukkan kepalanya dan tertawa.
Ya, tawa yang dia dengar tadi adalah tawa anaknya sendiri, Lisa.

“Lisa, apa yang kamu lakukan disana ?”

Anaknya tidak menjawab panggilannya.
Dia mempersiapkan pistolnya dan berjalan mendekati Lisa.
Kini jarak mereka hanya tersisa beberapa langkah ditengah ruangan itu.

“Lisa.. ?”

Lisa menoleh kearahnya dengan tatapan yang berbeda, wajahnya pucat dan matanya tidak memancarkan kehidupan.

Jon mundur dengan terkejut dan anaknya mulai melayang.
Anaknya terus melayang tinggi dan tertawa.

“Lisa.. ?”

Tawa itu terhenti, kepala anaknya memutar beberapa kali lalu berhenti kembali tepat didepannya.

“Hallo Jonny Covey.”

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights