Serasa berjalan ditempat, tidak bisa menerima kenyataan.
Bagaikan hitam dan putih, bertolak belakang namun saling membutuhkan.
Coba lihat kertas putih, agar berisi dia musti diisi warna, dan agar bermakna dia bakalan diisi tulisan bertinta hitam.
Sebuah tinta hitam, tidak berguna jika tidak digunakan dikertas putih.
Hitam putih lantas menjadi satu kesatuan.
Orang bilang putih itu selalu melambangkan kebaikkan dan hitam melambangkan keburukan. Orang menjadikan putih sebagai kebenaran dan hitam sebagai hal yang buruk.
Pemahaman hitam putih, menjadikan orang selalu berkelahi.
Ada yang merasa berada disisi baik, dan yang lainnya berada disisi buruk.
Pertentangan terjadi, perkelahian terjadi. Dan didalam benak selalu terbesik kata :
“Dia yang jahat !”
“Mereka yang terlalu baik !”
Serasa berjalan ditempat, kehidupan seolah berhenti ditempat yang sama.
Waktu berputar kejam, tidak ada yang bisa menghentikan.
Lahir dan bertumbuh besar.
Belajar lalu bekerja.
Menikah lalu memiliki anak.
Membesarkan lalu menjadi tua.
Selama proses berjalan, tidak pernah ada kata berbalik.
Tidak ada kata apa yang salah, dan hanya waktu yang menjadi sasaran.
Menyesali keputusan masa lalu,
Menikmati hasil dimasa depan.
Mengikat diri dalam pekerjaan,
Kehilangan waktu dan harapan secara perlahan.
Serasa berjalan ditempat, waktu berputar dan terus melaju.
Tidak peduli seberapa banyak pengorbanan, waktu yang hilang tidak pernah kembali.
Sedemikian detik berlalu, terus berjalan tidak peduli yang telah berlalu.
Tersakiti ditempat yang sama, bertahan ditempat yang sama.
Berharap waktu dapat mengubah keadaan, namun lupa waktu semakin berlalu.
Mengejar impian, membentuk secerca harapan.
Menerima sekian banyak cacian, tidak berhenti pada keyakinan.
Hingga akhirnya waktu berlalu, keadaan tidak menjadi lebih baik.
Serasa berjalan ditempat, diri mulai menyalahkan waktu.
Berharap diberikan kesempatan yang lebih baik,
Berharap waktu dapat berputar kembali.
Menyesal akan setiap tindakan dan keputusan.
Menyalahkan waktu atas suatu keadaan.
Serasa berjalan ditempat.
Hati terlalu takut untuk berpindah.
Terlalu cemas mengambil keputusan, berharap waktu bisa memperbaiki keadaan.
Serasa berjalan ditempat,
Ketika hati tidak lagi berada disana,
Ketika waktu tidak lagi memperbaiki keadaan,
Maka disanalah penentu segala harapan.
Berjalan ditempat dan menyalahkan waktu,
Berjalan dipersimpangan dan memperbaiki waktu.