Gak berasa sudah mau akhir 2024. Menjalani tahun 2024, tahun dimana aku pikir kalau aku gak bakalan bisa ngelewati. Meskipun masih ada sebulan lebih, tetap sja aku harus menjalaninya dengan baik.
Ada begitu banyak ketakutan, ada begitu banyak harapan. Aku meletakan segala sesuatunya ditanan Tuhan, dan berharap aku bisa mendapatkan kedamaian. Terutama terhadap penyesalan masalalu. Aku berusaha keras bangkit dan percaya, kalau akan selalu ada harapan, dan akan ada harapan. Masa depan kita itu, sudah ditentukan jauh sebelum kita dilahirkan. Do you trust it ?
Ketika aku melihat cermin, melihat pantulan diriku. Aku begitu membencinya. Membenci kebodohannya, membenci setiap tindakan yang diambil saat itu. Terus berandai seandainya tidak begini, seandainya tidak begitu. Benar kok, memaafkan yang paling sulit itu adalah memaafkan diri sendiri.
Banyak waktu yang aku sia – sia kan, banyak peluang yang aku lewatkan. Kesempatan yang ada malah disalahgunakan, mengecewakan begitu banyak orang yang peduli padaku. Bertahan dirumah yang hampir setiap hari mendengarkan jeritan amarah, merasa iba akan mamaku yang belum bisa aku banggakan dimasa tuanya.
Pernah seseorang berkata padaku untuk bunuh diri saja. Sebenarnya kalau itu terjadi, bukan karena perkataan mereka, karena masalah dengan mereka itu tidak seberapa dibanding apa yang sedang aku pikul dan berusaha untuk aku lupakan.
Bersyukur masih diberikan kesehatan dan kesempatan, meskipun aku terus mengulangi kesalahan yang sama, lagi dan lagi hingga aku menjadi seperti saat ini.
Berusaha keras untuk bisa bangkit dari keterpurukan, berusaha keras memperbaiki keadaan.
Aku pernah berpikir, dan masih berpikir. Kenapa aku terlahir begitu berbeda dengan orang lain. Mungkin, hidupku akan lebih baik seandainya fisikku lebih mendukung ?
Menyedihkan ya, sampai berpikir seperti itu. Padahal kita diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan.
Tetap saja, sebagai manusia pikiran seperti itu sering terlintas. Ditambah kondisi yang tidak baik – baik saja, ditambah apa yang terjadi, dimana aku sendirian, kesepian, mungkin ini juga yang dirasakan oleh mamaku dimasa sibukku.
Mirror mirror in the wall, can I go back 5 years ??
Ada begitu banyak keinginan untuk memperbaiki setiap kesalahan, tapi tetap saja, memutar waktu kebelakang itu adalah hal yang tidak mungkin. Terus memandang kebelakang juga tidak menjadikan aku lebih baik.
Mencoba sebaik mungkin berdamai dengan setiap kesalahan dimasalalu. Mengikhlaskan apa yang sudah hilang dan kembali berusaha melakukan hal yang lebih baik agar tidak ada penyesalan dikemudian hari.
Terus berusaha meskipun susah, yakin dan percaya bahwa everything gonna be OK.
Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuanku, dan apapun yang terjadi, bantuan Tuhan tidak akan pernah terlambat. Keep fighting.