Aku & Sebuah Perjalanan

1

Memulai perjalanan ditempat asing dengan bermodal kepercayaan akan Tuhan.

Spread the love

Gak berasa sudah setahun lebih aku berusaha keras berdamai dengan apa yang sudah terjadi. Kehilangan segalanya, dijauhi orang, aku terus berusaha bangkit dari setiap kegagalan.
Bahkan, keadaanku tidak baik – baik saja saat ini dengan abangku sendiri.

Aku tahu kalau semua ini terjadi karena kesalahanku sendiri. Aku tidak memiliki pilihan, dan aku menyakini diriku bahwa ini adalah satu – satunya kesempatanku untuk menjadi lebih baik. Berusaha bangkit dari setiap kesalahan dan keterpurukan, aku bahkan gak tahu apakah hubunganku dengan abangku bisa kembali membaik.

Meninggalkan rumah, memulai perjalananku ditempat asing, berusaha bertahan hidup dengan arah tujuan yang tidak jelas. Sungguh berat rasanya. Aku menelepon mamaku setiap hari untuk sekedar melihat keadaannya. Sungguh bersyukur kepada Tuhan, karena pada akhirnya mamaku bisa membaik, walaupun tidak kembali sempurna seperti sedia kala.

Menjadi seorang penulis namun tidak memiliki perlengkapan yang mencukupi. Aku beristirahat seminggu penuh dirumah temanku dan meminjam laptopnya. Aku menulis berbagai kisah perjalananku, dan membuat beberapa content untuk dibagikan. Bagi sebagian orang, hidupku terlihat sangat bahagia.

Seiring berjalannya waktu, dan seiring dengan banyaknya masalah yang berhasil aku lewati, aku menjadi orang yang lebih masa bodoh. Aku tidak pernah menduga akan berada dititik ini, bahkan ketika aku tidak memiliki harapan apapun lagi, bahkan ketika aku yakin kalau keluargaku juga membenciku. Bahkan ketika aku ingin mengakhiri hidupku sendiri.

Keajaiban dan pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Ketika aku pasrah, ketika aku menyerahkan sepenuhnya didalam dia, aku diselamatkan.
Duduk disini, membuat kisah sederhana ini sambil menunggu jam tidur. Mengunakan laptop dari temanku, sungguh bersyukur aku bisa sampai pada bulan October, yang bahkan tidak pernah aku bayangkan sepenuhnya.

Ada beberapa hal yang membuatku cemas, namun aku tersadar bahwa kecemasanku hanyalah sebatas kecemasan yang aku sendiri tidak tahu apakah akan menjadi nyata atau tidak.
Hal terbaik yang bisa aku lakukan adalah berdoa, terus mengerjakan apa yang aku yakini akan membuahkan hasil, dan mendoakan orangtuaku.

Begitu banyak kekecewaan yang aku berikan untuk mereka. Harapanku sederhana, aku bisa keluar dari masalahku dan membanggakan mereka.
Tidak peduli seberat apapun, dan seberapa gelap jalan didepan. Tuhan besertaku.

Spread the love
Verified by MonsterInsights