Walau rada aneh dan dari judulnya kurang menarik, buat kalian para pecinta film psychological atau gangguan mental lainnya, film garapan Indonesia satu ini boleh bangat ditonton sih. Tidak sempurna dan masih rada membinggungkan, tapi menurutku perkembangan film di Indonesia patut dikasih jempol berlapis.
Film ini airing pada January 11, 2024 dengan durasi 108 menit. Buat kalian yang memiliki trauma terhadap KDRT dan lain sebagainya, hati – hati ya karena kalian bisa aja ke tringger sama adegan difilm ini. Plus buat kalian yang gampang merasa takut, terutama saat ingin berkomitmen, nonton film ini bisa aja bikin kalian semakin ragu.
Aku sedikit kaget pas nonton film ini, karena jarang bangat ketemu sama film yang berunsur agama Kristen didalamnya ya. Apalagi dipadukan sama genre psychological alias kejiwaan, rasanya ini film beda dan bikin aku nonton sampai habis.
Tipe filmnya sih slow burn and bisa memancing emosi bangat. Ceritain kehidupan Renata, yang saat kecilnya menjadi saksi bisu KDRT ibunya. Diajarkan untuk taat kepada suami dan tidak boleh bercerai dalam kondisi apapun, Renata akhirnya menikah dengan Edwin, dengan harapan bisa membangun rumah tangga yang baik.
Apa yang diimpikan Renata tampaknya berbeda jauh setelah dia menikah. Ditambah kondisi Renata yang dinyatakan tidak akan memiliki anak, Renata yang merupakan seorang istri yang taat pada suami berusaha keras menutupi kekerasan yang dia alami.
Mengetahui sang suami berselingkuh, serta berteman dengan tetangga yang bernama Asmara, kesabaran Renata pada akhirnya habis dan berkat bantuan Asmara, selingkuhan Edwin mereka bunuh. Plus in the end, Renata menjadi sosok yang sepenuhnya berbeda sehingga dia juga membunuh suami beserta tetangganya sendiri.
Film ini rada membinggungkan sih kalau gak diperhatikan baik – baik. Dari awal film kita bisa melihat foto pernikahan Renata yang hancur, serta temuan sebuah anting dibawah lemari. Awalnya sih mikir itu beneren selingkuhan sang suami, tapi menjelang ending, kita akan dikasih clue kalau sebenarnya temuan Renata itu adalah kilasan balik masalalunya. Jadi alurnya muter – muter aja gitu.
So, bagi kalian yang belum nonton dan biar gak binggung, aku mau bilang kalau film ini lebih berfocus pada kondisi kejiwaan Renata ya, aku sendiri juga ngebaca explain in the end biar opiniku bisa lebih fix.
The problem difilm ini berasal dari Renata. Kadang yah kita juga gitu, demi menutupi rasa sakit, kita tanpa sadar menjadi orang lain, karena imajinasi dan halusinasi terkadang lebih indah daripada realita.
Film ini beneren bikin emosi sih karena contentnya tentang diskriminasi wanita, dimana wanita dianggap tidak pernah setara dengan pria dan harus tunduk serta patuh pada pria. Kekerasan fisik juga ikut serta mengwarnai film ini. Buat yang punya trauma dan mudah ke tringger, serius sih gak saranin buat nonton film ini.