Aku pernah punya seorang sahabat baik.
Suatu hari, ketika aku menemani sahabatku menjaga toko milik kakaknya, dia memintaku untuk membelikan dia makanan ditoko roti sebelah.
Saat itu, aku benaran tidak ada uang sama sekali. Aku bilang dong dengan jujur :
“Aku ga ada uang lho.”
Lalu dia menatapku dan menjawab begini :
“Kau kok pelit kali, Cuma roti sajapun perhitungan.”
Entah apa yang merasukinya saat itu, aku terkejut bukan main. Dengan tenang, aku menjelaskan bahwa aku memang tidak ada uang, dan dengan kasar dia berkata :
“Ah sudahlah ! cukup tau ajalah !”
Dan keadaan berubah menjadi hening !
Biasanya aku bisa menemaninya sampai sore dengan penuh canda, tetapi hari itu aku tetap berada disana dalam keheningan. Otakku berusaha berpikir keras alasan yang tepat namun aku tidak berhasil menemukannya. Ketika aku hampir putus asa dan ingin masuk ketoko itu untuk ngutang roti (which I know they will not give bread to me !).
Ehh, ajaibnya dia malah bilang gini.
“Pulanglahmu lagi. Aku udah mau tutup.”
Duar !!!! Aku merasa diusir dengan cara yang halus !
Dengan sedih, aku langsung jalan kaki pulang (kebetulan rumah dan tokonya hanya butuh 20 menit perjalanan). Gak mau nangis, tapi entah kenapa sepanjang perjalanan, airmataku keluar gitu aja. Ada rasa sedih dan sakit yang saat itu gak bisa aku jelaskan.
Hari itu berlalu dengan penuh kesedihan didalam hatiku. Keesokan harinya, aku bahkan merasa tidak mau kesekolah karena malas harus bertemu lagi dengannya. Untuk pertama kalinya, aku merasa sungguh aneh and have no idea gitu bahkan sekedar bertemu doang.
But, keinginanku untuk tidak sekolah adalah hal yang gak mungkin. Aku tetap pergi sekolah dan masuk kekelas ketika bel berbunyi. Ketika dia melihatku, wajahnya terasa dingin. Aku berusaha tetap tenang namun tidak mau menyapanya terlebih dahulu, kan dia yang kasar, seharusnya dia yang minta maaf. Pikirku.
Kenyataannya adalah dia tidak pernah minta maaf padaku akan apa yang dia katakan kala itu. Malah dijam istirahat, dimana biasanya dia akan makan bersamaku, atau setidaknya mengajakku kekantin. Hari itu dia pergi kekantin bersama teman lainnya.
Aku akhirnya hanya duduk didalam kelas karena memang tidak ada alasan bagiku untuk pergi kekantin. Meski hati masih terasa sakit, aku berusaha tetap tenang dan menghibur diriku dengan membaca buku secara asal – asal – an.
Tidak lama kemudian, dia sudah kembali kedalam kelas dengan beberapa temannya, mereka mulai bergosip keras sambil sesekali melihat kearahku, dan kata – kata sindiran seperti pelit, dll terucap dengan kerasnya dari bibir sahabatku. Tidak diarahkan padaku, namun dikatakan dengan sangat lantang.
WOW !
Sahabatku tidak hanya menyakiti hatiku kala itu, tetapi juga mulai berbalik menjadi musuhku dan membicarakanku seolah tidak pernah berteman denganku. Orang mudah percaya dengan apa yang dia katakan karena bisa dibilang dia seperti artis dikelas sementara aku adalah part gembelnya.
Kalian pernah mengalami hal tersebut ?
Ketika sebuah persahabatan tidak berjalan mulus, mereka berbalik menjadi musuh kalian dengan membicarakan kalian ? menjelek – jelekkan kalian ?
Sakit bangat ya !
Tidak perlu dibalas karena hukum karma berlaku. Cukup jauhi saja dia dan teman disekitarnya.
Ketika kita membalas, maka dia akan semakin bahagia. Dia akan merasa bahwa kita masih membutuhkan dirinya.
Cukup diamkan saja dan hindari.
Seorang teman yang baik tidak berkawan dengan kita ketika mendengarkan hal baik tentang kita, Bukan juga menjauhi kita ketika ada yang mengatakan hal buruk tentang diri kita. Or ketika kita tidak bisa membantu mereka.
Tidak perlu takut tidak memiliki teman.
Serius loh ! Ketika tidak ada orang yang ingin berteman dengan kita karena hal negative yang dibicarakan, mereka yang ingin menjadi temanmu akan datang sendiri dan perlahan membuktikan pada orang lain bahwa berita itu tidaklah benar.
Intinya sih sederhana aja. Yang baik kita keep, yang buruk ya sudah dilepas saja.
Buat apa sih capek – capek mempertahankan suatu persahabatan jika hati kita selalu tersakiti ? hanya karena sudah lama bersama ?
Orang nikah sudah punya anak saja bisa cerai, apalagi sahabat yang tahunya hanya nyakitin !
Let it go and feel free !
Lamanya seorang teman tidak menjamin bahwa dia mengerti dirimu sepenuhnya.