Dia memandangi sisa puing – puing rumah ibunya. Tidak ada air mata dan tidak ada kesedihan didalam hatinya. Tongkatnya kuat menancap ketanah dan dia memberikan penghormatan terakhir.
Dia lalu tertawa. Semakin lama semakin keras. Dia tahu bahwa Josh akan mengajaknya kesini, dia tahu bahwa Josh akan membunuhnya dan ibunya akan menyelamatkannya. Dia begitu menikmati permainan tersebut. Ibunya lupa bahwa dia akan melindungi anaknya juga. Anak yang dia dapatkan dari begitu banyak pengorbanan. Jika suatu saat Josh berhasil membunuhnya, maka Josh adalah penerus keluarga yang baik.
Dia lalu terdiam, raut wajahnya berubah dengan begitu cepat. Dia mengenggam erat tongkatnya dan memberikan perintah kepada seseorang yang sejak tadi berada dibelakangnya, menunggu intruksi. Dia menyuruh pria itu untuk bekerja dicafe dan memantau semua kegiatan anaknya, termaksud membunuh pelayan baru anaknya jika dibutuhkan.
Dia mengetahui semua permainan anaknya, dan sengaja menjadi orang bodoh untuk menikmati permainannya. Semakin dalam, semakin jauh dan semakin terasa begitu menyenangkan baginya. Pria tersebut lalu pergi. Dia membalikkan badannya dan matanya melirik kepojokan puing rumah itu, dan kembali tersenyum.
“Apakah kamu menginginkan uangku ?”
“Hmm, kamu tau sekali aku selalu menginginkannya.”
Suara seorang wanita menyahut dari balik kegelapan.
“Jaga Jean dan bunuh Josh jika kamu bisa. Maka aku akan memberikan semua yang aku miliki padamu. Termaksud Dagon.”
“Satu lagi, jangan berpikir bahwa aku tidak tahu bahwa kamu yang memberitahu Josh dimana Luke berada. Aku tahu semuanya. Dan terimakasih telah mengendalikan Jean dengan baik tadi.”
Wanita itu tidak menjawab perkataannya, hanya bertepuk tangan mendengarkan ucapannya lalu menghilang dalam kegelapan.
Dia lalu berjalan pergi sambil tertawa penuh kemenangan. Permainan ini baru akan dimulai, anakku !
— THE END —