Chapter Seventeen : 5 Years Later

4

Dia jarang berada disini karena aku membuka sebuah café untuk dikelolanya.

Spread the love

Ruangan makan ini tidak lagi sesepi sebelumnya. Aku tidak pernah sarapan sendiri lagi sejak kepergian Toma. Aku duduk diujung meja dan melihat satu persatu orang memasuki ruangan. Jean, datang paling cepat dan langsung menarik kursi tepat disampingku.

Kami menjadi dua orang yang sangat akrab. Meskipun aku mengetahui kenyataan akan jati diri Jean, aku menolak untuk mengakui bahwa dirinya adalah saudaraku. Dan aku tidak pernah menceritakan hal tersebut pada Jean. Aku juga tidak pernah bertanya lagi akan masa lalunya.

Monte lalu menyusul masuk dan dibelakangnya, Mikasa kecil mengikutinya dengan cepat. Aku bengkit berdiri dan mendorongkan kursi untuk Mikasa. Memberinya pertanda untuk duduk disampingku bersebrangan dengan Jean. Sementara Monte, lebih memilih untuk duduk disamping Jean.

Setelah kepergian Toma, aku juga mendapatkan pelayan baru sebagai tangan kananku. Aku memberikannya berbagai tugas dan dia tidak pernah mengecewakanku. Aku juga tidak pernah memperkenalkannya kepada siapapun dalam rumah ini, kecuali Jean.

“Bagaimana sekolahmu hari ini, Mika ?” Aku membuka pembicaraan.

“Baik bangat. Tadi aku main – main sama doggynya ibu guru.”

“Oh ya ? Bagaimana kalau kita pelihara juga dirumah ini ?”

“Ehem !” Jean berdeham memotong pembahasanku.

Aku menghentikan pembicaraanku dengan Mika karena sadar bahwa Loren akhirnya memasuki ruangan. Setelah dia duduk, menu makanan mulai dikeluarkan satu persatu oleh pelayan yang ada. Kami makan dalam keheningan seperti biasa.

Mika masih kerepotan untuk makan sendiri, dan bisa kusadari bahwa Monte selalu menghindari pandangan Loren. Aku tahu bahwa Loren suka memukul Monte setiap malam, namun aku tidak menolongnya dan membiarkan hal tersebut. Satu – satunya harapanku adalah Mikasa tidak melihat kejadian itu.

“Jadi, apa rencana yang ingin kamu bahas hari ini, Josh ?”

Loren membuka pembicaraan pagi setelah makanan penutup mulai disajikan. Aku membersihkan mulutku dan seluruh mata diruangan ini kini tertuju padaku.

“Aku ingin berlibur kerumah nenek ! Pasti akan menyenangkan, mengingat Mikasa sudah cukup besar untuk jalan – jalan. Mikasa juga tidak pernah bertemu nenek.”

“Oh, sudah lama ya. Apakah kita akan pergi semua ?”

“Tentu saja. Kita akan pergi semua. Aku akan memberikan detail tanggalnya segera.”

Ruangan kembali hening. Kami menghabiskan makanan kami masing – masing dan aku membantu Mikasa membersihkan mulutnya. Loren segera meninggalkan tempatnya dan pergi seperti biasa, sementara Jean akan pergi ketoko pembuatan tattoo yang baru dia rintis dan sesekali berada dirumah ini untuk mengambar, Monte akan bermain bersama Mikasa. Jika Mikasa diantar ketaman bermain, aku tidak tahu apa yang dikerjakan Monte sampai Mikasa pulang. Aku sibuk dengan duniaku sendiri.

Aku masuk kekamarku dan tersenyum setelah menutup rapat pintunya. Seluruh isi ruangan Toma telah aku pindahkan ketempatku dan ruangan lama itu kini ditempati oleh Rio. Dia jarang berada disini karena aku membuka sebuah café untuk dikelolanya. Dia juga kuberikan sebuah rumah dan seluruh asset yang dia butuhkan.

Aku duduk dimeja kerjaku dan memainkan beberapa cairan yang tersisa disana. Aku mulai mempraktekan ilmu hitam dari buku catatan Theo. Dia tidak sempat merapikannya dengan baik sehingga dengan cepat dapat kutemukan.

Kuambil jarum yang berada dilaciku dan memasukan sebotol cairan kedalam tubuhku. Kupejamkan mataku dan tersenyum. Halusinasi akan bayangan kehidupan seseorang mulai bermain indah dikepalaku.


Dia mengandeng tangan ibunya dan mulai bersiul pelan. Bahagia mengetahui bahwa sebentar lagi dia akan menjelajahi tempat baru dan bertemu neneknya untuk pertama kali. Dia masuk kekamarnya dan segera menganti pakaiannya, hari ini dia akan melakukan banyak hal ditaman bermain. Salah satu kesukaannya adalah mengkorek – korek batang pohon.

Dalam dirinya ada rasa sedih dan kesepian, namun dia begitu mahir menyembunyikannya. Dia selalu bercerita banyak hal ketika selesai bermain, seolah ada begitu banyak orang yang suka bermain dengannya. Kenyataannya adalah orang – orang selalu menjauhinya, dan beberapa anak orang kaya lainnya selalu membully dirinya. Mengatakan bahwa dia adalah anak aneh dan sebagainya.

Dia juga memiliki mata yang berbeda, satu normal dan satu lagi sangat sulit untuk dia buka. Tetapi penglihatannya masih bagus. Dia selalu bertanya kepada ibunya setiap malam sebelum tidur, apakah mereka adalah orang kaya. Dan ibunya tersenyum kecil lalu mulai membacakan dogeng untuk dirinya. Dia tidak pernah mendapatkan jawaban langsung,

Dia selalu terbangun mendengarkan suara isak kecil ibunya dipojokan kamar. Terkadang dia terbangun dan tidak menemukan ibunya disamping dirinya. Saat dia berusaha mencari ibunya, pemandangan yang begitu kejam harus dia hadapi. Dia melihat ayahnya dengan kasar memukul ibunya. Tidak ada perlawanan, dan tidak ada pertolongan serta tidak ada alasan yang jelas.

Dia mulai menyimpan api kebencian dihatinya, dia tidak pernah bertanya kepada kakaknya ataupun ibunya. Dia bahkan tidak pernah berbicara dengan ayahnya dan merasakan kasih sayang sosok seorang ayah. Dia menjadi pribadi yang tertutup dan pandai memasang senyum palsu diwajahnya.

“Mika, sudah waktunya pulang.”

Suara panggilan ibunya membuatnya tersadar dari lamunan ditaman. Dia memperhatikan ukiran dibatang pohon tersebut, diisi dengan tanda silang yang dia ukir begitu dalam hanya dengan sebuah batu. Dia melempar batu tersebut dan segera berlari kepelukan ibunya. Bibirnya tersenyum bahagia dan dia mulai menceritakan imajinasi yang berada dipikirannya.

Dia bercerita dengan semangat bagaimana dia bermain bersama teman – temannya hari ini. Dalam hatinya dia bertekat untuk membawa mamanya pergi bersama dia. Pergi menjauh dari semua orang yang menyakiti mereka. Ya, dia akan membawa mamanya dan menjaga mamanya dengan kekuatannya sendiri disaat waktunya telah tiba.

(to be continue…)

Spread the love

4 thoughts on “Chapter Seventeen : 5 Years Later

  1. I have been browesing online moree than 3 hourss today, bbut I byy no means discovered
    any fascfinating artficle like yours. It iss preetty prkce enough for me.
    In myy opinion, iif alll websit ownrs aand bkoggers made just right content ass youu probaby did,
    the web might bee much more usefu than efer before.

  2. I like thhe heppful information yyou supply tto yoour
    articles. I wll bookmark your webkog and checfk once more
    right here regularly. I’m somewhat certain I will be infored loots off neww
    stuff priper riht here! Good luck for thhe next!

  3. Excelent gooxs from you, man. I have hasve iin minjd yoyr stuff prrior to and yyou aare simpl extremeely fantastic.
    I actually like what you’ve received right here, really lke what you’re sayingg andd tthe best way through wnich you asswert it.
    You are making itt enjoyable annd yyou continue to care for too
    stay it wise. I cann not waitt tto rrad far morre from you.
    Thaat iss really a tremendous site.

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights