Chapter Ten : A Room

0

ku hanya diam ditempatku duduk meski hatiku berkata untuk membunuh Toma saat ini juga.

Spread the love

“Theo ?”

“Tsuu… tenang tuan. Nona Mika baru saja tertidur.” Jawab Theo.

Aku melangkah memasuki perpustakaan sambil melihat sekelilingku. Takut jika ini adalah sebuah jebakan.

“Tuan, tidak ada yang akan menemukan tuan disini. Tuan aman disini bersama saya.”

Dia bisa membaca pikiranku dengan begitu tepat. Dan apa yang dia lakukan pada Mikasa. Bagaimana Mikasa bisa berada disini !

“Tuan, bisakah anda duduk disalah satu kursi dipojok kanan sana sebentar ?” kata Theo lagi.

Awalnya aku ragu, namun kuturuti permintaannya. Aku pergi kesalah satu kursi dipojokan kanan tanpa melepaskan pandanganku sama sekali dari Theo.

Aku duduk dengan tenang dan hal yang kulakukan hanyalah menunggu. Kutatapi Mikasa yang tertidur pulas didekapan tangannya. Adik kecilku yang masih belum mengerti apapun dan bahkan tidak tahu apa yang terjadi kepada ibunya, Monte. Ibuku.

Pikiranku tiba – tiba menjadi kacau dan sebuah rasa sakit yang begitu hebat menyerang kepalaku. Rasa pusing dan mual yang pernah kurasakan sebelumnya. Rasa itu kembali datang ! 

Kedua tanganku secara spontan memegang kepalaku. Bibirku mulai bergetar pelan dan berusaha kutahan dengan mengigit ujung bawah bibirku dengan keras. Udara sekitarku terasa dingin. Aku menunggu petunjuk Dagon namun dia tidak memberikan komentar apapun disini.

(Dagon..)

Aku berusaha memanggilnya dalam hati.

Sebuah sentuhan mendarat dipundakku. Theo berdiri disampingku dan Mikasa masih bersamanya. Rasa sakit itu mulai menghilang. Aku mulai tenang. Kenyamanan tersebut tidak bertahan lama saat pintu perpustakaan ini diketuk dengan kuat dari luar.

“Tenang dan diam disini.” Theo setengah berbisik padaku.

Kuperhatikan dia berjalan dengan tenang bersama Mikasa menuju pintu tersebut. Tanpa berkata apapun, dia membuka pintu tersebut.

“Dimana Josh !” seru Toma seketika saat Theo membukakannya pintu. Suaranya begitu familiar bagiku meskipun dia tidak membumbuhkan panggilan tuan mudanya didepan Theo.

“Bisakah kamu tenang sedikit karena nona sedang tidur ?” jawab Theo tenang.

“Dimana Josh ? apakah dia datang kesini ?” dia melanjutkan pertanyaannya. Kali ini dengan nada yang lebih tenang.

Aku hanya diam ditempatku duduk meski hatiku berkata untuk membunuh Toma saat ini juga. Kepalan tanganku begitu kuat menahan amarah penghianatannya padaku.

“Dia tidak kesini dan aku sedang sibuk.” Jawab Theo.

Dia melindungiku !

Toma tidak melawan apapun perkataan Theo. Mereka hanya saling diam didepan pintu tersebut sampai akhirnya Theo memberikan Mikasa kembali padanya. Melihat hal tersebut, aku spontan bangkit berdiri dan Theo menahanku dengan dehaman kecil.

“Mikasa sebentar lagi akan bangun. Bawa kembali pada Monte agar tidak ada kecurigaan apapun. Aku akan memberitahumu jika Josh kesini.” perkataan Theo terdengar begitu menyakinkan.

“Baiklah. Theo, kamu harus tahu bahwa aku sungguh tidak tahu apapun yang terjadi dengan Josh.” jelas Toma.

Theo hanya menganggukan kepalanya seolah paham dan percaya pada Toma. Sebelum Toma sempat melanjutkan ceritanya, Theo segera memotong pembicaraan dan dengan bahasa yang halus, mengusir Toma dari tempatnya.

(to be continue…..)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights