Part Twenty Four : It’s You

0

Perlahan namun pasti, perasaan diantara keduanya mulai bersemi kembali.

Spread the love

Ketika panggilan itu berakhir, dia menatap lama nomor yang tertera dilayar ponselnya. Dia mengingat nomor itu tetapi memutuskan berpura – pura bertanya siapa yang berada dibalik nomor itu. Dalam hatinya dia mulai membatin, sungguh sifat egois yang tidak akan pernah berubah. Pasti pria itu sangat marah saat ini dan berpikir bahwa dia tidak menyimpan nomornya diponsel.

Dia juga sedari tadi melihat mobil yang terparkir tidak jauh dari rumahnya. Plat mobil yang begitu familiar baginya, terparkir dengan rapi dicafe seberang rumahnya beberapa block. Sebentar lagi pria itu akan masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan café itu. Pria itu akan memelankan mobilnya dan berpura – pura melewati tempat jualannya. Dia sudah bisa menduga apa yang akan dilakukan oleh Hanze jauh sebelum itu terjadi.

Dia melihat secara kebetulan mobil Hanze ketika membantu mamanya membersihkan beberapa gelas minuman. Dia terkejut melihat mobil itu berhenti dicafe yang hanya berbeda beberapa block dari rumahnya dan Hanze masuk kedalam café itu sambil mengenggam ponsel ditangannya, tidak lama kemudian ponselnya langsung berbunyi, sungguh pria yang mudah ditebak.

Dia lalu mengantikan mamanya berjaga didepan. Dia akan memanggil pria itu ketika mobil itu lewat dengan pelan. Dia tidak ingin berkelahi lebih lama dengan pria itu. Dia juga mengetahui dari Poni bahwa pria itu sudah tidak bekerja lagi, hari ini adalah hari terakhirnya. Dia akan menawarkan minuman pada pria itu jika dia berhenti. Hatinya mulai berdebar, dia juga sudah melupakan makian pria itu jauh sekali sebelum dia berhenti dari tempat kerjanya. Wajar pria itu begitu marah, dia juga memiliki kesalahan. Minta maaf akan membuat keadaan dan perasaan mereka lebih baik.

Tidak perlu waktu lama, dia melihat mobil itu menyala dan terarah kerumahnya. Dia bangkit berdiri dengan perasaan yang cemas dan melambaikan tangannya, seperti memanggil pelanggan.

Tanpa keraguan mobil itu berbelok keparkiran rumahnya. Pria itu berdiam diri sedikit lama didalam mobilnya sebelum akhirnya keluar dari sana. Dia tersenyum hangat melihat pria itu. Meskipun wajah Hanze begitu kaku, dia seolah tahu bagaimana cara membuat wajahnya terlihat membaik.

“Mari pak duduk dulu. Dipesan dulu minumannya pak, pasti panas.”

“Jangan sok akrab dhe !”

Rayuan lembut Risa dijawab dengan dinginnya. Pria itu mengambil menu yang diberikan Risa dan berpura – pura tidak melihat Risa dan matanya terfokus pada menu ditangannya itu.

“Apa menu yang enak disini ?”

“OH, kopi ! tapi pasti bapak sudah ngopi, minum greentea dulu biar adem pak.”

“Sok tau !”

“Kalau gak sok, ga bisa nyaingin bapak lho.”

Hanze menurunkan menu ditangannya dan matanya tertuju pada Risa.

“Emang saya sok ?”

“Sok merajuk, sok semuanya padahal kangen.”

Usaha Risa untuk mencairkan suasana mulai membuahkan hasil. Hanze tampak sedikit tersenyum lalu memesan segelas greentea disana. Setelah menyiapkan minuman tersebut, Risa mengantarkannya sendiri dan duduk didepan Hanze sambil memandangi pria itu.

“Aku minta maaf ya soal kejadian lalu.”

Mata Hanze tidak berkedip, dia menatap Risa dan dari sana Risa sadar bahwa pria itu tidak pernah benar – benar membenci dirinya.

Mereka menghabiskan sore itu bersama dan bisa dikatakan, sejak pertemuan kembali mereka disana. Hanze selalu mampir setiap sore disana untuk memesan segelas minuman dan terkadang bermain bersama anaknya.

Risa juga tidak bertanya pada Hanze alasan dia berhenti bekerja. Dia memilih untuk berpura – pura tidak tahu sampai akhirnya Hanze yang bercerita sendiri. Sungguh pria yang begitu mudah ditebak. Risa juga mulai bisa melupakan Yoki ketika bersama Hanze.

Perlahan namun pasti, perasaan diantara keduanya mulai bersemi kembali.


He always make me wonder,
How things gonna end up when I decided to be with him ?

He put a lot of love to me,
And all I needed is him.
Yes, I need him to be with me so my ex can’t interrupt me anymore.
Is that ego ?


(to be continue….)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights