Part Ten : First Salary

0

Dia tidak bercerita apapun dengan mamanya sepanjang hari itu.

Spread the love

Sudah beberapa hari berlalu sejak dia bekerja dipabrik itu. Dia melaporkan setiap kegiatan yang dilakukannya disana sepanjang hari. Dia mulai berani membuat tea hangat dikantor dan berjalan sendiri untuk makan siang kekantin. Terkadang dia mengelilingi area disana untuk belajar sendiri dan melihat proses pembuatan minyak. Tidak bisa dipungkiri dia merasa kesepian dikantor itu karena Hanze mulai jarang mengobrol dengannya.

Dia hanya sekedar bertanya pekerjaan administrasi ataupun memberikannya bon untuk segera diselesaikan dengan Kenny. Ya, dia juga membuat laporan kepada Kenny akan kegiatan yang dilakukan oleh Hanze disana. Pekerjaannya terasa seperti menjadi mata – mata. Meskipun mamanya sudah melarang dia untuk melaporkan Hanze, dia tetap melakukan hal tersebut. Sekali dayung dua pulau niatnya. Tentunya dia menghilangkan bagian main game Hanze dilaporan tersebut.

Siang itu dia membawa bekalnya sendiri dan makan disalah satu pojokan pabrik tempat dimana karyawan lain menghabiskan waktu istirahat mereka secara diam – diam. Dia menemukan tempat itu secara tidak sengaja 2 hari lalu ketika dia datang terlalu pagi dan berkeliling seorang diri. Disana sudah tersedia karton yang digunakan sebagai alas dan juga beberapa bantalan yang dibuat dengan mengunakan sisa plastik yang tidak terpakai dan tentunya masih dalam keadaan bersih. Dia tidak ingin kekantin juga karena disana dia hanya terlihat seperti orang yang menyedihkan, tidak ada yang ingin berbicara padanya kecuali Hanze yang terkadang berada disana.

Dia sampai ditempat rahasia itu dan menjalarkan karton kecil yang berada disamping bangunan tua dipojokkan pabrik itu. Tidak sulit baginya mengetahui setiap penyimpanan rahasia anak – anak itu karena dia memperhatikan hingga mereka bubar kemarin. Pohon – pohon rindang menutupi dirinya dari keramaian dan dia mulai menikmati bekal makan siangnya seorang diri disana. Ibunya memasakannya ayam cabe dan sayur kol pagi itu, dia makan dengan lahap sekali karena tidak sempat sarapan pagi itu.

Saat dia selesai makan, baru disadari bahwa dia lupa membawa air minum. Terlalu malas untuk bergerak tetapi terlalu haus untuk terus duduk disana tanpa air. Hanze muncul mendadak dari balik pohon itu dan membuatnya terkejut.

“Nih air mineral.”

Hanze memberikan sebotol air mineral yang dibeli dari kantin dan duduk disampingnya tanpa berkata apapun. Risa merasa sedikit malu dan jantungnya berdebar kencang, takut Hanze akan marah padanya karena berada disana. Dia sempat malu sebelum akhirnya meminum air pemberian Hanze itu dengan cepat.

“Tau tempat ini darimana ?”

Hanze melayangkan pertanyaan setelah Risa meminum air tersebut. Risa mulai gelisah akan jawaban yang ingin dia berikan karena takut karyawan lain akan terkena dampaknya.

“Harusnya kalau kamu tahu hal begini, kamu masukan kelaporan. Jangan hal yang bukan – bukan tentang aku ! Kamu berada disini lho, aku adalah atasan sah kamu, bukan Kenny !”

Risa terperangga, bibirnya tidak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Hanze sangat marah. Tidak lama kemudian dia pergi meninggalkan Risa.

Jantungnya tidak berhenti berdebar, mungkin ada sesuatu yang salah pada laporannya untuk Kenny. Dia juga sadar bahwa seharusnya dia memberitahu Hanze jika menemukan tempat ini, bukan malah memanfaatkannya untuk diri dia sendiri. Yang berada dikepalanya adalah bagaimana Hanze bisa menemukan tempat itu dan juga tentang apa yang telah dikatakan Kenny kepada Hanze perihal laporannya. Dia segera merapikan tempat itu dan kembali kekantornya.

Dia membuka kembali semua file laporannya pada Kenny. Dia tidak menulis sesuatu yang aneh. Bagaimana Hanze bisa tiba – tiba begitu marah. Perasaannya menjadi tidak enak. Hanze terdengar benar dan seharusnya dia mendengarkan saran mamanya sejak pertama dia bercerita tentang permintaan Kenny. Dia harus memperbaiki keadaan. Ini pasti menjadi salah satu penyebab Hanze tidak banyak berbicara dengannya lagi.

Sore itu dia membuat laporan yang sedikit lebih panjang dari biasanya. Dia memberitahu Hanze beberapa karyawan yang suka bermain dijam kerja ketika dia berkeliling, beberapa karyawan yang membuat laporan asal – asalan dan juga yang tidak mencapai target pembuatan minyak. Dia meletakkannya diatas meja Hanze dan segera pulang tanpa menunggunya kembali kekantor. Sore itu dia juga tidak memberikan laporan apapun pada Kenny.

Dia pulang dengan perasaan lelah dan masih dihantui rasa bersalah pada Hanze. Dia tidak bercerita apapun dengan mamanya sepanjang hari itu, begitu mereka pulang berjualan, Risa menghabiskan waktunya bermain bersama kedua anaknya dan membawa mereka jalan malam dengan motornya. Mola dibalut dengan kain dan Male duduk didepannya dengan bertemankan sebuah jaket hangat pemberian temannya ketika Male berusia 2th. Mereka menikmati sate yang berada tidak jauh dari kawasan rumahnya. Hatinya terkadang terasa sedih ketika melihat keluarga yang masih lengkap bersama ayahnya.

Yoki tidak pernah mengirimkannya uang sejak perceraian mereka. Dia hanya akan memberikannya ketika Risa menjumpainya. Risa tahu bahwa hal yang diinginkan Yoki tidak hanya bertemu anak, mereka hanyalah alasan Yoki untuk tetap berhubungan dengannya. Yoki terkadang masih sering mengajaknya tidur bersama meskipun sudah beristri. Risa akhinya memutuskan untuk tidak meminta uang pada Yoki dan juga tidak mempertemukan anaknya pada pria brengsek itu. Kehidupan barunya memang terasa sedikit sulit tetapi setidaknya dia bahagia dengan kecukupannya.

Setelah berduduk cukup lama sambil bermain sekedarnya bersama kedua anaknya, mereka kembali kerumah dan Risa mulai membacakan buku dogeng untuk kedua buah hatinya. Setelah mereka terlelap, Risa keluar dari kamarnya dan menyeduh kopi untuk dinikmati sendiri malam itu. Ibunya duduk disampingnya tanpa berkata apapun, menunggu Risa untuk memulai ceritanya.

“Mama gak tidur ?”

“Mama merasa tidak tenang sama kondisi kamu. Kamu tahu, kamu bisa bercerita apapun pada mama.”

“Tidak marah ?”

“Tidak anakku sayang.”

Risa menatap mamanya sembari menikmati kopinya malam itu. Dia lalu bercerita tentang pekerjaannya. Diawali dengan perkenalannya dengan Hanze hingga bagaimana Hanze memarahinya siang itu. Dia tahu bahwa dia tidak seharusnya bercerita kepada ibunya karena dia tidak mendengarkan nasehat ibunya. Pasti kini tidak hanya Hanze yang marah padanya, melainkan ibunya.

“Kamu harus minta maaf sama bos kamu, si Hanze !”

Dia terkejut. Ibunya tidak marah. Bagaimana cara dia minta maaf pada Hanze, sama saja dia mengakui bahwa dia memang benar melaporkan Hanze pada Kenny. Melihat wajah kebinggungan Risa, ibunya lalu memeluknya sebentar sebelum meninggalkannya disana. Setelah merasa lebih baikkan duduk bersama ibunya malam itu, dia memutuskan untuk meminta maaf pada Hanze ketika hari gajian besok. Jika Hanze tidak memaafkannya, berarti dia tidak cocok berada disana.

PIkirannya masih berkeras dengan penyangkalan. Dia tidak melaporkan suatu apapun yang buruk tentang Hanze pada Kenny ! Tetapi hatinya mengajak dia untuk berdamai dengan rasa egoisnya. Dia akan meminta maaf duluan.

(to be continue….)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights