Dia duduk gelisah sambil membalik – balikkan kertas yang berada ditangannya. Beberapa menit kemudian ponsel didekatnya kembali berbunyi. Dia terlihat binggung akan jawaban yang ingin dia berikan. Foto Risa berada didepannya, dengan status single parent, dia pasti sangat membutuhkan pekerjaan.
Umurnya tergolong muda, masih 23th dengan 2 orang anak, menikah terlalu muda, batinnya. Dia tidak ingin admin yang sudah berkeluarga, karena admin yang sudah memiliki anak pasti membuat mereka tidak bisa bekerja secara optimal. Tetapi jika dia menolak Risa, dia merasa kasihan pada kedua anaknya itu. Selain itu, melihat foto Risa membuat dia yakin bahwa wanita itu pasti akan bekerja sebaik mungkin.
Dia akhirnya menjawab panggilan masuk itu dan menyetujui bahwa Risa boleh datang ketempatnya besok. Setidaknya, dia tidak menolak serta merta lamaran Risa. Dia juga akan menilai wanita itu ketika sudah bertemu, rasanya lebih baik dan bijak walaupun dia belum tentu menerima Risa sebagai admin ditempatnya.
Dia pulang kerumah sore itu dan merebahkan badannya segera setelah sampai. Dia anak satu – satunya dan kini hanya tinggal bersama ibunya. Ayahnya adalah seorang pengusaha kaya yang meninggalkan ibunya sejak dia masih berusia 10th demi wanita lain. Meskipun kehidupan mereka masih dinafkahi oleh ayahnya, perjuangan ibunya membesarkan dirinya tidak pernah dia lupakan.
Bagaimana dia harus berhemat untuk membeli sesuatu, dan juga bagaimana dia bersusah payah menyelesaikan kuliahnya dan mulai bekerja hingga saat ini. Semakin dewasa, dia belajar semakin banyak dan hidupnya juga mulai semakin membaik.
“Hanz, sudah pulang ?”
Teriak ibunya dari dapur belakang. Dia beranjak dari kasurnya dan segera menghampiri ibunya. Dia melihat ibunya sedang membersihkan ayam dan segera membantu ibunya tanpa diminta. Dia membersihkan dapur ketika ibunya siap memasak ayam goreng kesukaannya lalu duduk dimeja untuk menikmati makanan itu bersama – sama.
Ibunya bukanlah wanita yang tangguh lagi, umurnya sudah hampir mencapai 65th.
“Bagaimana kerja hari ini ?” ibunya membuka pembicaraan sambil meniup pelan ayam yang masih berasap ketika dikopek.
“Baik kok ma, bagaimana hari mama ?” dia memasukan sepotong kulit ayam kecil kedalam mulutnya.
Mereka menghabiskan makanan mereka bersama sambil berbagi cerita. Dia memang tidak menghabiskan waktu yang banyak bersama ibunya, namun rasa sayangnya tidak pernah berkurang sedikitpun. Dia juga selalu menelepon ibunya ketika berada dipabrik sekedar bertanya kabar ibunya.
Setelah makan, ibunya kembali kekamarnya dan tertidur dengan cepat. Orang seusia ibunya memang akan lebih cepat capek dan menghabiskan sebagian hari mereka untuk tidur atau sekedar duduk dikursi goyang halaman depan sambil menikmati tea hangat.
Dia menyelesaikan beberapa sisa pekerjaannya didepan laptop malam itu sambil membalas beberapa pesan temannya, salah satu diantaranya adalah Kenny, manager yang sangat tidak dia sukai dan akan berkunjung ketempatnya besok sambil membawa admin barunya, Risa.
Matanya mulai terasa lelah dan dia segera mematikan laptopnya, dia berjalan kedapur dan membersihkan piring – piring yang berada disana lalu memeriksa isi kulkas, takut ibunya tidak memiliki bahan buat dimasak keesokan harinya. Dia juga mengangkat jemuran dihalaman belakang lalu menyimpannya dengan rapi kedalam lemari pakaian.
Dia sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah sejak kecil, ketika ibunya berjualan dan dia harus membantu ibunya. Begitu terus hingga dia menyelesaikan SMA, dia segera bekerja sambil menyelesaikan perkuliahannya. Kuliahnya selesai dengan cepat dan dia juga sudah mendapatkan pekerjaan yang semakin baik, saatnya bagi dia untuk mengantikan tugas ibunya.
Dia merupakan tulang punggung bagi ibunya. Jika dia pulang dengan cepat, maka kegiatan membersihkan rumah menjadi tugasnya.
Setelah semua selesai, dia memeriksa pintu depan, memastikan bahwa semua akses masuk kedalam rumah sudah terkunci dengan baik. Dia lalu melangkah pelan kekamar ibunya, membuka pintunya dan berjalan mendekati ibunya yang sudah terlelap. Dia menyelimuti ibunya dan mencium keningnya lalu mematikan lampu kamar itu.
Setelah semuanya beres, dia masuk kedalam kamarnya sendiri dan merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan rasa lelah yang luar biasa, dia tertidur dengan cepat.
Δ•Δ
Dia datang kepabrik lebih cepat pagi itu. Dia segera masuk kedalam kantor dan membersihkan beberapa debu yang sudah membandel dibeberapa sudut kantor. Dia terlalu lelah membersihkan file – file yang sudah dibiarkannya berada disana sejak dulu. Laptop dinyalakan dan segelas kopi hitam sudah dia seduh untuk menemaninya.
Dia lalu berjalan mengelilingi lapangan sambil menunggu kedatangan Kenny dan admin barunya, Risa. Tidak lama dia asik berkeliling, ponselnya berbunyi, Kenny memberitahu bahwa dia sudah berada didalam kantornya bersama Risa.
Perasaannya sedikit berdebar ketika langkahnya semakin mendekati kantor. Bisa dilihat beberapa anggotanya keluar dari sana sambil berbisik pelan. Dia lalu masuk kedalam kantor dan menyapa Kenny sambil berpura – pura tidak melihat Risa. Setelah berkenalan sekedarnya dengan Risa, mereka berjalan menjauh dari Risa untuk membahas beberapa ketentuan termaksud gaji yang diberikan Kenny padanya. Setelah selesai, Kenny segera pulang dan meninggalkan Risa bersamanya didalam kantor.
Dia binggung ingin membahas apa dengan Risa, semua pertanyaan yang sudah disiapkan rasanya hilang begitu saja. Dia menerima wanita itu tanpa bertanya suatu apapun. Dia sedikit berdeham, membuat Risa menoleh kearahnya dan tersenyum. Dia menunjukan Risa dimana tempat duduknya lalu kembali kedepan mejanya sendiri, menikmati kopi sambil melirik diam – diam Risa.
Jam sudah hampir berada diangka 12 siang ketika Risa datang, dia keluar kantor dan memesan 2 kotak nasi ayam tanpa bertanya pada Risa apakah wanita itu membawa bekal makan siang atau tidak karena dia yakin Risa tidak akan membawa apapun dihari pertamanya bekerja.
Setelah pesanannya sampai, dia menyodorkan sekotak nasi itu ddidepan Risa. Wanita itu jelas sedikit binggung lalu segera sadar bahwa saat ini adalah jam makan siang. Mereka tidak banyak berbicara setelahnya, dia menunjukan tempat gelas dan sendok lalu menghabiskan makanannya didalam kantor, diikuti oleh Risa. Mereka lebih mirip seperti kekasih yang sedang berkelahi dibandingkan atasan dan bawahan.
Setelah mereka selesai makan, dia memberitahu Risa bahwa tugas pertamanya adalah membersihkan file – file lama yang sudah bertumpuk diujung ruangan. Dia memberikan intruksi sederhana kepada Risa, menyuruhnya membuang semua dokumen yang sudah lewat diatas 1 tahun dan Risa tampaknya langsung memahami maksudnya. Wanita itu pergi kepojokan ruangan dan mulai memeriksa dokumen disana sementara dia mulai menyelesaikan pekerjaannya yang sudah tertunda.
Setelah Risa selesai membersihkan file – file lama yang sudah bertumpuk disana, dia memanggil beberapa orang untuk membakar file – file tidak berguna itu lalu memperbolehkan Risa pulang cepat sore itu, tidak lupa dia meminta nomor ponsel wanita itu. Lebih mudah baginya untuk mengirimkan pesan daripada berbicara langsung.
Setelah wanita itu berlalu dari hadapannya, dia mengambil buku kulit kebiruan dari dalam tasnya dan menulis sesuatu diatas kertas polos itu,
[Hariku akan mulai terasa menyenangkan. Namanya Risa dan berstatus single parent 2 anak yang kini menjadi admin baruku. Aku terlalu malu untuk berbicara banyak padanya, aku juga tidak sengaja membentaknya ketika dia bertanya tetapi aku tidak bermaksud begitu, membelikannya makan siang mungkin akan menembus kekesalannya padauk juga. Aku ingin bertanya banyak padanya tetapi aku takut menyinggung perasaannya, biarkan waktu yang akan bercerita padaku akan masalalunya. Kantor ini tidak akan sepi lagi. Wajahnya manis dan tubuhnya tinggi. Rambutnya sebahu dan aku tidak menyukai dandanannya itu. Lesung pipinya juga manis jika kulihat sesaat. Semoga dia betah bekerja disini menemaniku.]
Dia lalu menutup buku itu dan melanjutkan pekerjaannya. Tidak sabar menanti hari esok untuk kembali berjumpa dengannya.
(to be continue….)
(to be continue…)