Chapter Six : Who is (s) he ? [Part 05]

0

tersenyum, dan tangannya terjatuh. Nafasnya berhenti.

Spread the love

Aku duduk tersungkur, Josh berjalan terseok – seok dan bertumpu pada tongkatnya yang masih dibasahi oleh darah Rose, berusaha sekuat tenaga mencapai tempatku dan terjatuh. Dia tidak bergerak sama sekali. Tidak ! Tidak ! Josh tidak boleh mati. Aku kerahkan tenagaku dan merangkak mendekati Josh. kuletakkan kepalanya dipangkuan kakiku. Nafasnya sedikit – sedikit, matanya sulit untuk terbuka, namun dia bisa mengukir senyuman. Tangannya memegang pipiku, sadar bahwa aku meangis. Dia berusaha mengusap air mataku kembali, aku sadar betapa sayangnya dia padaku.

“Jangan tinggalin aku, Josh. Jangan untuk kedua kalinya !” aku berusaha terdengar kuat namun tidak berdaya karena airmata ini tidak mau berhenti.

Dia terus tersenyum, dan tangannya terjatuh. Nafasnya berhenti. Aku menjerit dengan keras. Kuguncang badannya sekuat tenaga namun dia tidak bergerak sama sekali.

“Mika !” Jean berada dipintu keluar balkon, dia berlari mendekatiku dan memelukku.

“Kamu baik – baik saja.” Jean tampak sangat cemas.

Dia memandangku berkali – kali dan memelukku. Dia melihat Josh yang terletak dipangkuanku dan berusaha menenangkanku. Aku menagis begitu kencang dalam pelukannya, dan dia hanya diam, mengelus kepalaku dan menungguku hingga tangisanku reda.

“Mika, aku tahu kamu sedih. Tapi kita harus segera keluar dari sini.” Jean berusaha menghiburku.

Aku melihat Jean, diusapnya dengan lembut airmataku. Dia membantuku berdiri dan membantuku berjalan. Aku sampai diruangan Rio berada. Bisa kulihat Rio bisa berdiri, dibantu oleh tongkat kecilnya, dengan terpincang dia berjalan menyambut kami.

“Rio…” aku melepaskan pegangan Jean dan memeluk Rio begitu melihatnya.

“Mika.. dimana Josh ?” hal pertama yang ditanyakan Rio kembali membuat hatiku pilu. Aku menunduk dan tidak menjawab pertanyaan Rio sama sekali.

Rio melihat kearah Jean dan lalu melihat kearahku. Wajahnya tampak terkejut. Josh sudah tidak ada. Aku bisa melihat Rio mengempakan tangannya dan dengan marahnya dia meninju salah satu lemari yang berada tidak jauh dari sana. Jean memegang tangan Rio dan berusaha menenangkannya. Setelah keadaan agak tenang, Jean akhirnya mulai menjelaskan situasi yang ada.

“Jadi, pintu keluar sudah dibuka. Aku menjumpai Josh pertama kali sebelum..” Jean tidak melanjutkan bagian Josh.

“Dan dia memberitahuku panel untuk membuka pintu keluar dari lantai ini. sebelum aku pergi, aku melihat Rio berada disudut sana, kurasa Josh berusaha membunuh Rio awalnya.” Jean menatap Rio dan hanya ada keheningan diantara mereka.

“Melihat kondisinya itu, aku memutuskan untuk turun kebawah, memberitahu semua orang bahwa obat yang dicampur dalam minuman itu hanyalah obat tidur, lalu mencari tongkat untuk Rio. Dan aku melihatmu, Mika. Kamu seperti bukan dirimu saat melewati aku, makanya aku tidak banyak bicara padamu.” Tutup Jean.

“Jadi mereka sudah keluar semua dari sini ?” aku bertanya pada Jean.

“Iya, dan aku sudah menghubungi polisi setelah mendapatkan ponsel dari salah satu pengawal Josh.” Lanjut Jean.

Bisa kulihat silaunya cahaya merah berada dibawah gedung ini. Polisi sudah memenuhi gedung ini.

“Salah satu tamu disini terjatuh dari ketinggian lantai ini, polisi sudah ada dibawah, dan jika kita masih berada dilantai ini, bisa jadi kita jadi tersangkanya.” Ucap Jean sambil melihat kearahku.

Aku mengerti maksud tatapannya, Jean berjalan ketengah dan membantu aku dan Rio. Kami salig berpegangan dan keluar dair ruangan ini. kuperhatikan tempat yang awalnya begitu bagus kini sudah berubah seperti panggung pembunuhan. Ada harapan didalam diriku bahwa ini hanyalah mimpi, dan juga aku tidak menjadi salah satu tersangka dalam kasus kematian Rose.

Josh, maafkan aku. Kupalingkan kepalaku dan kami berjalan keluar dari tempat ini.

(to be continue…)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights