Aku terhenti saat melihat Jean berada diujung tangga ini. gaun putihnya kotor dipenuhi oleh noda darah. Apakah dia akan membunuhku untuk bisa keluar dari sini ?
Tanganku bergetar, aku menggengam erat pisau yang dilumuri darah Adel. Jean memperhatikan pisau tersebut dan kembali melihatku. Dia tidak bersenjata sama sekali. Apa yang sedang dia lakukan ! kuperhatikan pintu yang terbuka diatas Jean, tempat dimana pancaran rekaman Josh diputar. Joshh pasti berada disana. Aku harus melewati Jean apapun yang terjadi.
Aku menaiki tangga dan Jean tidak bergerak dari tempatnya sama sekali. Dia hanya melihatku tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Mungkin lebih baik aku melewatinya saja dan berharap dia juga akan membiarkanku lewat, jikapun dia menyerangku, aku bahkan tidak tahu apa yang harus kulakukan. Pilihan yang aku punya hanyalah membunuh atau dibunuh.
Seluruh badanku begitu bergetar saat aku semakin dekat dengan Jean, aku bisa melihat noda darah digaunnya dan dia tidak bersenjatakan apapun. aku berjalan terus dan berhasil melewatinya, aku bisa mencium aroma parfum Josh yang pekat bercampur darah saat melewatinya. Ada perasaan cemas terhadap Josh, aku mempercepat langkahku dan berharap Josh baik – baik saja.
Ruangan ini gelap, hanya ada satu cahaya kecil dari pemutar film yang memutarkan rekaman permainan Josh. Aku meraba – raba sudut ruangan untuk menyalakan lampu dan betapa kagetnya aku saat kakiku menginjak sesuatu. Aku menurunkan pandanganku perlahan dan sesosok orang tergeletak disana. Darahnya masih segar. Kulawan rasa takutku dan membalikkan badan itu, ada perasaan lega saat kulihat sosok tersebut bukanlah Josh ataupun Rio. Aku kembali mencari saklar lampu dan, shit ! lampunya tidak menyala sama sekali.
“Ada orang disini ? Josh ! Rio !”
Aku berusaha melihat dalam kegelapan, ditemani sedikit cahaya dari luar ruangan, samar – samar aku bisa melihat ada sosok lainnya didalam ruangan ini. aku memberanikan diri untuk mendekatinya.
“Josh ! Rio !”
Sosok itu tidak menjawab, tapi aku bisa melihat dan merasakan bahwa dia masih bernafas. Aku berlari mendekatinya dan.
“Rio !” jeritku.
Ada banyak darah disekitar Rio dan sudah mulai mongering. Aku memegangi kepala Rio yang berdarah. Apa yang terjadi padanya. Siapa yang melakukan ini padanya !
Kupandangi Rio, dan perlahan dia membuka matanya. Wajahnya terlihat begitu pucat dan tangannya yang dingin menyentuh pipiku, masih berusaha menghapus airmataku. Dan berusaha tersenyum untukku.
“Rio, ayok kita pergi dari sini.” Aku berusaha terdengar tidak histeris dan hatiku luluh lantah melihat kondisinya.
“Mika…”
Dia berusaha berbicara dan jariku melekat dibibirnya, memohon agar dia tidak banyak berbicara terlebih dahulu dan menyimpan tenaganya. Dia bisa menjelaskan segalanya saat kami sudah keluar dari gedung ini hidup – hidup.
(to be continue….)
Youu really make itt sem soo easy with your presentation buut
I find this topic to be actually smething whikch
I think I wouyld nerver understand. It sewms tooo complicated and
verry road forr me. I’m looking forward for your next post,
I’ll try tto geet thhe hang of it!