Chapter Six : Who is (s) he ? [Part 02]

0

Semua tamu menghentikan kegiatan gila mereka dan mulai memperhatikan layar tersebut.

Spread the love

Aku melihat pria itu kembali, dari suaranya aku kenal bahwa dia adalah Evan. Aku membantunya membuka topeng yang dia gunakan. Tidak bisa. Topeng ini seolah terbuat dari bahan khusus sejenis kulit. Aku berusaha melepaskannya dengan pisau.

Evan menjerit kesakitan saat topengnya kusobek. Ada perasaan takut melukai wajahnya namun aku harus membukanya dengan paksaan. Aku merobek topeng itu dan ada cairan lengket keluar. Apa yang terjadi padanya !

“Evan, maafkan aku, tapi kita harus melepaskan topeng ini.” kataku penuh keperihan.

Aku merobek topeng itu dan sadar bahwa wajah Evan sudahlah berbeda. wajah ini disiram dengan air panas lalu ditutupi dengan topeng kulit ini. membuat semua lapisan wajahnya yang melepuh ikut terangkat saat topeng ini terbuka.

Aku menjerit dan melempar topeng yang kupegang. Evan terus menjerit kesakitan, dan sebelum aku sempat melepaskan ikatannya, tubuh Evan terangkat keatas. Tali ini ditarik oleh sejenis alat khusus dan dia tercekik. Dia meronta – ronta meminta pertolonganku namun aku tidak bisa menjangkaunya. Tubuhnya terus naik keatas dan..

(krek….)

Suara tulang patah terdexxngar. Evan tidak meronta seperti tadi. Badannya tidak bergerak sama sekali diatas sana. Mulutnya meneteskan cairan aneh. Apa yang sebenarnya terjadi ! aku berusaha mengumpulkan tenagaku dan bangkit. Aku akan mencari Josh karena pasti inilah maksud salam pembukanya untukku. Dia akan membunuh semua orang yang menyakitiku. Termasuk Rio !

Kulihat sosoknya yang tersenyum diatas balkon, tunggu aku Josh ! aku akan menyelesaikan semuanya denganmu hari ini !


Dia memperhatikan kerumunan tamu itu. Panggung itu hanyalah sebuah pembukaan dari acara sebenarnya bagi Mikasa. Sebentar lagi dia akan memulai permainannya. Dia akan memberitahu kepada semua tamu yang berada disini bahwa minuman yang mereka minum sedari tadi sudah dicampur dengan obat yang efeknya akan terasa 2 jam dari sekarang. Dan untuk mendapatkan penawarnya, mereka harus bisa menemukan kotak rahasia yang tersimpan diruangan tersebut.

Pelayannya dengan setia berdiri disana menunggu perintah berikutnya. Tangannya mengelus tongkat yang sedari tadi dia pegang, tidak sabar untuk menekan tombol kecil itu dan mengisi seluruh ruangan dengan asap yang sudah dia siapkan untuk memperseru permainannya. Dia memperhatikan Mikasa, setelah semua permainan ini selesai, dia akan pergi bersama Mikasa meninggalkan kota ini. Dia akan membawa Mikasa menikmati kehidupan baru bersama dia. Tidak ada yang bisa menghentikan ambisinya untuk bisa memperbaiki waktu yang telah hilang antara dia dan Mikasa.

Dia juga menyiapkan surat penting untuk Mikasa, surat yang berisi kebenaran akan masa lalu yang ingin dilupakan oleh Mikasa. Dia mempersiapkan segala hal untuk mencegah kemungkinan akan ada orang yang menghancurkan semua rencananya. Disimpannya kertas itu dibelakang foto dalam dompetnya, sebuah foto yang sudah mulai pudar antara dia dan Mikasa ketika masih kecil dulu.

Dia memberikan perintah kepada pelayannya untuk menyalakan pengumuman yang sudah dia persiapkan untuk para tamu undangannya. Semua layar diseluruh ruangan berubah kosong dan tidak lama wajahnya tampak jelas dilayar tersebut. kata sambutan dan peresmian permainannya akan segera dimulai.

Senyumnya menghilang ketika pelayannya terjatuh tidak berdaya dibelakangnya. Seseorang telah menemuikannya terlebih dahulu sebelum Mikasa. Dia mengengam erat tongkatnya. Tidak membalikkan badannya sama sekali dan terus memperhatikan wajahnya dari layar tersebut.

“Cepatlah, Mikasa.” Gumamnya dalam hati.


Aku terjatuh berkali – kali karena dorongan tamu – tamu yang panik. Ditambah mereka mengunakan gaun panjang, sebagian dari mereka bahkan sudah kehilangan wibawa dan pesona mereka. Dengan liar dan penuh ketakutan mereka merobek gaun mahal mereka dan berlarian kesegala penjuru ruangan untuk menemukan kotak tersembunyi.

Seluruh layar ruangan ini berubah menjadi putih, dan tidak lama wajah Josh tampil disana.

Semua tamu menghentikan kegiatan gila mereka dan mulai memperhatikan layar tersebut. Dengan senyum kejinya, Josh memberikan sambutan sekaligus meresmikan permainan yang dia buat. Aku memperhatikan setiap kata – kata Josh dengan baik kali ini karena permainan ini memiliki aturan penting.

Para tamu mulai menjerit saat mendengar bahwa kemungkinan mereka bisa keluar dari sini hidup – hidup sangatlah sedikit. Ruangan ini akan dipenuhi oleh gas sebentar lagi, dan ruangan ini hanya memiliki beberapa box berisi penawar untuk diri mereka. Dan dalam 2 jam kedepan, mereka semua akan mati.

Aku tidak meminum apapun yang disajikan disini sejak pertama kali datang. Artinya tidak akan berpengaruh padaku.

Layar itu mati dan suasana seketika menjadi kacau tidak terkendali. Mereka saling hantam dan jeritan – jeritan mulai terdengar. Dengan pisau yang ada ditanganku, aku berlari menaiki tangga menuju balkon utama dan akan meminta Josh menghentikan permainannya. Aku tidak tahu tujuan dia dan salah satu cara untuk mengetahuinya hanyalah dengan bertemu langsung dengannya.

(to be continue….)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights