Chapter Five : A Party

0

Ada perasaan sedih dalam diriku tapi sungguh mama melarang aku melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas,

Spread the love

Heels ini membuatku terlihat lebih tinggi. Ditemani dress hitam yang sudah dirombak kembali oleh mama. Aku tidak melepaskan pandanganku dari depan cermin sedari tadi. Aku mulai memoleskan bedak tipis diwajahku dan menambahkan beberapa goresan warna dialis, kelopak mata dan pipi. Aku berusaha membentuk sebuah senyuman dibibirku yang kaku. Kupoleskan sedikit lipstick merah tua dan kembali membentuk senyuman.

Kotak kecil pemberian Rio berada tidak jauh dari peralatan makeupku. Kukeluarkan kalung yang berada didalamnya dan kupasangkan dileherku. Sejenak aku merasa seperti bukan diriku dan terpaku ddepan kaca, sampai suara mama menyadarkanku.

“Rio ada didepan.” Mama berdiri didepan pintu dan sedikit terkejut melihatku.

“Kenapa ma ? apakah aku kelihatan aneh ?” tanyaku.

Mama melihatku agak lama. Kupandangi penampilanku berulang kali dicermin, apakah ada yang salah dengan penampilanku.

“Kamu cantik bangat Mika. Ditambah dengan kalung itu.”

Mama menunjuk kalung pemberian Rio. Aku tahu dia pasti bertanya datang darimana barang mewah ini. sebelum ada kesalahpahaman diantara kami lagi, aku tersenyum dan memberikan jawaban semaksimalku.

“Ini dikash Rio Ma, dia minta aku pakai ini buat keacara malam ini.” jelasku pada mama.

Aku meraih tas kecilku dan berjalan melewati mama. Tidak ingin Rio menunggu terlalu lama. Dari respon mama aku tahu bahwa tidak ada yang salah dengan penampilanku.

“Apa ! Rio memberikannya padamu ?!” mama seketika marah padaku.

Aku melihat mama yang kaget dan rona wajahnya berubah seketika. Dia marah karena Rio memberikanku barang mahal.

“Ini dia pinjamin kok Ma.” Terangku berusaha menenangkannya.

Aku berusaha menenangkan mama agar dia tidak berpikir hal aneh dan mendatangi Rio didepan dengan perkataan tidak enak nantinya.

“Bukan permasalahan pemberian ataupun pinjaman. Ini masalah kalung itu ! Mama tidak setuju kamu pergi bersama dia malam ini !” bentak mama.

Dia berjalan kedepanku dan menghalangiku untuk menjumpai Rio didepan. Kali ini aku kehabisan kesabaran menghadapi sikap mama yang berubah tidak jelas dan tanpa alasan.

“Kenapa Ma ? Kemarin mama begitu semangat aku pergi bersama dia. Sekarang mama tidak suka aku pergi bersama dia !” aku memberikan perlawanan.

Aku memberikan penegasan disuaraku dan tidak berani keras karena takut Rio mendengarkan percakapan kami.

“Pokoknya mama tidak suka kamu pergi sama dia ! dia tidak baik !” suara mama meninggi.

Tidak masuk akal ! bagaimana mama bisa dengan mudahnya berkata begitu padahal dia baru bertamu dan ngobrol dengan mama 1x saja. Dan jika alasannya adalah karena kalung ini… itu adalah alasan terburuk yang pernah aku dengar dari mama jika dia ingin melarangku melakukan sesuatu !

Dengan penuh amarah aku melewati mama dan keluar dari rumah. Kubanting pintu dengan kuat pertanda aku menentangnya dan sama sekali tidak menoleh kebelakang. Disana Rio sudah berdiri dengan jas hitamnya. Dipadukan dengan dasi kupu – kupu yang melingkar dilehernya dan celana hitam panjang serta sepatu kets hitam mengkilat, aku menyadari bahwa Rio adalah pria tertampan yang pernah aku jumpai.

Rio memandangiku tanpa berkedip sama sekali, seolah tersihir oleh penampilanku. Dan kami saling memandang sesaat sebelum akhirnya aku tersenyum kepada Rio, dan membuat acara saling pandang kami berakhir. Rio membukakan pintu mobilnya dan memperlakukan aku layaknya seorang ratu, dia lalu duduk dibangku pengemudi dan kami melaju menuju pesta dansa bersama. Aku menoleh sekilas kerumah dan melihat mama melihatku dari balik kaca.

Ada perasaan sedih dalam diriku tapi sungguh mama melarang aku melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas, dan aku tidak suka. Mama yang seharusnya selalu mendukungku, apalagi Rio adalah pacar pertamaku. Aku akan berbiicara dengan mama sehabis pesta hari ini dan menyakinkan mama bahwa Rio adalah pria yang baik bagiku.

(to be continue…)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights