Rasanya akhir – akhir ini tiada hari tanpa masalah. Meski bukan masalah besar, makin kesini rasanya makin ada saja kelakuan manusia yang bikin kesal bukan main. Salah satunya ditempat kerja.
Berbeda dengan masalah pekerjaan yang benar – benar berasal dari pekerjaan. Masalah ini malah muncul dari rekan kerja yang tidak profesional but.. They act like we are the one who act like a child.
Menyedihkan memang ketika punya rekan kerja dengan perbedaan usia lebih dari 10th tapi kelakuannya lebih bocah. Kalau cuma itu sih gpp, masalahnya adalah dia menganggap bahwa kita ini bocah dan dia adalah bagian dewasa.
Sebut saja yang berusia 40th lebih ini dengan SB. Sementara rekannya dengan inisial SD berusia hampir 30th.
Dari cerita dibawah, siapakah bocah sesungguhnya ?
Hari ulangtahun salah satu rekan kerja tentunya menjadi hari yang membahagiakan. Sebut saja yang bertambah usia ini dengan PD. Selain membawa gorengan, PD memberikan sebungkus permen yang lumayan disukai oleh orang but tidak semua orang karena rata – rata rekan kerja sudah berusia dewasa.
Dalam sebungkus permen, terdapat 50 lolipop. Kala itu, SD yang memang suka bercanda langsung mengambil 5 lolipop dari bungkus permen yang kebetulan berada dimeja SB. Saat diambil, si SB tidak berkomentar apapun. Jadi bagi SD, itu adalah hal biasa.
(Sebenarnya SD tidak berminat memakan semua permen yang dia ambil)
But, something happen. SB mulai terlihat jutek dan menyindir kelakuan SD. Dia memang tidak menunjukannya secara langsung namun dia merajuk. SD mengetahui hal ini karena salah satu teman SB yang mendengar cerita SB berkata bahwa SB itu pengen membagi permen dengan adil.
Herannya, ketika SD ambil, si SB tidak berkomentar. Sebenarnya kan si SB bisa bilang, ‘SD, ambil 1 dulu aku mau bagi adil’, sederhana bukan ?
Ini malah diam saja dan kesal tiba – tiba seperti orang kerasukan.
Plus, ketika SD ingin mengembalikan permen itu, dia berkata bahwa dia akan membuangnya and menyebut bahwa SD seperti bocah.
Perkelahian tidak terelakan. Meskipun hanya beradu mulut, ada rasa jijik yang keluar dari SD melihat tingkah laku SB. Bagaimana tidak, hal yang seharusnya bisa dikatakan malah tidak dikatakan. Langsung act like a kid and merajuk ketika SD mengambil 5 permennya ? LOL
Untungnya SD sedang sabar dan dalam mode kepala dingin, tidak menghadapi bocah dengan emosi.
Kalau tidak ?
Dewasa itu memang tidak ditentukan oleh usia. Dari kisah sederhana diatas, kita bisa belajar bahwa orang lebih suka menyalahkan orang lain sebagai bocah daripada berkaca untuk diri sendiri.
Sebagai orang yang waras, marilah kita berusaha memaklumi kelakuan dan tutur kata mereka karena sesungguhnya mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.