Pademic covid yang sudah berlangsung setahun lebih ini memberikan banyak pelajaran bagi kita semua secara gak langsung. Apapun profesi kita, apapun kegiatan kita dan sehebat apapun kemampuan kita, rasanya semua kalah sama covid. Ketika dia menyerang, meskipun kita tidak terpapar oleh virus tersebut, ada saja hal yang berhasil dimatikan oleh sang virus.
Salah satu hal yang berhasil dimatikan virus tersebut adalah nurani dan kehidupan sosial kita. Demi mencegah penularan virus, kita terpaksa tidak boleh beraktifitas diluar seperti sebelumnya. Kita tidak boleh berkumpul bersama teman dan kita diharuskan untuk terus menjalankan protokol 3M.
Jadi selain makan korban jiwa, virus ini sebenarnya juga membawa dampak lainnya pada diri kita sih.
Semua orang tahu dan sadar bahwa virus covid adalah musibah dan menjadi masalah bagi kita semua. Meskipun tidak jarang kita menemukan orang yang tidak percaya sama sang virus, tetap saja kita tidak boleh menyepelekan kehadiran covid. Mau dibilang itu cuma politik, dll. Tetap saja lingkungan sekitar kita sudah terdampak.
Ada hal lucu yang aku ingat ketika pada awalnya virus ini menyerang kota tercinta tempat aku bekerja. Panik sudah pasti dirasakan. Apalagi ketika penerapan PSBB mulai dijalankan. Beberapa orang bahkan aku juga dirumahkan. Tidak hanya berakhir dirumah saja, aku juga sadar bahwa orang – orang alias petinggi – petinggi perusahaan tempat aku bekerja perlahan mulai kehilangan hati nurani mereka.
Seiring dengan berjalannya waktu, covid tidak juga usai bahkan hingga hari ini. PPKM mulai dijalankan dan tampaknya kasus covid juga terus bertambah. Lucu sih ketika ditempat kerja aku, boss aku berpikir bahwa para kaum buruh (karyawan) bakalan jadi sarana pembawa virus. But in fact, justru mereka yang berada dilevel atas yang membawa virus.
You know what I mean ?
Ketika karyawan dituntut untuk menjadi sempurna dengan hasil negative pada test antigen. Ketika karyawan harus bekerja double karena temannya dikarantina. Ketika karyawan wajib mengirimkan foto setiap hari libur dan lain sebagainya. Ketika yang punya kuasa memperlakukan orang rendah seperti sampah dan pembawa virus.
Ketika itulah kuasa Tuhan bekerja.
Bukan tidak prihatin. Tapi ada rasa miris kalau mau diceritakan.
Yang kecil dilihat kecil dan hina. Dan yang besar lupa kalau mereka terlihat kecil oleh kami yang berada dibawah.
Begitu tersiksanya kaum dibawah, pada kenyataannya malah yang berada diatas diberikan cobaan oleh Tuhan.
What is that mean ?
Its like karma and God never sleep.
Belajar dari kasus ini. Jangan pernah melihat orang kecil dan langsung menilai mereka kecil. Karena saat Tuhan berkata YA atau TIDAK, semua bisa terjadi.
Tidak ada yang perlu dihebatkan didalam kehidupan karena semuanya bisa berubah dalam hitungan detik saat yang diatas sudah berkehendak.
Yang rendah tidak selamanya dibawah, dan yang tinggi tidak selamanya berada diatas.
STAY SAFE AS ALWAYS AND LETS FIGHT THE VIRUS TOGETHER !