Dani mengikuti Lisa sampai kepemakaman tadi pagi dan bersembunyi dibalik makam seseorang. Dia memperhatikan Lisa dari jauh. Lisa duduk disalah satu makam yang terlihat cukup kusam. Salju – salju mulai menutupi sebagian makam disana. Lisa membersihkan salju itu dan mengeluarkan jantung segar yang diambil tadi.

Lisa merobek jantung itu dan menampung darahnya disebuah cawan. Setelah jantung itu kering, dia meletakkan kedua jantung itu dengan rapi disisi kiri dan kanan makam itu. cawan itu diletakkan dipertengahan jantung dan agak tinggi. Membentuk lambang segitiga.

Lisa lalu memasukan tangannya kecawan itu. dia melukiskan lambang bintang didalam bulatan diatas makam itu dengan mengunakan darah yang didapat dari jantung Nana dan Mora. Setelah lingkaran itu selesai, dia menundukkan kepalanya. Dani bisa menebak bahwa Lisa sedang berdoa.

Setelah semua prosesnya selesai, Lisa bangkit berdiri dan menghadap tepat kearahnya. Dani bersembunyi sebaik mungkin. Dirinya dipenuhi dengan ketakutan yang luar biasa.

“Tidak perlu bersembunyi disana, Dani. Keluarlah dan lihat sendiri.”

Dani ketahuan. Dia mengenggam pisau kecil yang diambil dari RSJ itu dan menyembunyikannya dibelakang baju. Sementara bible dan pisau yang didapat dari tas Lisa disimpan dibaju depannya. Dia keluar sambil mengangkat tangannya. Dia ingin memberitahu Lisa bahwa dia tidak membawa senjata apapun.

“Lihatlah. Aku berhasil menyelesaikannya.” Lisa menunjukkan tulisan dimakam itu pada Dani.

Dani melihat nama di makam itu dengan penuh waspada.

“Leila Covey ?” suara Dani pelan, berusaha tidak terdengar ketakutan.

“Ya, aku akan menghidupkannya kembali. Terimakasih Dani. Kamu telah membawa bibleku dan pisau kecil itu.”

Lisa lalu meminta kedua barang itu dari Dani. Lisa tahu segala hal, tidak ada gunanya dia berdebat atau mengelak didepan Lisa. Jika dia ingin selamat, jalan satu – satunya adalah menuruti perkataan Lisa. Dani akhirnya mengeluarkan bible dan pisau kecil itu dari balik baju depannya. Setelah Lisa mendapatkannya, Dani berjalan kebelakang. Dia akan pergi dari sana dan melupakan semuanya. Setidaknya dia bisa menyelamatkan Neo.

“Kau boleh pergi, Dani. Itu adalah hadiahku untukmu.”

“Kenapa… kenapa polisi itu menangkap Neo dan tidak menemukan bible dan pisau ini didalam tasmu ?”

“Oh, kamu penasaran dan ingin menyelamatkan Neo ?”

Dani terdiam. Rasa penasarannya telah membuat Lisa curiga padanya. Dia gemetaran. Pisau dibelakangnya terjatuh. Lisa melihat pisau itu lalu tersenyum pada Dani.

“Well, kamu memang tidak pernah berpikir panjang, Dani.”

Dani mundur beberapa langkah lagi. Dibelakang Lisa, Dani dapat melihat bahwa tanah dimakan Leila mulai terbelah. Salju – salju itu jatuh kebawah dan sebuah tangan berusaha keluar dari tumpukan tanah itu. Dani semakin ketakutan.

“Aku telah memberikan mantra kepada polisi itu. Mereka terlalu lemah untuk melawan bisikan itu. Dan sekarang, sepertinya kau harus segera pergi. Dani, aku memberikanmu kesempatan hidup. Pergilah sekarang.”

Ketika Dani membalikkan badannya dan akan segera berlari. Sebuah bayangan besar mendekatinya dengan cepat. Bayangan itu mencengkram leher Dani dengan kuat dan mengangkat tubuhnya tinggi keatas.

“Oh Mom. Kamu sepertinya lapar.” Gumam Lisa.

Bayangan itu perlahan berubah menjadi sesuatu yang terlihat jelas dimata Dani. Rambutnya panjang dan kulitnya begitu putih. Seluruh matanya hitam dan bibirnya tersenyum lebar. Wanita itu begitu tinggi dengan jari – jari yang kurus panjang. Salah satu tangannya lalu melubangi dada Dani dan mengeluarkan jantungnya dengan cepat.

Dani, melihat jantungnya dimakan oleh wanita itu dan semuanya gelap. Sebuah suara tembakan lalu menembus kepala Dani dari kejauhan.

Dani terjatuh ketanah. Lena berlari mendekat sambil mengancuhkan pistolnya didepan Lisa. Sementara sosok Leila telah menghilang. Lisa mengangkat tangannya sambil tersenyum kecil.

“Dimana ! Dimana Leila ! seharusnya aku tahu bahwa kamu adalah pemuja setan itu !” Jerit Lena.

Lena memandang sekelilingnya dan hanya ada Lisa didepannya. Dani telah kehilangan nyawanya. Dia terlambat. Lena mengeluarkan ponselnya dan menelepon polisi setempat. Lena tidak sekalipun mengahlikan pandangannya dari Lisa. Wanita itu tampak begitu tenang.

Lena lalu memborgol tangan Lisa dan menghantam Lisa kedepan makam Leila dengan kasar. Wanita itu hanya tertawa. Lena lalu meletakkan pistolnya tepat didepan kepala Lisa dan memaksanya bicara.

“Dimana Leila !”

“Owh.. it hurt, detektif.”

Lena menarik pelatuk pistolnya, “Last chance, Lisa.”

Dari kejauhan, terangnya lampu mobil polisi mulai terlihat. Ketika polisi itu semakin dekat, Lisa tertawa semakin keras lalu memberitahu Lena sebuah rahasia.

“Kalau kamu ingin tahu dimana my mother. Dia ada dibelakangmu.”

Lena menoleh kebelakang. Leila tersenyum lebar. Leila mendorong Lena kedalam tanah kuburannya. Sebuah tembakan terlepas dari tangan Lena. Peluru itu menembus tubuh Leila begitu saja.

Dari dalam tanah, Lena bisa melihat polisi – polisi itu mulai berkumpul. Mereka membuka borgol Lisa. Mereka menarik Lena keluar dari tanah itu dan memborgol tangan Lena. Disana, Lisa menangis tersedu – sedu. Lena berusaha memberikan penjelasan namun polisi membawanya dengan kasar.

Ketika Lena akan masuk kedalam mobil polisi, Lisa tersenyum lebar padanya. Dan samar – samar, dia melihat sosok Leila berada disamping Lisa. Sosok itu merangkul Lisa dan dia dibawa pergi atas tuduhan praktek ajaran sesat sekaligus membunuh teman – teman Lisa. Noda darah ditangan Lena menjadi bukti yang kuat. Noda yang didapat ketika memborgol tangan Lisa. Lalu tembakan yang dikeluarkan sekaligus bagaimana polisi menemukan Lisa dalam keadaan terbogol menjadi bukti kuat untuk menjebloskan Lena kedalam penjara.

Dan bisikan itu datang ketelinganya. Bisikan suara Leila yang khas.

“I curse you, Lena. You will root on cell and my shadow will terror you everyday.”

“No !” Lena bergumam pelan.

Polisi didalam mobil itu melihat Lena dengan keheranan.

“I curse you….”

“No !!” Lena mulai menjerit.

Suara itu terdengar semakin dekat ditelinganya. Lena mulai berteriak histeris. Polisi didalam mobil itu saling pandang. Dan ketika Lena mulai menjerit histeris, mereka menyuntikkan obat penenang dileher Lena. Mereka memutuskan untuk membawa Lena ke RSJ dan menempatkan dirinya dicell yang sama dengan tempat dimana mayat Mora dan Nana ditemukan.

Lena menghabiskan sisa hidupnya didalam penjara itu dan menjadi gila. Sementara Lisa dan Leila akhirnya pergi meninggalkan desa itu ketempat yang tidak diketahui oleh siapapun.

(to be continue…)

0
Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights