Perasaan ini semakin kuat, ada perasaan aneh didalam diriku. Perlahan aku mendorong pintu belakang dan terbuka. Pasti ada mama dirumah ! kenapa dia tidak menjawab panggilanku ! kakiku sedikit gemetar namun kuberanikan diriku untuk masuk kedalam rumah.
“Ma…” suaraku pelan memanggil mama. Tidak ada jawaban.
“Ma….” Kunaikkan volume suaraku dan tetap tidak ada jawaban. Dapurku kosong. Tidak ada tanda mama sedang membuat kerupuk juga. Aku terus berjalan melewati kamar dan sampai diruang depan tapi tidak kutemukan mamaku didalam rumah.
“Ma…” suaraku kini mulai keras memanggilnya. Aku membuka pintu kamar tidur dan dia tidak ada disana !
Aku berjalan kekamar satu lagi dan dalam kegelapan aku melihat pintu lemari pakaian yang berada disana sedikit terbuka. Kutajamkan penglihatanku dan sebuah jari terjepit disana !
Pada umumnya sebagian orang akan segera lari dan berteriak sekuat tenaga meminta bantuan jika berada diposisiku, namun yang aku lakukan pada saat itu adalah berlari mendekati lemari tersebut dan membukanya !
“Mama !!” teriakku sekuat tenaga begitu lemari itu terbuka.
Kulihat mamaku dan segera kubantu mama keluar dari lemari tersebut. Wajahnya bengkak berbekas tonjokan kuat dan mulutnya berdarah. Kuambil kain terdekat dan berusaha menghilangkan bekas darah tersebut. Aku mulai menangis saat mama tidak banyak berbicara padaku. Kuangkat tangannya dan kulihat jarinya yang bengkak. Jari tersebut dijepit sekuat tenaga dengan lemari. Mata mama terlihat sayu dan tidak memiliki tenaga. Aku tidak bisa menghentikan airmataku. Tanganku kuat menggengam tangan mamaku.
“Mas..ih a.. ada ?” mama berbicara pelan.
“Apa ma…” kudekatkan telingaku agar dapat mendengar lebih jelas perkataan mama.
“Dia ma..sih ada ?” suaranya tetap pelan namun aku mengerti bahwa dia yang dimaksud adalah papa. Kugelengkan kepalaku pertanda dia tidak ada.
“Ma, aku panggil ai dulu ya.” Suaraku bergetar masih berusaha menahan tangisanku.
“Jangan.” Jawab mama. dia tidak melepaskan tanganku.
Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku hanya duduk membisu bersama mama diatas lantai untuk waktu yang lama.
“Karen..”
“Iya ma ??” jawabku cepat. Kupandangi matanya yang berkaca – kaca.
“Air.” Aku segera berlari kedapur dan mengambilkan segelas air hangat dengan gelas kesukaannya. Mama minum dengan cepat, aku bolak balik dapur 2x.
Dengan sabar aku duduk mendampingi mama. Aku mengambil beberapa kain dari lemariku dan kubasahi kain untuk kugunakan sebagai kompres. Setiap kali kain itu menyentuh wajah mama, aku bisa merasakan semakin besar rasa kebencian yang ada didalam diriku. Aku benci dengan kehidupanku, dan aku tidak akan memaafkan papaku sampai kapanpun. Aku juga tidak akan memperdulikan kehidupan Willy. Aku akan belajar mandiri !
Sejak kejadian tersebut, aku hampir tidak pernah berbicara lagi pada papaku selain untuk meminta uang. Aku tidak tahu apa yang ada dipikiran papaku, namun saat dia membelikanku ponsel, aku hanya mengunakannya selama beberapa minggu, lalu kujual dan uangnya kugunakan untuk membantu mama membayar utangnya. Dia sempat sangat marah padaku namun aku tidak memberikannya penjelasan apapun. Sejak saat itu juga dia tidak pernah lagi membelikanku ponsel.
Pertemananku dengan Anna semakin terasa akrab. 3 tahun kulalui masa SMPku tanpa berbicara hal penting dengan papaku. Aku akhirnya memutuskan untuk melanjutkan masa SMA ku disekolah yang sama karena Anna juga akan berada di SMA yang sama denganku.
Anna yang berbeda satu tahun usianya denganku, selain dia menjadi sahabatku, Anna juga sudah seperti kakak bagiku. Aku tidak pernah mengatakan hal tersebut padanya. Hal yang kulakukan adalah belajar berteman dengan ikhlas tanpa ada niat lagi untuk memanfaatkan.
Kehidupan SMP mengajarkanku bahwa untuk bertahan hidup, aku harus bisa memanipulasi berbagai hal yang ada disekitarku. Berbohong pada keluarga juga bukan pantangan bagiku, asalkan keinginanku tercapai. Aku terus berbohong, karena itu terasa begitu menyenangkan bagiku. Tidak ada yang terluka karena kejujuran, dan dari kebohongan, aku bisa mendapatkan berbagai hal. Aku sangat bahagia dengan kehidupan palsu yang aku ciptakan sendiri. Aku mengarang setiap detail kehidupanku dan aku hidup didalamnya. dan aku bahagia.
(to be continue…)