CHAPTER THIRTY EIGHT : SATAN FOLLOWER

0

Dia menatap kaca spion mobilnya dan melihat tumpukan tas dibagasi itu. Salah satu cara untuk mencari tahu adalah membongkar isi tas Lisa.

Spread the love

Mereka tiba di RSj siang hari. Setelah mengisi buku tamu seperti yang dilakukan Mora sebelumnya, perempuan tua itu menemani mereka menuju kamar Nana. Ketika Lisa masuk kedalam, Mora berbisik pelan pada Lisa.

“Aku akan mencoba menghubungi keluarga Neo dengan telepon umum disamping pintu masuk. Apakah kamu tidak masalah berdua saja dengan Nana ?”

“Tidak apa – apa. Cepat kembali ya kesini.”

“Ok..”

Mora keluar dari kamar itu. Mata Nana tampak berkaca – kaca ketika melihat Lisa. Sementara Lisa, begitu Mora berlalu dari ruangan itu, dia tersenyum. Senyumnya sungguh berbeda dari senyum sebagian orang lainnya. Senyum itu, terlihat seperti senyuman lebar Audrey ketika mobil Nana terjatuh kejurang.

Dengan nafas yang terasa begitu sesak, Dani berhasil mencapai perbatasan desa. Tidak ada polisi yang menjaga disana. Dia mencari mobil Leo yang sudah mulai memutih tertimbun oleh salju yang semakin tebal. Helaan nafas panjang Dani tidak membuat salju – salju itu pergi begitu saja.

Dia meletakkan semua tas yang dibawa dari penginapan dan mulai membersihkan salju – salju diatas mobil Leo. Dia membersihkan pintu yang tertimbun dan juga bagasi. Bagian yang lain bisa bersih sendiri ketika mobil berjalan nanti, pikirnya sederhana.

Setelah dia selesai membersihkan salju – salju itu dengan tangan kosong, Dia segera meraih kunci mobil yang berada dikantong jasnya dan memasukan semua tas yang dibawanya kedalam bagasi mobil. Dia lalu masuk kedalam mobil dan berusaha menyalakan mobil tersebut. Untungnya mobil Leo tergolong baru, hanya diperlukan usaha beberapa kali starter mobil tersebut sudah bisa kembali menyala.

Ketika dia sadar bahwa didalam mobil Leo terdapat charger, dia mengeluarkan ponsel Mora yang diambil diam – diam kemarin. Perasaan curiganya pada Mora dan Neo membuat dia melakukan hal terlarang dengan begitu mudah. Dia ingin mencaritahu ada hubungan apa diantara kedua orang tersebut.

Dengan santai Dani menyalakan penghangat didalam mobil dan menunggu hingga ponsel Mora menyala. Meski baterai ponsel itu baru terisi, kemunculan sebatang sinyal diatas layar ponsel itu memberikan Dani seribu alasan untuk merasa lebih baik dan aman. Mereka akan segera meninggalkan desa terkutuk ini !

Didalam kondisi segawat ini, Dani sangat bersyukur karena dia telah bertukar password ponsel dengan teman – temannya. Awalnya hal tersebut mereka lakukan agar mereka bisa saling mengunakan ponsel yang lain jika keadaan diluar kendali (mengingat kebiasaan mereka untuk minum hingga hangover). Namun untuk masalah ini, Dani tidak akan memberitahu Mora bahwa dia membuka ponsel Mora untuk mengechek hubungan rahasianya dengan Neo (jika ada).

Keberuntungan lainnya, Mora adalah satu – satunya teman yang mengunakan jaringan telepon yang berbeda. Mereka suka menghina selera Mora. Siapa sangka didesa terpencil seperti ini, justru ponsel Moralah satu – satunya yang mendapatkan jaringan. Ketika dia meraih ponsel itu, bunyi lain menyusul. Dia menjerit sendiri.

“No… !! Ahh shit !” matanya melirik ponsel dirinya yang perlahan mati karena kehabisan daya.

Dia melirik lagi ponsel Mora dengan seksama. Selain signal sebatang, disana juga terdapat beberapa tanda panggilan tidak terjawab disertai dengan beberapa voice note. Setelah berpikir beberapa saat, dia membuka pesan voice note itu. Mora tidak akan marah padanya, dia terus menyakinkan dirinya sendiri.

Voice pertama berisi pesan dari mamanya, Dani segera menutup pesan tersebut. Pesan kedua berasal dari kakaknya, meminta agar dia menjawab telepon dari ibunya. Dari voice note itu Dani tahu bahwa Mora memiliki masalah dengan keluarganya.

Voice note ketiga membuat dia terdiam kaku ditempat duduknya. Tubuhnya bergetar meskipun pemanas mobil bekerja dengan baik. Dia menelan ludahnya berkali – kali dan memutuskan untuk menekan ulang isi voice note ketiga tersebut.

(Mora ! Jauhi Lisa ! Dia pelakunya ! Aku yakin dia melakukan pemujaan iblis untuk membangkitkan kembali ibunya, Leila Covey ! Aku dalam perjalananku kesana ! Berhati – hatilah. Menjauhlah segera setelah kamu menerima pesan ini !)

Dengan tangan gemetar dan perasaan yang bercampur aduk, dia mulai menelepon nomor tersebut. Beberapa deringan dan suara diseberang sana mengangkat teleponnya dengan suara panik.

“Mora ! Apakah kamu sudah membaca pesanku ! Dimana kalian !”

“Siapa ini ? Aku Dani… Mora sedang bersama Lisa bertemu Nana di RSJ.”

“APA !! Oh Shit ! Aku akan segera sampai. Dani, jangan melakukan  hal bodoh ! Dimana kamu ? kenapa bisa meneleponku !”

“Aku.. ada dimobil Leo.. kami berencana kembali kekota hari ini. Mora bilang bahwa Nana ingin bertemu Lisa jadi mereka kesana untuk mengucapkan salam perpisahan. Apa yang sebenarnya terjadi ?!” Dani mulai terisak, panik.

“Lisa ! Lisa adalah pengikut setan ! Selamatkan Mora !”

“Apa maksudmu ?? aku tidak paham !” Dani mulai menjerit.

“Hallo…Hallo !” suara Lena mulai terdengar menghilang.

“Hallo, please.,,,” Dani melirik signal yang mulai hilang.

Telepon itu terputus. Dani yang kesal dan ketakutan melempar ponsel itu keujung mobil Leo dan menangis terisak disana. Lisa adalah pengikut setan ? Bagaimana mungkin ! Dia menatap kaca spion mobilnya dan melihat tumpukan tas dibagasi itu. Salah satu cara untuk mencari tahu adalah membongkar isi tas Lisa.

Dia keluar dari mobil itu dan membuka bagasi itu. Dia menarik tas Lisa dan membukanya. Dia mengeluarkan semua baju disana dan sesuatu yang berat terjatuh kebawah. Sebuah kitab hitam, Satan Bible. Dengan gemetar dia mengambil kitab itu dan membukanya. Dia menutup bibirnya seolah tidak percaya akan apa yang dilihatnya. Disana tertulis dengan jelas nama – nama orang yang sudah meninggal.

“Cowel… Leo.. Weisu… Nana… Mo…”

Dia tersadar bahwa tidak ada namanya didalam buku itu. Dia bukan targetnya ! Nana dan Mora. Mereka berada dalam masalah ! Dia memasukan kembali kitab itu dan matanya terahli oleh perak yang berkilau dibalik jaket hitam Lisa. Dia mengeluarkan pisau itu. Bekas darah masih meninggalkan bekasnya disana. Jika dia memberikan ini pada polisi, Neo akan dibebaskan.

Dia mengambil pisau itu dan menutup bagasi mobilnya. Tanpa berpikir panjang, dia menjalankan mobil itu dengan kecepatan penuh dan terhenti didepan perbatasan kota. 2 orang polisi yang kembali berjaga disana menghentikannya. Dia tidak ada waktu. Mora dalam bahaya. Dia membuka pintu mobilnya dan sebelum polisi – polisi itu menahannya, dia berlari dengan sangat cepat melewati 2 polisi itu dari sisi yang berbeda. Dia berlari secepat yang dia bisa ke RSJ itu untuk menyelamatkan Mora sebelum terlambat.

(to be continue…)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights