Adult ?
Dewasa ?
Sering bangat kita dengar kata, ‘dewasalah’, or ‘bijaklah’ or ‘ingat umurlah’ gitu yah kalau ngadapin orang dengan sikap seperti bocah.
Umur itu bukan jaminan kedewasaan menurutku.
Yang bikin dewasa itu sebenarnya lebih pada pengalaman dan juga pikiran.
Jadi, mau umur berapapun kita kalau pengalaman serta pikiran kita masih negative or baperan (bawa perasaan), kita gak bakalan bisa dewasa ketika menghadapi apapun masalah didepan kita.
Aku punya seorang rekan kerja yang umurnya hampir 1/2x lebih tua dari umurku.
Jadi ibaratnya kalau aku 30, dia udah 40 gitu.
Pasti terbayang dong orang dengan umur diatas 40 itu gimana bijaknya ?
Well, this one have a little pain in the ass because all you know is totally different !
Secara kasat mata and bagi orang yang tidak tahu apapun pasti bakalan mikir kalau aku adalah orang yang jahat dan suka menyakiti perasaan orang lain.
Sebenarnya sih aku gak suka nyakitin orang, tapi karena kelakuan orang yang gak ada dua’nya, aku terpaksa harus menarik diri alias be silent aja.
Gimana yah rasanya kalau punya rekan kerja itu begini :
1. Gak bisa dikasih tahu karena dia merasa senior baik dari umur dan juga pengalaman kerja.
2. Merasa didalam 1 team itu cuma dia yang kerja dan yang lain numpang makan gaji buta
3. Punya sifat iri yang mendalam dan gak pernah diucapkan.
4. Merasa selalu benar dan gak pernah salah.
5. Super baper, jadi apapun bahan cerita itu dia bakalan merasa duluan.
6. Nge-block kita dari media sosial dia tapi suka stalking status kita dari nomor orang lain.
7. Selalu merasa diomongin kalau misalnya pas dia masuk kantor, tiba – tiba hening gitu.
8. Merasa orang lain egois yang aslinya dia itu punya sifat egois yang luar biasa dan sudah teruji oleh orang lain.
Sebenarnya kalau mau diuraikan semua disini, mungkin article ini bakalan jadi panjang or lebih dari 1 part dhe.
Well, intinya sih dia manusia yang paling susah diajak kompromi dan semua orang salah aja gitu didepan dia.
I have 1 funny case special today.
Berhubung dengan covid yang belum hilang, semua karyawan diwajibkan mengirimkan foto untuk memberitahu keberadaan kepada atasan.
I am a lazy person to sending some picture sih jadi rekan aku ini selalu ngeshare foto.
One day in office, dia cerita sama karyawan ini kalau selama ini aku gak pernah care buat re-send her picture to the group. Padahal secara alurnya, anak ini adalah anak buahku.
So, today I am in a good mood and I sending my employee picture to the group.
Do you guys know what happen next ?
Something happen in their group !
Gini isinya :
X : “Hello B, besok kirim foto ke A aja yah.”
(in this case, call me A)
B : “I send it buat ibu X and A”
X : “Oh, no need to sending it to me anymore. I saw A sending it to group start for this afternoon.”
LOL bangat gak sih seorang atasan chat bawahan begitu ?
Pas kita gak kirim, si boss X merasa kita gak bertanggung jawab and ga care.
Pas dikirim betul, malah bahasanya seperti bocah gitu ke anak buah ?
Dimana sih dewasanya and gimana sih orang bakalan respect sama atasan seperti itu ? Hmm..
Anyways, it just 1 case that I share because I think that was funny and I dont want to forget this funny story. I love to write it down so I can re-open it and laugh on it as well.
Ahh…
Terkadang kesabaran kita diuji dari hal sederhana and dari hal tersebut juga kita bisa menemukan sisi manusia yang tidak kita ketahui.
It’s funny and sad.
Melihat orang yang nota bene’nya harus lebih dewasa malah seperti bocah.
How I can keep relations in work any longer if I must working with person like that ?
Let’s hope it will passed soon and I am not longer see her face for my mental health !