Chapter Three : Family [Part 12]

0

Aku masih berada dikondisi setengah terbangun atau mungkin ada yang salah dengan pendengaranku. Dan tangan mama terasa begitu dingin disampingku.

Spread the love

Aku berdiri disebuah bangunan megah dan melihat sebuah mobil mewah terparkir didepan bangunan tersebut. Dengan dress hitam dan heels yang kukenakan, kali ini aku berjalan pelan mendekati mobil tersebut, tidak ada perasaan ragu maupun takut didalam diriku. Kuketuk kaca mobil tersebut dan mengintip kedalamnya. Tidak ada orang yang berada didalam mobil tersebut. kulihat bangunan megah didepanku, aku memutuskan untuk masuk kedalam. Bangunan itu didominasi dengan dekorasi unggu bercampur silver.

Dua orang wanita yang duduk tidak jauh dari pintu masuk memintaku mengisi buku tamu terlebih dahulu. Kuperhatikan kedua wanita yang tersenyum padaku, wajah mereka putih seperti boneka. Kulihat buku tebal yang ada didepanku, ada beberapa nama sudah terisi disana, dan tidak ada satupun yang kukenali. Aku menulis nama pendekku, ‘Mika’ dan berjalan menaiki tangga yang berada didekat sana. Aku terus naik seolah aku sudah tahu tujuanku, dan perjalananku berakhir saat aku berada disebuah ruangan besar.

Ruangan besar ini didesain seperti tempat dansa. dikelilingi oleh kaca yang bisa membuatku langsung menikmati pemandangan perkotaan yang berada dibawahnya, tempat ini sungguh menawan bagiku. Kubaca papan yang terletak tidak jauh dari salah satu pintu megah disebelah kanan ruangan ini, dimana terdapat penjelasan bahwa aku sedang berada disebuah pesta dansa. aku mulai merasakan keraguan dalam diriku saat aku melihat beberapa wanita yang berada didalam ruangan ini. Dari pakaian mereka, bisa kunilai bahwa mereka adalah orang kaya. Aku mulai membandingkan penampilan mereka dengan diriku, aku lebih cocok menjadi badut atau hiburan dalam acara ini.

Diliputi dengan perasaan cemas, kupandangi sekelilingku yang secara perlahan mulai dipadati orang. Ruangan ini terdapat banyak makanan dan minuman dibeberapa sudut. Dan ada begitu banyak pramusaji yang mulai berjalan mengelilingi ruangan sambil menawarkan minuman kepada para tamu yang ada. Lampu mulai diredupkan, pertanda acara akan segera dimulai.

Kulihat semua orang sibuk mencari teman mereka ditengah keramaian yang ada, saling tertawa satu sama lain dengan gelas kaca ditangan mereka dan sambil mencicipi hidangan yang ada. Semua wajah ditempat ini bersemi penuh kebahagiaan. Aku juga menemukan wajah – wajah orang yang selalu menghina dan mempermalukanku. Tidak tahu datang darimana prasangka begitu, tapi wajah – wajah itu begitu familiar bagiku.

Aku tidak akan mendekati wajah – wajah itu. batinku dalam hati dan mulai berjalan kearah yang berbeda dari mereka. Melihat sebagian tamu yang berada disini secara tidak langsung juga membuatku malu akan penampilanku saat ini.

Aku mengenakan sebuah dress hitam dengan makeup bernuansa gelap serta dipadukan dengan sepatu heels yang tidak terlalu tinggi. Aku memilih menghilang dari keramaian yang penuh warna warni ini dan mencari pojok ruangan yang akan membuatku merasa lebih nyaman. Lampu – lampu perkotaan mulai menyala dan memberikan keindahannya tersendiri dari ketinggian gedung ini.

Kupejamkan mataku untuk dapat menikmati keindahan yang disajikan dari atas sini. Sebuah perasaan nyaman menyerbu hatiku. Semua kebisingan yang ada disekitarku terasa hening, ada perasaan bahagia yang muncul setiap kali aku menarik nafasku dan menghembuskannya. Suhu dingin yang berada diruangan ini terasa seperti tiupan angin yang lembut ditubuhku, aku lupa dimana diriku seketika, seolah melayang dan terasa begitu bebas. Sungguh suatu kenikmatan yang tidak pernah aku rasakan, aku benar – benar menikmati diriku untuk pertama kalinya, dan sebuah tangan dingin menyentuh pundakku dari belakang.


“Mika…” seseorang memangil namaku.

Kubuka mataku yang terasa berat dan kutatapi mama yang berada disampingku. Tangannya yang dingin memegangi bahuku dan tampak jelas usahanya membangunkanku membuahkan hasil. Aku mengosok mataku berkali – kali dan tanganku berusaha meraih jam kecil yang ada diatas tempat tidurku, masih jam 6. Kuletakkan jam tersebut dan menatap mama dengan perasaan kesal.

“Ma.. ini baru jam 6 dan aku tidak bekerja sepagi ini.” aku menarik selimutku dan berusaha kembali ke mimpi tadi.

“Kamu tidurnya kelihatan gelisah daritadi, makanya mama cemas dan membangunkanmu Mika.” Jelas mama.

Gelisah ? Aku malah merasakan sebuah kenyamanan yang luar biasa didalam mimpiku barusan.

“Masa iya ma…” tanyaku pelan.

Aku masih berada dikondisi setengah terbangun atau mungkin ada yang salah dengan pendengaranku. Dan tangan mama terasa begitu dingin disampingku. Kupegangi dahiku dan terasa panas. Apakah aku demam ? TIDAK ! Aku harus menjalankan berbagai interview dan mendapatkan pekerjaan sesegera mungkin, tidak akan kubiarkan diriku sakit. Aku melepaskan tangan mama dari bahuku dan berusaha bangun dari tempat tidur. Mama hanya melihat tanpa banyak berbicara.

Bangun, mandi dan pergi mencari pekerjaan adalah list yang harus aku kerjakan hari ini. tidak akan kubiarkan demam menghancurkan planningku.

Badanku terasa begitu berat untuk kugerakan. Aku berjalan perlahan menuju kamar mandi dan berharap mandi air dingin bisa membuatku kembali bersemangat. Kunyalakan air dan kubiarkan bak terisi penuh hingga meluap,. Aku akan berendam pagi ini.

Kucari hpku dan mencek beberapa pesan masuk, salah satunya pesan dari Rio. Kubuka pesannya dengan perasaan gembira, dia membalas agak malam dan bertanya padaku apakah aku berminat untuk bekerja dicafe happy tempat dia berada. Kembali aku terbayang berada disatu tempat seharian bersama dia disana, ada perasaan senang dan mungkin ini adalah langkah pertama agar aku bisa lebih mengenal dirinya. Tidak kubalas pesan tersebut karena bak sudah penuh, aku menghabiskan waktu yang lama untuk berendam dan memikirkan banyak hal.

(to be continue….)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights