[Ch. 06] Is That Good or Bad (?) PART III

0

Uang yang kudapat selalu kugunakan untuk kebutuhanku sehari – hari.

Spread the love

Aku mulai menyadari bahwa dengan memiliki uang akan membuatku memiliki teman dengan mudah. Aku akhirnya mulai menikmati masa SD ku dan semua hal disekelilingku mulai terasa berubah. Aku belajar disekolah keagamaan sehingga setiap hari rabu aku harus mengikuti kebaktian bersama. Aku mulai bersembunyi saat semua anak berbaris memasuki aula.

Setelah semua kelas sudah kosong, aku mulai memasuki kelas lainnya dan mencuri. Pertama kali didalam hidupku aku mulai belajar mencuri. Kubuka tas murid – murid didalam suatu kelas tanpa rasa bersalah. Saat aku menemukan uang didalamnya, aku selalu mengambilnya. Aku mulai melakukannya setiap 2 minggu sekali tanpa ketahuan dan tanpa rasa bersalah. Uang yang kudapat selalu kugunakan untuk kebutuhanku sehari – hari. Makan, membeli mainan dan aku mulai belajar mengunakan transportasi umum untuk memasuki mall yang ada tanpa takut diculik ataupun tersesat. Karena pada dasarnya keluargaku tidak peduli.

Aku mulai bertumbuh sebagai anak yang tidak tahu mana hal yang baik ataupun tidak. Jika mencuri adalah hal yang salah, aku belajar bahwa mencuri boleh dilakukan selagi tidak ketahuan. Jika berbohong itu awalnya adalah kesalahan, aku mulai belajar bahwa berbohong itu dapat membantu orang lain terlepas dari masalah. Aku mulai belajar bahwa sekuat apapun aku berusaha, selalu akan kalah dengan mereka yang tidak memerlukan usaha.

Aku mulai belajar bahwa setiap kali aku berusaha menjadi anak yang penuh kejujuran, yang aku terima adalah penolakan. Saat aku berusaha tampil apa adanya, maka tidak ada seorangpun yang ingin bersamaku, lalu saat aku berubah menjadi orang yang tampil ada apanya, maka tanpa kuminta, semua orang akan mulai menyukaiku.

Perubahan sikapku tidak mengundang tanda tanya pada papa dan mamaku. Willy juga sibuk dengan dunianya. Bahkan game kesukaannya, saat aku ingin memainkannya, dia tidak pernah meminjamkannya padaku, bahkan merahasiakannya dariku. Padahal aku adalah adiknya. Memiliki orangtua lengkap dan seorang kakak tidak membuatku menjadi anak bungsu cewek yang berbahagia, melainkan aku menjadi pribadi yang pendiam, kesepian juga penuh kekecewaan.

Aku tidak memiliki sosok papa sesungguhnya untuk menuntun jalan hidupku. Aku juga tidak memiliki sosok seorang mama yang mengajarkanku benar atau salah, dan aku tidak memiliki sosok seorang kakak yang akan menjadi panutanku. Aku hanya sendirian. Rumahku adalah tempatku untuk mandi dan tidur. Dan hebatnya lagi, perubahan prilaku dan kepribadianku membuatku mendapatkan ranking dan nilai yang lebih baik dikelas. Sepanjang kelas 5 dan 6 aku mulai mendapatkan posisi peringkat 10 besar. Sungguh membanggakan bagiku.

Papaku sempat kaget akan perolehan peringkatku. Saat aku berada dikelas 5 SD dan pertama kali mendapatkan ranking 10 besar, dia tidak memujiku karena beranggapan bahwa kelasku hanya berisi anak – anak yang tidak lebih baik daripada kelas sebelumnya. Namun aku berhasil membuat dia tidak bisa berkomentar saat aku mendapatkan peringkat 10 besar 3 semester berturut – turut dikelas 6 dan lulus SD dengan cemerlang.

(to be continue…)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights