Lena mematikan komputernya dan menghabiskan sisa kopi didalam gelas. Dengan nafas berat dia beranjak dari café itu dan melanjutkan perjalan kerumah Mr Brown. Dia sudah merancang penjelasan terbaik untuk disampaikan pada kedua orangtua Mario. Lena tidak menemukan titik terang dari misteri pembunuhan kejam Mario. jika Mr Brown tidak mempercayainya lagi, dia akan mundur dari kasus itu.
Lena selalu menyesali tindakannya saat itu. Jika dia tidak meninggalkan Cowel sendiri dirumah itu, jika dia tidak menginap ditempat lain. Cowel pasti masih hidup. Dia yakin bahwa Cowel tidak membunuh dirinya. Itu adalah settingan. Bagaimana Leo bisa berada ditempat yang sama juga belum bisa dia pecahkan. Dan serpihan daging itu telah dikirimkan ke kota untuk diteliti lebih jauh dengan peralatan yang lebih canggih.
Dia memarkirkan mobilnya dihalaman depan rumah itu. Disamping taman ada tempat bermain volley dan juga sebuah patung antic berbentuk kuda dipertengahan. Suara air mancur didekat kuda tersebut memberikan rasa sejuk dan perasaan tenang ketika dia melewatinya.
Dia duduk disebuah sofa panjang diruang tamu sambil menunggu Mr dan Mrs Brown. Tidak dibutuhkan waktu lama seorang pria tua turun dari lantai 2 ditemani istrinya. Pria itu mengunakan tongkat sebagai penahan berat badannya. Jalannya sedikit pincang. Lena segera berdiri ketika mereka sampai diruang tamu.
“Selamat sore Mr dan Mrs Brown.” sapa Lena sopan.
Tanpa banyak bicara, mereka mempersilakan Lena duduk kembali. Lena membuka file yang dibawanya dan memulai penjelasannya dengan tenang. Sesekali dia mencuri pandang pada mereka berdua. Tidak ada expresi sama sekali.
Ketika Lena sampai pada hasil penemuannya, Mr Brown menghentakkan tongkatnya dengan keras. Dia bangkit dari kursinya dengan wajah yang dipenuhi kemurkaan.
“Tidak berguna ! pergi dari sini ! Aku tidak butuh detektif seperti ini ! aku tidak ingin melihat wajahmu lagi !” teriaknya.
“Tapi tuan Brown.. kami masih..”
“Tidak perlu ! Tidak berguna ! Marioku telah tiada !”
Mr brown langsung berjalan pergi meninggalkan Lena sementara Mrs Brown duduk diam ditempatnya. Lena membereskan berkas filenya dengan cepat namun gerakannya terhenti ketika Mrs Brown membuka suara.
“Lena, kalau boleh tahu kamu kedesa Aleska dengan siapa ?”
Lena menatapnya dengan penuh keheranan. Awalnya dia ragu untuk menjawab namun akhirnya dia menjawab pertanyaan itu.
“Cowel. Dulu dia tinggal didesa itu. Aku menginap dirumahnya dihari pertama. Dan beberapa hari setelahnya, aku mendapatkan laporan, lalu…”
Lena menghentikan ceritanya. Matanya berair. Mrs Brown menunggu dengan sabar.
“Lalu, aku menemukannya meninggal. Sama seperti Max. dia mengantung dirinya sendiri. Aku yakin pelakunya adalah orang yang sama, tetapi aku tidak menemukan titik terang sama sekali. Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya nanti pada Lisa !”
Mrs Brown tampak kebinggungan ketika Lena menyebutkan nama Lisa didepannya.
“Lisa ? Dia masih hidup ?”
Lena tertegun. Dia menghapus airmatanya dan menatap kembali Mrs Brown dengan kebinggungan yang sama.
“Tentu saja ! Aku tidak tahu harus menjelaskan bagaimana padanya. Dia melihat langsung kekasihnya Leo dan ayah angkatnya, Cowel meninggal disana secara tragis.”
“Cowel ? Ayah angkat Lisa ?”
Mrs Brown semakin kebinggungan. Lena yang merasakan sesuatu yang aneh bertanya kepada Mrs Brown.
“Apa yang ingin anda sampaikan Mrs Brown ?”
“Benar kata suamiku, kamu adalah detektif yang tidak berguna ! Kamu bahkan tidak tahu berita kebakaran hebat keluarga Covey beberapa tahun lalu ?! Lisa adalah anak Jonny Covey yang dikabarkan menghilang ! Cowel, adalah korban seperti kami. Anaknya hanya Andrew. Dia merupakan teman baik Mario ! Bagaimana seorang anak yang dikabarkan menghilang bisa menjadi anak angkat ayah korban ! Pergi dari sini ! Kamu sungguh tidak berguna !”
Mrs Brown begitu marah. Seluruh tubuh Lena lemas seketika. Dia keluar dari rumah itu dengan pikiran yang mulai berusaha menghubungkan segala sesuatu. Dia menyalakan komputernya dan mencari berita kebakaran Aleska. Berita itu terlambat diberitakan karena hampir tidak ada wartawan yang peduli untuk mengunjungi desa itu, terutama dimusim dingin.
Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Tangannya gemetaran. Dia sampai dirumahnya dan melakukan pencarian lebih lanjut. Lisa Covey, 15th lalu menjadi saksi hidup tenggelamnya Audrey Will dari balik kaca café uncle Jon. Dia juga dinyatakan hilang 5th lalu setelah kematian ayahnya, Jonny Covey dalam kebakaran hebat rumah itu.
Lisa Covey adalah anak dari Jonny Covey dan Leila Covey. Leila Covey meninggal secara mengenaskan pada 1980 lalu. Sejak saat itu, Jonny berusaha menghibur dirinya dengan berjualan coklat hangat didesa itu. Mereka tidak meninggalkan desa itu sebelum kasus kematian Leila terungkap. Kasus itu sendiri telah ditutup 2 tahun kemudian setelah kematiannya. Leila Covey dianggap bunuh diri dikediaman ibunya kala itu.
Ibu Leila sendiri merupakan dukun terkenal dimasanya. Keluarga mereka dikenal sebagai pemuja iblis. Mereka menjual jiwa mereka kepada iblis untuk mendapatkan kekayaan dan segala hal duniawi. Sampai berita itu diturunkan, tidak ada warga yang bisa membuktikan tuduhan tersebut sehingga mereka tidak pernah diadili.
Lena menutup komputernya dan mulai mengemasi barangnya sambil terus menelepon Mora. Tidak aktif. Dia memutuskan untuk meninggalkan pesan suara pada Mora.
(Mora ! Jauhi Lisa ! Dia pelakunya ! Aku yakin dia melakukan pemujaan iblis untuk membangkitkan kembali ibunya, Leila Covey ! Aku dalam perjalananku kesana ! Berhati – hatilah. Menjauhlah segera setelah kamu menerima pesan ini !)
Lena mengirimkan pesan suara tersebut dengan penuh ketakutan. Dia lalu berangkat menuju Aleska dengan kecepatan penuh.
(to be continue…)
Hi ther I am so grateful I ffound your weblog, I really found you bby accident, while I wass looking on Akjeeve for someething
else, Regardless I amm here noow and would just lile to
say thnk youu foor a trremendous post and a aall roundd enjoyagle blog (I alsxo love thee theme/design), I don’t have time tto read it aall at the minjute
butt I have book-marked it andd also aadded in youur RSS
feeds, so whenn I haqve timee I will bbe backk to read much more, Please do keerp up
tthe fantastfic jo.