[Ch. 06] Is That Good or Bad (?)

0

Aku mulai merasa sungguh terasingkan dilingkungan sekolahku.

Spread the love

Aku tumbuh sebagai anak yang berbeda dengan anak lainnya. Tidak memiliki fisik yang sempurna seperti anak lainnya tidak hanya membuat papa malu, bahkan diriku sendiri juga terkadang malu berada diantara anak – anak yang normal. Aku juga selalu mendapatkan penolakan dari teman sekelasku setiap kali aku ingin bergabung kedalam permainan mereka, baik itu petak umpet ataupun berbagai permainan lainnya. Untuk bermain kelereng seperti Willy saja aku tidak bisa, karena aku memang tidak memiliki teman dan juga tidak pernah dibelikan kelereng.

Aku mulai merasa sungguh terasingkan dilingkungan sekolahku. Hal yang aku lakukan setiap pulang sekolah hanyalah tidur, lalu mandi. Saat sore hari, aku akan pergi bersama mama ketempat perjudian. Aku juga sudah tidak les dengan bu Hati karena tidak ada hasil yang optimal bagiku. Ikut dengan mama ketempat perjudian terkadang membuatku bisa mendapatkan uang yang lebih banyak dari jajanku sehari – hari (kalau mama menang).

Jika papa sedang berada diluar kota, sementara mama kehabisan uang, aku selalu melihat mama berusaha membuka lemari penyimpanan uang dirumah dan mengambil beberapa lembar uang dari sana. Awalnya aku berpikir bahwa itu adalah lemari penyimpanan uang mereka, sehingga hal yang aku lakukan hanyalah melihat saja.

Seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai sadar bahwa mamaku selalu kalah didalam perjudian. Dia juga mulai memiliki utang yang banyak. Aku tidak berani berkomentar apapun saat itu. Setiap saat ketika papa pulang, mama selalu merasakan kecemasan yang luar biasa didalam hidupnya. Aku tidak mengerti kenapa.

Mama juga selalu berpesan padaku agar tidak mengatakan apapun kepada papa. Termasuk pergi ketempat judi. Aku sangat tidak mengerti kenapa mama bisa kelihatan begitu takut dan cemas. Hal yang aku lakukan saat itu hanyalah mengiyakan semua perintah mama.

Kebiasaan ini semakin berlanjut. Tidak hanya bermain judi, mamaku mulai suka membeli togel. Dia memiliki utang yang sangat banyak sehingga setiap kali dia menerima hasil jualan kerupuknya, uang tersebut akan langsung habis. Prioritas mama kini bukanlah tentang aku lagi.

Dia juga mulai sering meninggalkan Willy diwarnet dan baru menjemputnya setelah dia selesai bermain judi. Tidak selesai sampai disana, ketika sampai dirumah, mama buru – buru mengejar kerupuknya. Hidupnya mulai berubah semenjak pertama kali dia pergi ketempat itu. Aku selalu membawa buku pelajaranku setiap kali menemani mama kesana.

Sampai hari dimana kami bertiga pulang kerumah dan kondisi ruang depan dalam keadaan menyala. Dengan sedikit takut, mama membuka pintu dan melihat bahwa papa kami pulang lebih awal. Willy segera masuk kekamar dan tidur dengan cepat, sementara aku duduk dikursi belakang seperti biasa. Aku tidak akan mengatakan apapun pada papa. Ingatku dalam hati.

“Dari mana kalian ?” papa bertanya pada mama.

“Dari rumah teman.” Jawab mama sambil menghindari tatapan mata papaku.

“Teman siapa ?!” suara papa terdengar meninggi.

“Itu, teman disana !” jawab mama dan tangannya sibuk menunju keberbagai arah seolah menjelaskan lokasi rumah temannya.

Papa berjalan mendekatinya dan satu pukulan mendarat dipipi mama dengan keras tanpa alasan !

“Kamu berjudi ya !” suara papa mulai keras. Mama menggeleng sambil memegang pipinya.

“Kenapa uang dilaci bisa kurang begitu banyak kalau bukan kamu yang ambil !” Tangannya melayang tinggi diudara dan suaraku keras membelah keheningan malam itu !

“Jangan pukul mama !!” aku berdiri didepan mama dan kedua tanganku terbuka lebar untuk melindungi mama.

“AWAS !” bentak papa didepanku.

Tangannya tergengam kuat dan siap memberikan pukulan berikutnya. Hal ajaib yang kulakukan malam itu hanyalah berteriak.

Yah,, aku berteriak sekuat tenaga dengan perkataan yang sama, jangan pukul mama.

Kata – kata tersebut terus terucap olehku dan tanpa kusadari, airmataku mulai mengalir membasahi pipiku. Semua perkataan papa tidak terdengar olehku. Suara yang bisa kudengar malam itu hanyalah suaraku sendiri. Dan pukulan itu berhenti.

(to be continue….)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights