Dari judulnya pasti pada sadar kalau film ini berbahasa France.
Airing pada September 2019 dengan durasi 120 menit. Ini film mengambil latar 18 century which mean gak ada listrik sama sekali and everything is sooooo simple inside.
Film ini bergenre historical drama tentang cinta terlarang pada masa itu. I kinda love the film because the movie was slow meskipun pada akhirnya aku menjadi bosan.
Yuk mari kepoin !
SPOILER ALERT !

Film ini sederhana tapi kejam sih menurutku. Pada masa itu perempuan itu tidak memiliki pilihan sama sekali, sehingga hal yang dilakukan sehari – hari hanyalah membaca buku, dengar musik and menikah sesuai dengan pilihan ibunya.
Marianne, seorang pelukis ditugaskan untuk melukis potrait Heloise. Perempuan yang adiknya meninggal karena bunuh diri. Awalnya Marianne mengambar Helo secara diam – diam, hingga dia sadar bahwa dia tidak bisa terus membohongi Helo dan akhirnya memberitahu bahwa dia akan mengambar dirinya.
Seiring berjalannya waktu, cinta tumbuh diantara mereka. Meskipun film ini berending sad for me but not for Marianne, this film have a lot of questions too.
Marianne berhasil menyelesaikan potrait Heloise. Hal itu sekaligus menjadi akhir dari pekerjaan Marianne pada keluarga Heloise. Perpisahan tidak terelakan dan here we are, Marianne yang selalu melihat bayangan Heloise didalam baju pengantinnya akhirnya ikut menjadi kenyataan.
But, dibagian awal film, kita bisa melihat sebuah gambar yang bernama Potrait of a Lady on Fire. Perempuan itu adalah Heloise yang gaunnya terbakar dimalam mereka pergi bersama Sophie. Didn’t know when she draw it but it already in her studio.

Ini film alurnya agak membosankan karena kebanyakan focus kamera berada pada wajah Marianne ketika mengambar. Terus ketika dia melukis potrait juga disorot bangat, jadi yah gitu dhe. Berasa slow aja ini film.
Adegan sex antara Marianne and Heloise juga sekedarnya aja, cuma sampai saling kiss dan that is all. Also we can see a lot of naked body karena Heloise meminta Marianne untuk mengambar dirinya sebagai kenangan.
The ending is also misteri bangat. Marianne hanya berjumpa Heloise 2x setelah perpisahan mereka. First is when she saw lukisan Heloise didalam pameran. Dilukisan itu, Heloise sedang mengandeng seorang anak and membuka page 28 in her book. The page where Marianne draw her body and face for her.
The last time Marianne saw Heloise adalah dipanggung music Vivaldi in Milan. The scene spend 2 minute for the music and Heloise face that full of emotions and cry.
Gak tahu dhe endingnya mereka kembali bersama or gimana. Yang jelas film ini cuma sampai pada cinta yang tumbuh diantara mereka dan perpisahan karena pernikahan yang tidak diinginkan.
Well, that is all !
Meskipun agak membinggungkan, nih film berhasil membawa pulang beberapa penghargaan lho. Salah satunya adalah Queer Palm. Penghargaan pertama yang dimenangkan oleh sutradara perempuan, Celine Sciamma.
ENJOY THE FILM YAH !!!