CHAPTER TWENTY NINE : HE IS MISSING !

0

Weisu masuk kedalam kamar mandi dan menyalakan air sekencangnya. Dia menatapi dirinya didepan cermin. Wajahnya ketakutan.

Spread the love

Suara ayam membangunkannya subuh itu. Dia melirik jam diponselnya, masih jam 5 subuh. Weisu tampak masih meringkuk diujung tenda itu, tertidur pulas. Setelah berpikir agak lama, dia memutuskan untuk keluar dari tendanya dan menyiapkan kopi buat teman – temannya. Dinginnya cuaca pagi didesa itu terasa menusuk tulangnya. Dia bisa membayangkan dinginnya musim dingin disana.

Sambil mengosok – gosok tangannya, Mora mengumpulkan beberapa kayu bakar yang tersisa dari api unggun semalam. Setelah kayu itu sudah tersusun rapi, dia berjalan ketenda Leo dan Lisa.

Disana tersedia perlengkapan kopi dan juga korek. Ketika dia semakin dekat dengan tenda itu, dia menyadari bahwa tenda itu sudah tidak ada orang didalamnya. Kemana Leo dan Lisa sepagi ini !
Dia mendekati tenda itu dengan perasaan was – was.

Ketika dia akan membuka tenda mereka, suara Lisa dari kejauhan membuatnya kaget.

“Mora !”

Dia segera menarik tangannya dan gugup melihat Lisa dikejauhan. Dia heran melihat Lisa yang mengunakan dress dan juga sepatu heels keluar tenda sepagi ini.

Ketika Lisa semakin dekat, dia menyadari bahwa telapak kaki Lisa begitu kotor. Lisa menyadari tatapan aneh Mora dan segera memberikan penjelasan dengan expresi panik.

“Leo… aku tidak bisa menemukannya ketika aku terbangun ! aku berkeliling hutan dan dia tidak ada dimanapun, Mora !”

“What !!” Mora panik seketika.

“Leo !! Dia tidak ada disampingku !” Lisa hampir menangis.

Dengan panik Mora segera berlari ketenda Dani dan Neo. Dia membangunkan mereka sementara Lisa berjalan ketendanya sambil tersenyum kecil. Dia lalu menyimpan pisau dan kitab iblisnya didalam selipan bajunya. Dia melepaskan heelsnya dan mengantinya segera dengan sepatu. Tanpa perasaan bersalah, dia berjalan kembali keluar dengan wajah panik yang dibuat – buat.

Dani sibuk mengerutu sementara Neo langsung berlari kedalam tenda Lisa dan melihat langsung kedalam. Dia lalu keluar dan melihat Lisa dengan tatapan sinis sekaligus takut. Tangannya memegang ponsel Leo. Dia pergi tanpa membawa ponselnya. Bagaimana mereka bisa mencari Leo didesa yang tidak mereka kenali sama sekali !

“Apakah kamu ingat kapan terakhir melihatnya ?”

“Aku.. tidak tahu… setelah dia menciumku dan kami saling bertukar ucapan selamat malam. Aku tidak melihatnya lagi.. sampai… sampai…” Lisa mulai menangis.

Dani langsung mendekatinya dan menenangkannya. Tatapan Dani penuh kemarahan. Dia menyalahkan Neo yang tidak bisa melihat situasi. Tidak lama setelah itu Mora keluar dari tendanya, disusul oleh Weisu yang tampak kebinggungan.

Setelah mereka semua berkumpul, Lisa mulai menjelaskan bahwa ketika dia bangun dan ingin pipis, dia tidak menemukan Leo disampingnya.

Dia lalu mencarinya sendiri kedalam hutan karena berpikir dia mungkin pergi pipis disekitar hutan, namun dia tidak berhasil menemukannya. Dia lalu kembali ketenda dan melihat Mora yang sudah bangun. Lalu Mora membangunkan mereka semua.

Setelah mendengarkan cerita Lisa, ada perasaan curiga yang besar dihati Mora. Bagaimana mungkin Lisa tidur dengan mengunakan dress dan pergi pipis dengan mengunakan heels jika apa yang dia katakannya benar ?

Mora memutuskan untuk melihat situasi sekitarnya sebelum melabrak Lisa.

“Kita akan melaporkan ini pada polisi !” Neo akhirnya buka suara untuk mencairkan suasana.

“Tidak Neo ! Kita akan mencarinya terlebih dahulu ! Kenapa kamu suka sekali berhubungan sama polisi !” bentak Dani.

“Maaf Neo, tapi aku setuju dengan Dani. Bagaimana menurutmu Weisu.” kata Mora sirgap.

Mora ingin mencari tahu apa yang disembunyikan Lisa terlebih dahulu. Ada perasaan yang sungguh menganggunya sejak pertama kali dia bertemu Lisa dikampus.

Weisu tidak menanggapi, dia diam saja disana. Jiwanya tidak berada didalam dirinya,

“Weisu ??” bentak Mora.

Mereka semua melirik kearahnya. Dia lalu tersadar dari lamunannya.

“Aku bersama Mora !” sahutnya cepat.

“You ok ?” tanya Mora cemas.

“Ya.. aku hanya berusaha berpikir jernih. Sorry.” jawab Weisu cepat.

Neo menghela nafas panjang. Mereka lalu memutuskan untuk mengemasi barang – barang mereka dan mulai mencari Leo didalam hutan. Dani terus menenangkan Lisa. Weisu diam saja dan Mora mulai memimpin jalan setelah mereka semua siap.

Mereka menghabiskan waktu berjam – jam didalam hutan itu sambil terus memanggil nama Leo. Tidak ada sahutan apapun. Sinyal ponsel mereka didalam hutan itu juga terbilang cukup jelek.

Setelah sekian lama mencari, Mereka akhirnya sampai dipertengahan hutan dan menemukan jempol seseorang. Lisa menjerit keras. Dani berusaha menutup matanya. Neo lalu mengeluarkan kantong plastic dan memasukan jari jempol tersebut kedalam plastic lalu menyimpannya didalam tas.

“Kita harus melaporkan ini pada polisi !” kata Neo.

“Kita akan mencarinya, Neo ! kita tidak tahu apakah itu jari Leo atau bukan !”

Weisu marah. Wajahnya penuh dengan ketakutan.

“Ini adalah ide buruk Neo ! Buang jari itu !” Lisa marah.

“Aku setuju. Neo ! buang jari itu !” Dani ikut histeris.

“Jika sesuatu terjadi pada Leo, jari ini akan menjadi buktinya ! Apakah kalian sudah gila !” Neo membela dirinya.

“Berikan padaku !” Lisa melepaskan pelukan Dani dan langsung menyerbu Neo.

Dia mendobrak pria itu hingga terjatuh lalu bergulat dengan Neo. Neo berusaha mempertahankan jari tersebut sementara Lisa berusaha merebutnya. Dani, Mora dan Weisu tidak berani melerai mereka.

Perebutan segit terjadi, Ketika Lisa berhasil meraih jari tersebut, dia melemparkannya kedalam semak – semak dengan cepat.

“NOOO !!! Lisaa !! kamu gila !!!”

Neo segera berlari kesemak – semak itu untuk mencari jari tersebut. Dia keluar dengan tangan kosong dan tatapannya liar pada Lisa.

“Kamu ! Jika sesuatu terjadi pada Leo, maka pasti kamu pembunuhnya ! Kalian semua pembunuh !” bentak Neo.

“Mungkin lebih baik kita cari penginapan dan melanjutkan pencarian kita besok. Jika negative, kita akan melaporkannya pada polisi. Kita semua capek, dan juga takut. Kita tidak bisa berpikir secara rasional !” Kata Mora.

“Ya, berita hilang akan dilayangkan jika memang sudah menghilang 1×24 jam.” Sambung Weisu.

Setelah bertukar pandang satu sama lain, Neo bangkit berdiri dan mereka keluar dari hutan itu. Mereka menemukan penginapan yang berada tidak jauh dari lokasi camping mereka sebelumnya dan memesan 2 kamar. Neo dan Weisu 1 kamar, sementara Mora, Dani dan Lisa 1 kamar. Mereka memutuskan untuk beristirahat hari itu agar pikiran mereka bisa lebih jernih.

Weisu masuk kedalam kamar mandi dan menyalakan air sekencangnya. Dia menatapi dirinya didepan cermin. Wajahnya ketakutan. Dia tidak tahu apa yang telah dia lakukan namun hal buruk pasti telah terjadi pada Leo.

Jika besok mereka tidak menemukan Leo, dia akan memberitahu pada teman – temannya bahwa dia telah menulis nama Leo disuatu tempat, dan Leo menghilang setelahnya.

Malam itu, dia tidak bisa tidur dengan tenang. Hatinya dipenuhi dengan kegelisahan dan juga rasa bersalah !

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights