Chapter Two : Intro [Part 04]

0

Dimana aku !
Sekelilingku sepi dan hanya ada beberapa mobil terparkir disekitar bangunan ini,

Spread the love

Aku penasaran terhadap isi yang ada diamplop tersebut, apakah surat tagihan atau hal – hal yang akan membuat kami berada dalam masalah. Kuperhatikan terus surat tersebut sambil mencoba untuk menebak apa isinya dan tidak berani bertanya pada mamaku.

Seandainya itu uang ! pikirku. Beberapa hari belakangan ini pikiranku sering mengarah pada uang karena sudah hampir tiba saatnya untuk membayar biaya sewa rumah tahun ini. Ah, tidak mungkin itu uang, batinku dalam hati berusaha menghilangkan semua tebakan tidak penting yang ada dikepalaku.

“Hemm..” batuk mama membuatku kaget.

Mama sejak tadi melihatku sambil tersenyum, pasti dia bisa menebak apa yang sedang aku pikirkan saat ini. Disodorkannya amplop tersebut kearahku tanpa memberitahu isinya. Tebal ! ini bukan surat. Batinku saat memegangi amplop tersebut. Kupandangi mamaku dan kupandangi kembali amplop ini.

Sudah jelas mama meminta aku untuk membukanya. Perlahan kulepas segel yang ada diamplop ini dan seketika aku melemparkan amplop tersebut keatas meja, kaget dan tidak percaya pada apa yang barusan kulihat. Didalam amplop tersebut terdapat dua ikatan uang berwarna merah dan bisa kutebak jumlahnya karena masih tersegel dengan rapi dari bank. Mamaku mengambil amplop itu dari meja dan meletakannya kembali tepat didepanku.

“Ini uang buat bayar sewa rumah kita tahun ini, dan bisa kamu pakai untuk membeli sepeda motor ya Mika.” Jelas mama.

“Mama, ini uang darimana ?” aku tidak mempercayai apa yang barusan kudengar, dan tentunya juga tidak berani mengunakan uang tersebut jika tidak jelas. Bagaimana kami bisa mengantinya nanti.

“Ini asli uang buat kita. Kamu pakai ini besok buat bayar sewa rumah dan beli motor idaman kamu ya. Sebentar lagi kan mau berumur 20th juga, ditambah tempat kerja kamu jauh dan sepeda kamu juga sudah tidak akan kuat lagi. Dan kamu juga tidak perlu menahan lapar.” Mama memberikan uang itu padaku dan dari mimik wajahnya aku tahu bahwa mama tidak ingin ditanya lebih jauh, apalagi ditolak.

“Benar ini ya Ma.” Kugengam amplop itu dan kupandangi mama dengan penuh keraguan.

Anggukan mama menyakinkanku bahwa ini adalah uang yang semoga kedepannya tidak menjadi masalah bagi kami. Perlahan dia berdiri dan mengambil gelas yang sudah kosong untuk dicucinya didapur.

“Kamu juga tidak ada masalahkan dalam pekerjaaanmu ? ingat ya, tidak ada hal yang tersembunyi antara mama dan anak lho Mika.” Kata mama sambil berlalu pergi.

Ini yang dikatakan perasaan batin seorang mama kepada anaknya, perasaan bahwa ada sesuatu yang sedang disimpan oleh anaknya. Tidak ! Aku tidak akan menceritakan pekerjaanku padanya karena aku tidak ingin menambah beban pikirannya.

“Iya aman koq semua Ma. Aku tidur dulu ya. Jangan tidur kemalaman lho.” Aku masuk kekamar dan meninggalkan mama sendirian didapur.

Sebuah kebohongan kecil terucap dari bibirku kepada mama. Sebuah kebohongan yang tanpa aku sadari akan membawaku kepada kebohongan lainnya dimasa yang akan datang.

Aku masuk kedalam kamar dan kurapikan tempat tidur kami, lalu aku berbaring disebelah kanan kasur ini. Kupandangi poster Taylor Swift yang terpampang dengan cantiknya tepat diatas posisi tidurku. Sambil memeluk boneka ikan kesayangan, pikiranku sibuk mencaritahu darimana uang mama dan apakah hal benar jika kugunakan.

Lalu, sampai kapan aku mampu merahasiakan pekerjaanku pada mama. Dan tidak dibutuhkan waktu lama aku sudah terlelap.


Aku berdiri didepan sebuah bangunan megah dan bayangan diriku terpantul dari kaca sekeliling bangunan ini. Kuraih ujung gaun hitamku dan kuperhatikan wajahku yang kini sudah dilapisi makeup. Sepasang heels hitam menghiasi ujung kakiku dan beberapa gelang hitam turut menjadi pemanis untuk penampilanku saat ini.

Dimana aku !
Sekelilingku sepi dan hanya ada beberapa mobil terparkir disekitar bangunan ini, Tidak jauh dari tempat aku berada, ada dua orang petugas yang berdiri didekat pintu masuk bangunan ini. Dimanakah diriku saat ini !

Kuperhatikan beberapa papan jalan yang terletak tidak jauh dari sini, tulisannya sama sekali tidak bisa kumengerti. Ini pasti sedang bermimpi ! Kepanikan mulai mendatangiku. Tidak lama ada sebuah mobil yang berhenti didepan bangunan tersebut.

Kutarik gaunku dan kulepaskan heels ku agar aku bisa berlari cepat mendekati mobil tersebut, berharap akan ada yang berbaik hati memberikanku tumpangan atau setidaknya memberitahu dimana aku sebenarnya. Langkahku terhenti ketika kulihat seorang wanita keluar dari mobil tersebut.

Dengan gaun elegan berwarna hijau, dia layaknya seorang ratu. Kedua petugas yang berada disana membukakan pintu dan mempersilakan dia masuk kedalam bagunan tersebut. Sosoknya menghilang dibalik pintu dengan cepat.

Mobil itu menyala dan bersiap untuk pergi. Oh tidak ! Aku berlari kearah mobil tersebut.

“Pak, permisi pak.” Aku mengetuk kaca mobilnya.

Tidak ada tanda bapak tersebut akan membukakan pintu mobilnya atau bahkan kacanya. Kuletakkan heels ku dan kuketuk kembali kaca mobil tersebut.

“Pak, permisi pak.” Ucapku lagi, aku berusaha mengintip kedalam kaca. Tidak lama kaca mobil tersebut terbuka dan, Taylor Swift ?

(to be continue….)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights