You are a Savior or Silent Killer ?

0

Sayangnya, keindahan dan kebahagiaan mereka terpaksa berubah ketika Sandi jatuh sakit.

Spread the love

Sandi dan Rani merupakan pasangan suami istri yang hidup berbahagia setelah menikah. Mereka dikaruniakan seorang anak yang lucu dalam kurun waktu 1 tahun pernikahan mereka.

Sayangnya, keindahan dan kebahagiaan mereka terpaksa berubah ketika Sandi jatuh sakit. Sebenarnya sudah lama Sandi sakit, namun seiring dengan bertambahnya usia Sandi, penyakitnya menjadi semakin serius dan harus segera dilakukan tindakan serius.

Setelah membahas masalah itu dengan pihak keluarga, akhirnya Sandi bersedia dibawa kemeja operasi. Rani sebelumnya sudah mencari berbagai referensi dan informasi, dan bisa dipastikan meja operasi adalah jalan terakhir yang harus ditempuh.

Operasi berjalan begitu lama. Rani duduk termenung diruang tunggu, menunggu hasil operasi tersebut.
Masa – masa cemas akhirnya terlewati, Sandi selesai menjalani operasi panjang namun sayangnya ada yang salah dengan tubuh Sandi.

Sandi menjadi begitu lemah, lemas dan selalu kedinginan.
Cemas akan keanehan Sandi, keluarga mereka berkonsultasi dengan dokter yang kebetulan menangani Sandi. Berdasarkan keterangannya, Sandi masih melakukan penyesuaian diri dengan hasil operasi sehingga apa yang dirasakan Sandi adalah hal yang biasa.

Waktu berlalu, kondisi Sandi tidak kunjung baik.
Rani yang cemas akhirnya berkonsultasi dengan dokter lain dengan bidang yang sama. Betapa mengejutkannya Rani dan Sandi ketika hasil pemeriksaan dokter lain mengatakan bahwa Sandi mengalami infeksi didalam tubuhnya.

Merasa tidak berdaya, Mereka harus kembali lagi kedokter yang membedah tubuh Sandi sebelumnya.
Ahli – ahli mengatakan bahwa mereka melakukan kesalahan, dokter tersebut malah berkata bahwa Sandi mengalami usus buntu yang dirasa sungguh tidak mungkin.

Sepanjang hari, Rani menangis dan berdoa agar Sandi bisa segera pulih. Belum lagi anak mereka yang baru berusia 1th begitu membutuhkan ibu mereka. Sandi terpaksa harus kembali menjalani operasi ke-2 yang dikabarkan akan memotong usus buntu’nya juga.

Well, penantian panjang kembali terjadi.
Kali ini ada yang berbeda dari operasi pertama. Selain hasil operasi yang mencemaskan, Sandi juga membutuhkan begitu banyak darah.

Darah didapat,
Operasi berjalan dan….
Tidak ada usus buntu !
Dokter tidak berkata apapun, hanya 1 kata saja, membersihkan saluran yang kotor. 🤯🤯😡

Perbedaannya ??
Dibanding operasi pertama, setelah menjalani operasi kedua, tubuh Sandi terlihat lebih baik dan segar.
Dia tidak merasa kedinginan dan lemas seperti operasi pertama.
Nah ??


Kita semua pasti pernah merasakan kesalahan seperti itu namun tidak berdaya untuk complain karena latar belakang non medis kita.
Namun, apakah tindakan itu benar ?
Ketika melakukan kesalahan, bukannya mengakui kesalahan malah membuat kesalahannya seolah implikasi lain didalam tubuh pasien ?

Sedih rasanya kalau membandingkan dokter dinegara +62 dengan negara lain. Ahli – ahli mengakui kesalahan dan lebih teliti. Para pasien seolah dijadikan ladang praktek. Dengan title dokter, semua selalu benar.
Padahal pasien yang paling merasakan effectnya.

Memang sih gak semua dokter begitu. Ada yang benar – benar profesional dan bertanggung jawab. Ada juga yang abal – abal atau asal jadi saja.

Never forget that when you do 1 step wrong, there is a price that other person must pay.
Bisa jadi mereka lumpuh, tidak pernah merasa lebih baik atau kehilangan nyawanya.

Your title is what you do with it.
Never do something that you not capable of to other person because they’re the one who pay the price on what you did !
Be a savior of life or killer in silent ?

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights