Keegoisan !

0

Selama ini aku tidak pernah peduli dengan kedua orang tuaku. Aku suka membantah mereka, tidak perdulikan mereka.

Spread the love

“Tidak tahukah ini sudah jam berapa Diana?” teriak keras ayahku saat aku membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.

“Aku mau tidur.” singkat jawabku kepada ayahku.

Namaku Diana. Aku berusia 22 tahun saat ini. Aku tidak bekerja namun aku selalu pulang malam. Ya, aku menghabiskan waktuku untuk berjalan – jalan bersama teman – temanku dan juga sering berada seharian didalam diskotik.

Aku selalu pulang tengah malam dan hal itu membuat ayahku selalu mengomel padaku. Sementara ibuku, dia hanya diam setelah melihat aku diomelin dan langsung masuk kedalam kamar tanpa banyak berbicara padaku.

Aku tidak memperdulikan perkataan mereka sama sekali. Teman – temanku sendiri juga selalu membantuku mencari pekerjaan namun aku tidak pernah tertarik untuk bekerja. Bagiku, jalan – jalan dan menghabiskan waktu didiskotik lebih menarik daripada bekerja.

Ayahku adalah pemilik lahan kebun. Hampir semua lahan kebun didaerah tempat tinggalku adalah kepunyaan ayahku. Dia menyewakan lahannya bagi para penduduk yang ingin berkebun. Jadi uang bukan masalah bagi kami terutama aku. Aku hanya perlu meminta kepada mereka dan mereka akan memberikannya padaku dengan percuma.

Suatu hari aku berencana untuk pergi ke Jepang untuk liburan. Karena perjalanan tersebut membutuhkan banyak biaya, aku terpaksa harus izin kepada kedua orangtuaku agar diberikan uang sebagai kebutuhanku disana nanti.

“Pergi sama siapa ?” ibuku bertanya.

“Sama teman,” jawabku jutek dan tentunya dengan wajah malas.

Melihat wajahku yang tidak berekspresi, ibuku tidak banyak bertanya lagi. Sementara ayahku langsung menambahi ucapan ibuku.

“Pergilah. Kami tahu kau tidak akan mau dilarang.”

Aku memang tidak akan mau dilarang. Jadi setelah berbicara pada mereka dan mendapatkan uang yang kubutuhkan. Aku segera berkemas dan menunggu jemputan temanku dihari H janjian kami.

Seolah perdebatan tidak pernah terjadi. Aku segera pamit dengan kedua orangtuaku sebelum melangkah keluar rumah.

“Aku berangkat dulu.” Kataku singkat

“Baiklah, hati – hati.” Jawab ibu pelan.

Beberapa jam penerbangan, kami sudah sampai di Jepang. Negeri sakura itu sungguh indah dan menawan. Kami melihat berbagai pemandangan sebelum akhirnya mencari hotel yang akan kami jadikan sebagai tempat istirahat.

“Yang tau hotel di sekitar sini siapa? ” Richard bertanya kepada kami saat berada di dalam mobil usai berjalan jalan.

“Mmmmm… Coba deh tanya dengan warga di sini.” Jawabku.

Setelah bertanya dengan warga sekitar dan berjalan agar memutar, kami akhirnya bisa menemukan hotel. Kami segera masuk kedalam hotel itu dan memesan 2 kamar karena kami ber 6. 3 pria dan 3 wanita termaksud aku.

Kami beristirahat sejenak didalam kamar sebelum mengunjungi beberapa tempat malam nanti. Salah satu tempat yang ada dilist tujuan kami adalah tempat yang menjual minuman alcohol.

Malam yang di nantikan tiba, aku bersama teman temanku sudah siap untuk berangkat. Tempat yang ingin kami kunjungi kebetulan tidak jauh dari lokasi hotel. Nama tempatnya adalah letus party.

Dari kejauhan sudah terlihat dekorasi dalam tempat tersebut begitu indah dan sangat cocok untuk dijadikan tempat bersantai  bersantai.

“Ayo di minum !!” Richard menawarkan minuman alkohol kepada kami.

Diantara kami ber-6, ada salah satu temanku yang terlihat aneh. Namanya Selfi. Dia merupakan satu satunya temanku yang tidak ingin minuman alcohol.

“Ayo minum !” aku menawarkan minuman alkohol pada Selfi.

“Aku bukan peminat alkohol dan lainnya. Aku masih memiliki kedua orangtua yang bersama denganku. Aku ingin menjadi manusia yang benar. Apa gunanya menghabiskan waktu dengan menikmati alcohol sepanjang hari ? Aku kasihan dengan kedua orang tuaku mati matian merawatku dari aku berusia nol sampai dengan sekarang. Aku hanya ingin bekerja keras untuk kedua orngtuaku. Tidak ada lainnya ” jawab Selfi dingin.

Entah kenapa, aku seketika merasa tersentak. Selama ini aku tidak pernah peduli dengan kedua orang tuaku. Aku suka membantah mereka, tidak perdulikan mereka.

Ingin rasanya aku setelah pulang dari liburanku aku ingin meminta maaf kepada kedua orang tuaku atas perbuatanku yang selalu melukai hati mereka walaupun tidak terlihat olehku.

Hari ini pukul 10 pagi kami tiba di Indonesia. Aku merasa sangat bersalah sepanjang sisa liburan kemarin.

Richard mengantarkanku pulang ke rumah dengan mobilnya. Setelah sampai rumah, dengan cepat aku berjalan masuk kedalam rumah dan segera menemui kedua orangtuaku yang sudah menungguku seperti biasa diruang tamu.

Ayahku terlihat heran dengan tingkahku. Tidak biasanya aku seperti ini. Aku segera duduk disampingnya dan memeluk kuat dirinya.

“Maafkan atas semua kesalahanku yang tidak mendengarkan kata kata ayah dan ibu. Aku ingin berubah ayah.”

Setelah berkata begitu, aku segera memeluk ibuku yang ikut terheran disamping ayahku. Aku juga mengatakan hal yang sama pada ibuku. Dalam keheningan, mereka balas memelukku dan aku berjanji pada diri sendiri untuk bisa berubah menjadi manusia yang lebih berguna kedepannya. Terima kasih Selfi !

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights