“Terima kasih telah mengunjungi toko kami.” Kataku ramah.
Aku merasa bersyukur beberapa hari ini banyak para pelanggan berdatangan di toko kami.
Namaku Dita. Aku memiliki sebuah toko pakaian atau gaun anak anak. Tokoku buka setiap hari mulai pukul 8 pagi.
Biasanya aku membersihkan tokoku terlebih dahulu sebelum jam 8 karena saat ini aku belum memiliki karyawan untuk mengurus tokoku.
Saat toko sudah di buka, aku selalu melihat seorang gadis kecil yang cantik namun berpakaian cukup lusuh dan tidak terawat. Rambutnya kusut disana sini dan hampir setiap hari aku bisa melihat dia mengunakan dress yang sama dan berdiri di depan toko ku.
Aku heran dengan anak itu karena dia hanya melihat dari depan toko. Tidak masuk sama sekali kedalamnya.
Aku lalu berniat untuk menghampiri gadis kecil itu namun setiap kali aku menghampirinya dia dengan cepat berlari dari depan toko saat melihat aku berjalan mendekati dirinya.
Aku berpendapat bahwa dia pasti takut dianggap ingin mencuri dan lain sebagainya.
Tekatku yang kuat akhirnya membuatku memutuskan untuk mencari tau siapa gadis yang selalu berdiri di depan tokoku dan apa alasannya. Aku mencari tahu lewat warga warga di sekitar tokoku.
Mungkin warga di sekitar sini tau siapa gadis itu. Hingga aku bertanya pada salah satu warga yang tampak cukup ramah.
“Dia adalah Amanda, anak yang sudah tidak memiliki ayah dan ibu. Amanda hidup sebatang kara. Terkadang dia meminta uang dari jalan ke jalan.” Kata warga itu dengan wajah prihatin.
Tiba tiba muncul rasa iba didalam diriku. Umur sekecil itu saja gadis itu sudah tidak memiliki siapa siapa. Setelah berpikir sejenak dan sudah mengetahui bahwa nama anak itu adalah Amanda.
Aku mulai mencaritahu keberadaan Amanda dan juga mencaritahu alasan kenapa dia selalu berada didepan tokoku hampir setiap hari belakangan ini.
Hari ini, setelah jam 5 sore. Aku menutup tokoku seperti biasa. Aku memulai misiku untuk mencaritahu lebih banyak tentang Amanda. Aku lalu memutuskan untuk berjalan kaki disekitaran toko. Kemungkinanku untuk bertemu dengan Amanda akan menajdi lebih besar.
Saat aku melewati sebuah lorong, samar – samar aku bisa mendengarkan suara seorang anak kecil sedang berbicara sambil terisak.
“Aku ingin sekali menggunakan gaun indah itu Rocky.”
Penasaran akan suara itu, aku berjalan menuju lorong suara tersebut dan sedikit terkejut ketika menemukan Amanda didalam lorong itu.
Pertama kali aku melihat kembali gadis lusuh itu dengan boneka kecil yang bisa kuasumsikan sebagai Rocky
Boneka beruang kecil dengan beberapa jahitan disekujur tubuhnya dan mata yang tersisa 1 buah. Boneka itu tidak kalah lusuhnya dengan diri Amanda.
Melihat kedatanganku, Amanda segera berdiri dengan gemetaran dan bersiap unuk lari lagi.
“Tenang Amanda. Aku tidak akan mengganggu mu !” sahutku pelan sambil berjalan menuju tempat di mana Amanda sedang duduk bersama bonekanya.
Aku bisa mendengarkan suaraku bergema disepanjang lorong.
“Aku Dita pemilik toko pakaian yang sering kamu lihat. Aku hanya ingin tahu kenapa kamu sering menatap toko bajuku ?” kataku lembut.
Awalnya Amanda hanya diam tidak menjawab pertanyaanku dan dia menjawab setelah aku mengulangi pertanyaanku untuk kedua kalinya.
“Aku….. aku ingin sekali memiliki gaun yang berada didekat kaca pintu took itu.” jawab pelan Amanda
Seketika aku tersadar ada gaun baru yang masuk beberapa minggu lalu. Gaun yang hanya ada 2 buah saja.
“Ohhh kamu ingin menggunakan gaun yang ada di depan kaca pintu toko ku itu ?”
Aku sengaja mengulang kembali perkataan Amanda.
Setelah berpikir sejenak, aku mencoba mengajaknya untuk ketokoku. Amanda tampak ragu sesaat. Namun setelah beberapa bujukanku, Amanda memutuskan untuk ikut denganku kembali ketoko.
Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan kenapa Amanda begitu menginginkan gaun itu. Mungkin tidak ada salahnya jika aku memberikannya gaun ini, pikirku sederhana.
Aku membuka kembali tokoku dan mempersilakan Amanda masuk. Dengan sedikit keraguan, Amanda akhirnya melangkahkan kakinya kedalam toko.
Aku lalu menyalakan lampu toko dan dia tampak begitu terkesima melihat seisi tokoku.
“Kenapa kamu menginginkan gaun ini ?” aku sedikit penasaran.
Dengan polos Amanda memandangku dan menjawab pelan.
“Aku akan berulang tahun 2 hari lagi. Aku ingin menggunakan gaun ini saat aku ulang tahun nanti, tapiiiiiii…….” Perkataannya terhenti.
“Kenapa ?”
“Ayah dan ibuku sudah tidak ada. Tidak ada yang akan membelikanku gaun itu.” tangis Amanda pecah saat menyebut ayah dan ibunya.
Aku mulai mengerti perasaan Amanda. Sejujurnya aku sendiri sudah kehilangan ayah dan ibuku ketika masih kecil.
Toko ini adalah pemberian nenekku saat aku sudah berhasil menyelesaikan bangku kuliah. Tidak hanya sebagai toko, dilantai atas toko ini adalah rumahku.
Setelah mempertimbangkan beberapa hal dengan baik, aku memutuskan untuk membuatkan sebuah acara ulangtahun buat Amanda.
Aku meminta Amanda untuk datang ketokoku 2 hari berikutnya dan memberikannya gaun itu sebagai hadiah ulangtahun.
Umur Amanda baru 11th. Melihat dia yang hidup sebatang kara, aku bertekat untuk merawat Amanda dan dia bisa tinggal bersamaku ditoko jika dia mau. Selain itu, aku juga membutuhkan karyawan. Amanda akan sangat cocok untuk posisi tersebut.
Hari ulangtahun tiba. Amanda terlihat begitu cantic setelah seluruh tubuhnya bersih dan wangi. Dia mengenakan mahkota kecil dan juga gaun idamannya.
Boneka kecilnya sudah kujahit ulang dan kucuci. Boneka itu tampak sungguh baik ditangan Amanda. Aku bisa tahu bahwa boneka itu pasti pemberian terakhir kedua orangtua Amanda.
Meskipun perayaan ulangtahun Amanda sederhana dan hanya diisi oleh seluruh temanku. Aku bisa melihat kebahagiaan diwajah Amanda.
Hari itu, setelah acara ulangtahun selesai. Aku mengutarakan keinginanku pada Amanda.
Tanpa banyak berbicara, Amanda langsung memelukku dengan erat dan menerima tawaranku. Aku dan Amanda akhirnya menjalankan toko baju itu berdua dan dia juga tinggal bersamaku.
Love u Amanda!