CHAPTER EIGHTEEN : LIFE

0

Dia mulai sering melihat seorang anak kecil berdiri dibelakangnya. Setiap kali dia berada didepan kaca, setiap kali itu jugalah sosok anak kecil itu muncul. Awalnya hanya samar – samar, namun semakin lama, sosok anak kecil itu semakin jelas didepan matanya.

Spread the love

Lisa Covey, bertubuh kurus tinggi dan berkulit putih. Rambutnya panjang dan berparas cantik. Setiap kali dia memasuki kelasnya, orang – orang yang berada didalam kelas itu akan melirik langsung padanya, seperti terhipnotis oleh rupanya. Meskipun dia merupakan mahasiswa baru dikampus itu, pesonanya sudah tersebar diberbagai jurusan. Hampir semua orang didalam kampus itu mengenalinya.

Beberapa harin ini dia tidak langsung masuk kedalam kelasnya. Dia berada didalam kamar mandi untuk waktu yang cukup lama. Dia memandangi dirinya didepan kaca dan terpana karena ada sesuatu yang mulai terasa aneh hari demi hari.

Ya, Sejak beberapa hari sebelumnya, dia mulai sering melihat seorang anak kecil berdiri dibelakangnya. Setiap kali dia berada didepan kaca, setiap kali itu jugalah sosok anak kecil itu muncul. Awalnya hanya samar – samar, namun semakin lama, sosok anak kecil itu semakin jelas didepan matanya.

Pagi itu, ketika dia begitu fokus didepan kaca kamar mandi, sebuah tulisan mulai terukir disana. Tulisan yang dibuat dari hembusan nafas. Jantungnya berdenyut kencang dan dia melihat lekat tulisan tersebut, dia berusaha keras membacanya.

“A.. les.. ka…”

Pintu toilet terbuka, konsentrasinya hilang seketika. Dani masuk kedalam toilet dengan kesal.

“Ada apa Dan, kamu membuatku terkejut.”

“Aku sungguh membenci Neo ! Dia seperti manusia kutub !”

“Why you guys didn’t break up ?”

Dani menatapnya dengan tatapan penuh kekesalan sementara Lisa berpura – pura merapikan pakaiannya lalu berusaha tersenyum kecil.

“So, kamu dan Leo juga musti breakup.”

“Ups, kami bahagia aja tu.”

Begitulah mereka menghabiskan pagi mereka didalam toilet. Mereka masuk kekelas dan duduk ditempat mereka masing – masing tanpa membahas kembali topik mereka didalam kamar mandi.

Dani merupakan orang pertama yang berkenalan dengan Lisa ketika dia baru masuk kekampus itu. Dia merupakan anak orang kaya dengan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi dan rambut panjang hitam seperti dirinya. Lisa tidak mengerti bagaimana Dani bisa jatuh hati pada Neo, lelaki dengan kulit gelap dan kacamata tebal. Mungkin karena Neo sangat jago dalam hal IT. Lisa bisa melihat dengan jelas jika terkadang Dani hanya memanfaatkan kejeniusan pria itu saja.

Selain kaya, orangtua Dani juga merupakan investor terbesar dikampus tersebut. Hal tersebut menjadi jelas ketika Dani dengan sesuka hati masuk kedalam kelas tanpa melihat jam. Dosen didalam kelasnya juga tidak berani berkomentar sama sekali setiap kali Dani terlambat masuk.

Didalam kelas, mereka duduk dengan jarak yang terbilang jauh. Leo, kekasih Lisa selalu menyisihkan tempat duduk buat Lisa. Jadi meskipun Lisa terlambat masuk kedalam kelas, Lisa selalu mendapatkan tempat duduk.

Leo adalah idola para wanita dikampus itu. Badannya bagus karena dia merupakan kapten team basket disana. Dia juga berasal dari keluarga orang kaya. Leo juga kerap dikatakan sombong. Lisa sendiri tidak tahu bagaimana mereka bisa menjadi sepasang kekasih. Yang jelas, Leo mengaku padanya bahwa dia jatuh cinta pada Lisa sejak hari pertama kedatangan Lisa kesana.

Disudut kelas ada Weisu dan Mora. Mereka merupakan teman Dani dan otomatis menjadi teman Lisa ketika Lisa mulai dekat dengan Dani. Weisu bermata sipit dan mengajarkan bahasa mandarin diwaktu senggangnya karena dia berasal dari china. Dia adalah orang paling pendek diantara mereka semua namun pembawaannya yang ramah membuat orang – orang suka berada disekitarnya, meskipun terkadang bahasanya sulit dimengerti.

Lalu terakhir Mora, semua orang tahu bahwa dia memiliki cinta rahasia pada Leo dan hal itu bukan gossip belaka. Leo sampai mencari dukun pintar untuk mendapatkan penangkal dari guna – guna Mora.

Mora berbadan gemuk dan berkulit hitam. Bibirnya tebal dan rambutnya keriting. Hanya Weisu lah yang serius menjadi temannya. Semua orang selalu menjauhi dirinya jika tidak memiliki kepentingan. Sementara Neo, berada dikelas yang berbeda karena dia mengambil jurusan statistic.

Hari itu kelas berakhir dengan cepat. Ketika semua orang didalam kelas itu telah keluar, mereka tetap tinggal didalam kelas. Mereka akan pergi ketika Neo telah datang dan membahas rencana setiap hari. Tidak dibutuhkan waktu lama Neo sudah sampai dikelas mereka dan mereka berkumpul seperti biasa.

“Jadi, apa rencana kita hari ini ?”

Dani bertanya dengan antusias tinggi.

“Well, aku harus mengajar hari ini.”

Mata mereka tertuju pada Weisu dengan pandangan sinis. Lalu Leo, dengan semangatnya bangkit berdiri dan menentukan tujuan mereka.

“Kita akan ke Pool & Beer.”

“Really ?” Dani agak sedikit terkejut.

Mereka semua tampak bahagia, bahkan bagi Weisu sendiri, dia tidak bisa menolak kebahagiaan yang akan dihadirkan club malam tersebut. Tanpa banyak berkomentar dia mengambil ponselnya dan membatalkan kelas mengajarnya hari itu.

“That’s Weisu we all know !” Leo menepuk pundah Weisu.

“YOLO bro !” Neo menimpali perkataan Leo.

Dan mereka semua bubar dengan penuh kegembiraan hari itu. Mereka menunggu malam tiba agar bisa menikmati suasana Pool & Beer.
Begitu juga dengan Lisa, dia melupakan apa yang dia lihat tadi pagi dan pulang bersama Leo kerumahnya.

Sosok gadis itu hanyalah imajinasinya, mungkin dia hanya terlalu lelah akan pelajaran dikelas dan juga ayahnya. Semua akan baik – baik saja dan gadis itu tidak nyata, batin Lisa didalam hati.

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights