Let Them Know that You Can Survive !

0

Tidak memiliki teman tidak berarti kamu mati saat itu juga kok !

Spread the love

Sore ini aku mau bagi sedikit cerita masa kecil.
Masa dimana segala penolakan dan kesedihan bersambung menjadi satu didalam hati. Akhirnya muncul yang namanya iri hati or insecure kerennya yah kalau anak – anak zaman now.
Kira – kira kalian seperti ini gak ya ???


I always ask myself everyday, how to be a perfect girl (?)
Lahir dan besar didalam kesederhanaan membuatku tanpa sadar memiliki rasa iri dengan kehidupan orang lain.
Apalagi sama teman – teman sebayaku saat itu !
(Ini range usia 07 – 11)
(Keren writernya, masih kecil udah tau namanya ‘iri’)

Melihat mereka bisa menikmati kehidupan mereka, mendapatkan apa yang mereka inginkan dan kemana saja saat mereka suka, you know how I feel that time lah.
(Saat itu aku cuma lihat keatas aja, gak pernah lihat kebawah. Soalnya kan kepalaku tengok orang agak tinggi. Akhirnya gak kenal namanya bersyukur)

Bayangin aja, untuk mendapatkan makanan kesukaanku, minimal aku harus berusaha mendapatkan nilai diatas 7 untuk setiap pelajaran !
Plus pula, masa SD menjadi masa terburukku karena tidak ada satupun nilaiku yang bagus.
(Ya iyalah, ranking 2 or 3… Dari belakang)

Bisa dikatakan juga kalau masa itu adalah masa tersulit dalam hidupku karena aku tidak bisa mengejar pelajaran sama sekali.
Pada masa itu juga perekonomian lagi sulit. Tau kan krisis ekonomi itu gimana pada masa kita kanak – kanak ?

Fustasi ?
Tentunya saja !
Syukur masih naik kelas kan !
Tidak hanya berhenti sampai disana, selain masuk kekelas C,
(abangku kelas A terus)
aku cuma dapat uang jajan IDR 500,-
(selembar kertas monyet warna hijau yang kini udah langka alias gak ada)

Jam istirahat juga merupakan jam yang sangat kubenci saat itu.
Duitku cuma IDR 500.
Aku cuma bisa membeli sebuah bakwan buat menganjal perutku seharian itu.
(gimana bisa pinter yah kekurangan nutrisi bangat !)

Masalahnya bukan pada uang 500, masalahnya adalah aku iri sama teman sebayaku !
Kalau cuma sekedar nahan lapar, aku sih udah biasa (kala itu).

Pas aku duduk disalah satu sudut sekolah sambil makan tuh bakwan, aku terkadang lihat teman lainnya bawa bekal.
Bukan pula sekedar bekal biasa, isinya itu selalu roti mewah, ataupun #kokocrunch (yang saat itu harganya mahal) dan yes !
Aku nelan ludah berkali – kali karena tidak pernah makan itu kalau gak dikasih ! LOL

Ps :
Aku bela diri saat itu. Orang bawa makanan mewah aja sekolahnya bodoh, apalagi aku cuma bakwan. LOL
(kena repet makin panjang sama mama)

Pernah suatu kali aku minta makanan tersebut dari temanku
(udah gak tahan pengen bangat)

Dan yahhh….
Selain tidak dikasih, aku juga diledek dan diejek.
So, I never ask everything again since that (to whoever I know).
(sampai sekarang aku gak suka minta sama orang kalau bisa beli sendiri !)

Aku juga mengikuti less tambahan saat itu.
Artinya buat sekolahin aku, mamaku butuh biaya lebih besar daripada abangku. Dan itu menjadi alasan kuat aku cuma dapat duit jajan 500 rupiah.
(syukurnya aku masih bisa sekolah di swasta, kalau enggak mungkin aku gak nulis stories ini alias udah RIP pas muda)

Percaya atau tidak.
I can’t speak Indonesian and I don’t understand Indonesian until I turn 9 or 10 y’o.
Its feel really shame. Give it up or make it is up is all on me, right ?
(mamaku juga gak bisa Indonesia, makanya aku less tambahan)

Ps :
Kata guru lessku and semua guru – guruku, ngomong sama aku kek bebek ketemu angsa. Yang dibilang beda, yang dikerjain beda !

Kemampuan daya tangkap seseorang bukanlah hal yang bisa dipaksakan. Dan membandingkan anak orang dengan anakmu bukanlah hal yang baik. Kamu bukan memotivasi mereka jika kamu membandingkan mereka. Yang ada malah sang anak merasa sangat terpojok dan tertekan.
(DShanz)

Sumber : Google

Pepatah diatas sekilas terbaca seperti kata sok bijak yang dalam hati pembaca pasti sudah membantahnya.
(Kalau gak dipaksa, gak berkembang oi !)

The reason why I write it down is because I feel it and I know how exactly it feel. And its sad.
Sibuk membandingkan aku dan abangku.
(yah, he on grade A and 10 besar cuy)

Membandingkanku dengan anak lainnya membuatku menjadi pribadi yang tertutup (which happen until now) and I do a horrible thing in my life.

Saat itu, aku selalu pulang mengunakan bus sekolah.
(mamaku gak pandai bawa kendaraan)

Saat didalam bus, anak lain yang mendapatkan nilai tinggi memamerkan nilai mereka. And you know what ?
Saya menukar hasil ujianku dengan nama mereka.

Saya mencoret nama mereka, menganti dengan namaku, dan menukarnya didalam tas.
That is what happen when you get a force for thing you cannot do !
Its shame, but I need to do that to ‘survive’ that time !

Benar saja, melihat nilaiku yang tinggi, membuat mereka senang dan tanpa berkata apa – apa, mereka membelikan makanan kesukaanku langsung.
So, what I truly got ?
I learn how to be a liar ! and I keep lying to myself.
(is that what you want ? Haa ??)

Pas kecil aku juga suka dikucilkan.
Aku tidak memiliki teman satu orangpun.
Sad but true, kerja kelompok juga menjadi beban tersendiri bagiku.
Tidak ada teman yang mau menerimaku berada dikelompok mereka.

Sampai suatu hari, ketika semua anak sudah berdiri didepan kelas dan memiliki kelompok masing – masing, dan aku masih sendiri ‘tanpa’ kelompok.
Ada seorang anak yang lumayan terkenal memanggilku. Dia lalu berbisik kepada salah satu ketua kelompok tersebut dan akhirnya mereka menerimaku.

Deep down I know dia yang memohon agar aku bisa berada satu kelompok dengan mereka. Teman pertama yang sungguh berharga rasanya bagiku.
(terharu aku oii… Wajah – wajah mereka yang gak mau sama aku bisa kuabaikan dengan mudah)

Sumber : google

Taukan rasanya pertama kali punya teman ????
Kayak pertama kali punya pacar ???
Sejak hari itu, aku berusaha menjadi teman yang baik bagi dirinya.

Aku melakukan hal terbaik agar aku bisa terus berteman dengannya.
Everything went well.
Day by day passed..
Tugas kelompok akhirnya berakhir namun kehidupan sekolah tidak berakhir begitu saja.

Teman satu – satunya yang aku miliki.
Aku merasa dia mulai memanfaatkanku seiring berjalannya waktu. YEAH !

I can do everything if I think you’re worth for me.
And it’s doesn’t mean you can using me either.

Aku berusaha menjadi pribadi yang baik karena aku ingin menjaga setiap pertemanan yang aku miliki.
Meskipun satu, aku selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Tidak bisapun selalu aku bisakan.
Sampai hari dimana permintaan dia benar – benar tidak sanggup aku lakukan.
Disanalah semua perkataan tidak enak aku dapatkan.

It’s also the end of friendship.
Its sad, but..
Its starting to make me can’t trust a friendship.

Sumber : google

My lonely life without friend starting ‘again’
Demi menghemat uang jajan, aku juga selalu jalan kaki kesekolah dan pulang berjalan kaki juga.
(jadi sebenarnya aku dikasih 1.000. Aku bilang jajan 500 karena 500 lagi itu buat angkot PP)

Aku merasa sangat iri setiap kali melihat orang yang bisa pulang berdua dengan temannya, mengerjakan tugas sekolah bersama dan mereka yang punya teman setia setiap saat. Why I can’t have one ?
(sambil jalan sambil renung, kayak putus cinta gitu)

All I got since SD until SMP is a fake friend.
A friend with ‘benefit’ on me.
Yupz, sejak penghianatan terjadi, aku memutuskan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan pretend like I am not need everyone.

Aku belajar lebih giat dan bekerja disaat jam sekolah usai setelah itu.
(gak ada teman jadi gak ada alasan ke mol or jalan2 kan yaa)

Sedikit demi sedikit aku belajar mengejar ketertinggalan.
Aku juga mulai bangun subuh untuk belajar.
(karena otak lebih fresh untuk menerima hal baru dipagi hari).

Masa SMP menjadi masa aku meraih nilai terbaik dalam hidupku. (meskipun hampir dikeluarkan karena tidak membayar uang sekolah).
Sayangnya trauma masa SD masih terbawa hingga aku menginjakkan kaki di SMP.

I didn’t know how to build a relation or make friend that far.
So, semua hal yang aku tahu adalah mereka yang ingin berteman denganku adalah mereka yang menginginkan sesuatu dariku.
Tidak ada pertemanan yang iklas, dan aku belajar mendapatkan manfaat juga dari mereka sejak saat itu.

Sumber : google

Pada akhirnya sistem bertahan hidupku seperti ini :
Mereka mendapatkan ilmuku, dan aku mendapatkan makanan.
Life is balance, right ?
And I swear, I hate my life like that.

Masa SMA menjadi masa membangun jati diri, dan akan menjadi seperti apakah masa depan kamu.
I have no clue about future in that moment.

I always talk about stories and fanstasy pada masa itu,
Sampai suatu hari, seseorang berkata gini sama aku :
“DS, kamu adalah seorang pembual !”

After say that, she never meet me again since that day.
(tepatnya aku menghindari dia sebisa yang kubisa saat itu)

Kata – kata sederhana itu terus kuingat sampai sekarang lho.
Orangnya hilang, tetapi lukanya tidak sembuh hingga saat ini.
That make me want to create more stories in future.

Pilihannya saat itu cuma 2,
1. Jatuh dan terus terpuruk karena perkataan orang
2. Bangkit dan tunjukan bahwa setiap bualan akan menjadi nyata disaat yang tepat.

To build a relations and friendship will took your whole life. And to ruin it ? It only took less than 1 hours.
(DShanz)

Like I said before,
If I allowed to talk, this would be long stories.
So, this is me today.

Kinda hard to find a truly friend for me.
I just do not know how to trust people.
When I started to trust, I started to get hurt.
I always pretend that everything is oke when that’s not.

I just need someone to talk to and someone who can look into my eyes, and know that I am not oke when I act like everything is ok.
Maybe I just not find that person yet.

At least,
Become a Writer help me a lot to get pass into many things, right ?
Keep writing and let people know and learn what you already been through.

HAPPY SATURDAY !

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights