“Pasti karena dia !”
“Gara – gara dia !”
Kata yang sering kita dengar setiap kali ada masalah bukan ?
Yapz, mencari “siapa” salah memang hal yang paling mudah dilakukan ketimbang mencari “apa” yang salah setiap kali ada masalah didalam kehidupan kita.
Tulisan kali ini terinspirasi dari hal – hal yang terjadi disekitaran saya.
While I been thinking in my long driving, I think there is something good to put in this post, so everyone can read and realize a thing that like shadow for us.
We think that’s normal, but deep down, This one will affect our life and the final result is..
Kita bakalan berubah jadi orang yang suka ngejudge dan mencari siapa salah ‘tanpa’ kita sadari lho guys.
Kali ini saya akan share beberapa hal sederhana yang sering terjadi disekitaran kita dulu nih.
bener apa engga yah back to readernya lagi guys.
Berbagi itu indah pada hakikatnya ~
Let think together, enjoy ! 💜
1. Hari Hujan
The very simple things. “Hari Hujan”.
Nah… Asik dong buat tidur.
Sebagian orang memang senang kalau hari hujan, termaksud saya didalamnya.
Namun, bagaimana jika hari hujan ini terjadi saat kamu sudah punya segudang plan ataupun saat genting, seperti saat dimana kamu akan berangkat kerja ?
Sederhana ya, kita pasti langsung bilang : “Ndehh ! Musti hujan pagi – pagi !” for first time.
And continuesly.
Sesampainya dikantor, antara baju basah ataupun telat dan kena masalah, we will simply make “hari hujan” be the reason for all worse thing happen to us that day !
(Its happen guys !!)
dan berbeda juga tingkat menyalahkannya jika kita diposisi lain, misalnya ibu – ibu :
“Lho hujan kok pagi – pagi. Jemuran gimana keringnya nih !” (versi ibu2 lho ya)
Back to topic ~
Nah, hari berikutnya, hujan lagi nih…

WOW, kali ini mulai berubah bahasanya :
“Ya Tuhan, Kok hujan terus sih tiap pagi !!”
Nah, mulai naik level nyalahinnya, and continue, hari hujan salah sepanjang hari dimata kita.
Sebenarnya sederhana saja, Kalau hari hujan, sebenarnya kita bisa prepare dari awal.
Misalnya dihari pertama kesulitan saat hujan melanda pagi – pagi, tidak ada yang salah if we prepare ourself for the next day.
Beli mantel atau apalah kan, pakai sandal kekantor, atau berangkat lebih cepat biar ga telat.
But, we always make ourself do the same thing ‘everyday’.
Kita taunya asik saja. Kalau telat, sisa jawab karena hari hujan.
Kalau basah, sisa salahin hari hujan.
Uda salah pertama, kedua bukan diperbaiki. Toh dibiarin aja, enak lho jawabnya ‘si hujan’ yang salah kok.
Its like a parasit orang bilang. Menjalar dan menjadi kebiasaan dalam hidup kita.
Padahal jika kita antisipasi, kita bisa jadi orang yang less judge lho.
Namun, karena rasa kita yang ‘tidak’ pernah salah. Lebih mudah bagi kita tinggal nyalahin.
Kasihan yah hujan disalahin, toh dia ga tahu apa – apa. Kalau saya jadi si ‘hujan’, saya turunin hujan paku sekalian dhe. LOL
(True or not tanya diri sendiri ya.)
2. Hari Panas
Habis hujan, terbitlah pelangi.
Nah, bagaimana kalau panas terus ?
Seperti cuaca akhir – akhir ini.
Kita selalu mengeluh jika hari panas !
“Aduh, panas bangat hari ini, gila !”
atau kalau tidak, pasti bilang “Kok ga hujan aja sih !”
In fact, begitu diturunkan hujan.. terjadilah repetan seperti post pertama saya.
Seandainya saya berada diposisi mereka. Saya pasti memilih untuk kiamat saja.
Panas dimarahin, Hujan disalahin. Piyee toh, pengennya kita apa.
Why all of us act like that,
Karena kurangnya bersyukur dan terbiasa menyalahkan setiap keadaan.
Asal ada aja yang bisa disalahkan, maka salahlah mereka.
C’mon guys. There is nothing will end up with peace ketika our mind sibuk mencari siapa salah.
Padahal, hari bisa dipanas itu kalau dipikir – pikir juga karena manusia kok.
Kita yang buang sampah sembarangan dilaut,
Kita bangun rumah kaca banyak – banyak,
Kita potong hutan – hutan yang ada,
Kita bakar sampah sembarangan.
Banyak guys yang bisa disalahkan, ketimbang berkata : “Ih, kok panas terus sih !”

Sebenarnya kalau ditelusuri, kita mungkin include didalamnya sebagai salah satu orang yang berpotensi membuat cuaca panas bukan main (kerennya Global Warming).
So, better think “What” than “Why” yah guys ~
3. Can’t Get What We Wanted
Ini bagian fatal guys.
Ketika kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Who is the right one to be judged ?
Aduh guys.
Kalau kita sibuk nyari siapa salah, mau dibawa kemana masa depan anak – anak zaman now ya.
Kalau dulu yah, saat saya pengen sesuatu dan ‘tidak’ bisa mendapatkannya.
Hal pertama yang saya lakukan adalah berdoa. WOW.
I don’t talk about religi here, but all I get so far at my age (between 6 until 15) I always pray. And hope that sinter class will come at midnight and give what I wanted. (of course, that never happen).
But at least. I judge nobody and I learn ‘how’ to get what I want.
Saya berdoa guys. Musti percaya dhe sama saya (meskipun saya modelnya seperti sekarang), dari kecil saya diajarkan untuk mandiri dan tidak menagis apalagi nyalahin mama kalau ga dapat yang beneren saya mau. Then, I started to compare my childhood with modren situasion.
When I was walking in mall, I see many different things.
Dan hal yang saya luar biasa rasakan adalah ketika saya melihat ada anak yang menangis,
berguling – guling dilantai dan bilang “Mama jahat ! cuma ini saja tidak dibelikan !” WOW.
(Besides I know lah, maybe mainannya uda banyak makanya ga dibelikan)
Yang jadi pertanyaan adalah, why their kid is sooo easy to judge like that ?
Ini lho mental perlu diubah guys.
Tidak semua anak buruk karena memang buruk,
Maybe,, they need a little touch from heart.
Pola pikir manusia itu berubah seiring dengan perkembangan usia dan pengalaman.
Saat kita terbiasa menyalahkan sekeliling kita, tanpa kita sadari hal tersebut akan ikut berpengaruh pada kehidupan orang – orang disekitaran kita.
Tinggal kita pilih, pengen begitu terus (mean you never solve anything)
or solve it (then you will learn about life).
Saat kita tidak berhasil mendapatkan apa yang sebenarnya kita inginkan.
Hal yang selalu kita lakukan adalah merasa kecewa. Merasa gagal dan menyalahkan sekeliling kita,
Depresi gitu rasanya.
Padahal, penyebabnya bisa berbagai hal.
Namun sering kali kita membiarkan diri kita dipenuhi oleh berbagai perasaan negative yang berakibat pada “menyalahkan” ketimbang “berusaha” dan “memperbaiki“.
Why again ?
Karena menyalahkan lebih membuat kita lega dan ‘merasa’ nothing wrong with me.
Padahal everything you do right now, is your own lho. Bukan salah siapa – siapa.
Then, when I really wanted something that I can’t have.
I never blame anyone in my life.
I blame my self, why I can’t be better !
(in that momment, I believe that everything happen is on me)
So, here I am today. Share many thing to all of you.
Daripada sibuk salah ini itu,
Mending kita cari tahu, kenapa kita begini dan bagaimana membuatnya lebih baik lagi.
Yakin dan usaha dha kalau pengen sesuatu, like old quote teach me :
“Usaha tidak menghianati hasil.”
So, jalani yang positif aja ya guys ~
4. Self
“Inside every rich man is a poor kid that followed his dreams.“
For the first time I read this quote, I got many inspirasions.
“No matter how life treat you. You is the one who responsible to yourself !”
Itu adalah kalimat yang selalu ditanamkan dalam diri saya.
Apapun yang terjadi pada saya, saya bertanggung jawab terhadap diri saya sendiri.
Bukan menyalahkan orang lain ketika saya gagal,
Bukan menyalahkan kehidupan yang tidak adil ketika saya jatuh,
Bukan menyalahkan sekeliling saya ketika saya terkucilkan,
Bukan menyalahkan kehidupan saya ketika saya tidak bisa menjadi lebih baik.
But, I always asking, what wrong with me !
Tanyakan pada diri kita, apa yang membuat kita gagal, jatuh, terkucilkan dan tidak bisa lebih baik.
So, you can fix your own problem.
Judge maybe easy and make many thing done.
But it just get worse when the same problem come again, because we never really fix it !
So, like what I liked to say in the end of every story,
“Being wise isn’t easy. But we can choose wisely !“
Tergantung kita mau hidup seperti apa guys ~