“Memberi tidaklah harus selalu materi.“
Sometimes we always heard that quote but still, on our mind, giving something always mean “money”or material things.
Maybe we didn’t give money langsung, tapi almost all of us think, dalam bentuk apapun pemberian itu pasti ada harganya. It’s right 🙂
Semua hal memang ada harganya, dan jika kita kalkulasikan dengan yang namanya ‘uang’.
We still on track, giving money (langsung ataupun tidak).
In that post, let compare what in your mind and my thought.
Saat saya masih kecil, saya sering diajak berjalan melewati tempat yang sama oleh mama saya.
Then, I have my favorite view disalah satu pojokan gang.
Seorang anak kecil dan mamanya sedang duduk disana beralaskan sebuah kain dan bertemankan sebuah ember kusam didepan mereka.
Mereka sedang makan nasi putih pakai kecap.
Saat itu saya berusia sekitar 6th, maybe tahun 1998.
Memang sih zaman masih susah ya.
(gak kayak sekarang banyak orang drama ngemis dijalan)
Kehidupan saya juga bisa dikatakan hampir sama persis seperti mereka.
(cuma bedanya saya tidak berakhir dijalanan)
So, melihat pemandangan begitu, what in your mind at first sight ?
Ibarat kamu tidak pernah melihat gembel gitu lho.
Suddently, I say to my mom,
“Mom, ayo cepat jalan. Ada olang gila.”
Sya katakan tanpa rasa bersalah didepan mereka, Which I didn’t mean to hurt them, and I don’t know what I am saying at that time.
Masih kecil kan, negok gitu ga tau apa – apa, responnya langsung begitu. and mereka hanya diam saja mendengarnya guys.
What is a amazing thing I learn from my mom and I still remember until today is,
“Mereka bukan orang gila dan kita bukan orang waras. Kita hanyalah orang yang ‘sedikit’ lebih beruntung dari mereka.”
Mom said that to me.
I still didn’t get it.
Then I saw my mom give them money from her pocket.
Then I ask again,
“Mom, why you give them money ?”
Mom say,
“Because we are a same person. We just little lucky than them.”
Still on my mind.
Didalam hati, saya bertekat tidak akan berjalan melewati gang tersebut !
(karena saya minta duit beli permen aja gak dikasih ! Terus itu duit dikasih kemereka, jadi kesal kan, namanya masih bocah kala itu !)
Then the next day, we went for a walk again sehabis saya pulang sekolah.
Saya merajuk saat itu karena tidak dibelikan permen karena uang mama saya yang katanya tidak ada saat itu.
Dengan muka cemberut, dan perjalanan kaki yang mama arahkan lagi melewati gang tersebut,
You know what I say,
“MOM ! jangan lewat sini, ada orang gila !”
I said it again.
But, mom still walking and I follow her.
She stop on that place, and giving them money ‘again’.
Dongkol dong ya saya anaknya minta permen ga dikasih karena ga ada uang, terus dia ngasih orang lain. and I mad at that time.
“Mom, kok lebih sayang mereka sih !! anaknya sendiri ga diperhatikan !” geramku.
Mom, with her smile say to me,
“Perhatian sesungguhnya itu bukan dilihat dari pemberian, tetapi kepedulian.”
And still, I didn’t understand that much.
Day by day, my mom doing that almost full week.
We walk in same road, same conditions, but different time !
Saya mulai sadar, bahwa mereka hanya tinggal berdua dan mamanya adalah pemulung.
The day I never forget is when my mom give me money, and ask me to giving it to them.
Actually, I can choose, buy a candy or give it to them.
Kamu tahu betapa beratnya pilihan bagi saya dikala usia 6th.
Permen permen atau dikasih begitu saja pada stranger ?
Ini kan sama – sama butuh ya !
And … tidak munafik, saya pergi beli permen !I
Buy my candy with my happy face and then, I walk same way back and I give half of my candy to that kids !
She just shock !
Then she cry !
Dia tertawa bahagia sampai menagis didepan saya !
Tiga butir permen yang saya berikan padanya membuat dia menangis, salah apa saya !!
Then I know from her mom that she never had a candy from her whole life !
Percaya apa tidak, saat itu saya merasa, giving is such of wonderful things !
Saya tidak mesti selalu memberikan mereka uang, namun lewat hal sederhana yang saya punya, kadang bisa memberikan senyuman luar biasa bagi orang lain.
(meskipun sepanjang jalan udah mikir berkali – kali)
Saya tidak pernah diajari beramal oleh mama saya secara langsung, tapi satu hal yang saya sadari, bahwa saat saya memberi ditengah kekurangan saya, saya tidak pernah menjadi lebih miskin dari keadaan saya saat ini.
“No one has ever become poor by giving.”
The amazing things is, when I can let it go, giving what I had left. I can get more than that.
Tidak perlu tunggu berlebih baru memberi,
Tidak perlu memberi saat berlimpah,
Tidak perlu berlimpah baru berbagi,
Tidak perlu berbagi saat itu terasa berat.
Time goes so fastly,
I also learn that giving isn’t always about money.
Memang semua hal jika dicompare dengan uang, maka kamu akan memberikan uang.
But, tidak semua orang membutuhkan uangmu.
Look around and see where you stand,
Disana ada seseorang yang membutuhkan waktumu,
Disana ada seseorang yang membutuhkan perhatian kamu,
Disana ada seseorang yang membutuhkan ilmumu,
Disana ada seseorang yang membutuhkan uangmu,
Disana ada seseorang yang memperhatikanmu !
Terkadang yang membuat kita malas adalah statement dimana saat kita berbagi, yang ada mereka hanya akan bertambah menjadi semakin malas dan tidak melakukan apapun.
But always remember, you can give something else than money.
Ask your heart guys.
For me, giving isn’t always talk about money.
I also can give many thing with a word.
Whenever and whatever it is,
Kamu akan mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan tersendiri saat kamu bisa menciptakan senyum diwajah seseorang.
Keep doing good and good will come back to you !
Happy giving !