I think make a review of every film that I watched will be fun, but it just bored.
So, I wanted to write a story that maybe useful for some of us who still love to reading.
Alright, saya membuat post ini ketika saya menunggu teman saya.
Saya memilih datang lebih cepet dan minum coffee sambil ngeblog setelah satu kawan yang menemani saya kebosanan dan memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.
Didn’t mean she doesn’t want to company me, but I think when we force someone to meet someone else that they don’t familiar, it just make everyone feel weird and uncomfortable, right ?
Sering kali kita bertanya pada diri kita sendiri, apa sih kelebihan dan kekurangan saya sehingga orang – orang disekitar kita begitu ingin / tidak ingin bersama kita.
Jika kita memandangi cermin, kita akan merasa bahwa semua hal yang kita lakukan adalah hal yang baik, dan tentunya, kita berpikir bahwa kita sebenarnya sudah berusaha menjadi orang yang baik bagi teman – teman kita, bagi keluarga kita dan bahkan bagi seluruh lingkungan kita.
So, why there’s always a hater and lover ?
Disini saya tidak mau juga berbicara politik, tapi salah satu contoh pas buat postingan saya kali ini adalah di politik. Semua orang pada tahu apa yang terjadi pada 22 Mei lalu. Seolah negara kita ini merupakan tempat yang sudah tidak aman lagi.
Kaum minoritas merasakan ketakutan, dan kaum mayoritas juga begitu.
Semua saling berteriak menolak keputusan yang ada, semua saling berperang melawan sesuatu yang bahkan mereka tidak ketahui alasan jelas kenapa mereka melakukannya.
Miris, but itu terjadi dinegara kita.
Lalu, apa keuntungannya ?
Secara jujur, bagi kaum minoritas, dengan adanya peristiwa tersebut membuat sebagian mereka menjauhi diri mereka dari kaum mayoritas, karena mereka berpikir bahwa kaum mayoritas adalah kejahatan.
Keuntungannya ?
TIDAK ADA !
Perpecahan terjadi, dan semua berusaha menghindar dari kaum yang mereka anggap tidak baik.
Itu bukan karena kaumnya yang tidak baik, tetapi orang – orang yang mengunakan nama kaum sebagai kebenaran merekalah yang seharusnya salah.
Begitu juga didalam pertemanan kehidupan kita.
Apa yang kita anggap teman adalah mereka yang selalu bersama kita.
Kita selalu berharap bahwa ketika kita senang ataupun susah, teman kita akan mendukung kita.
Bahkan tidak jarang ketika kita dilanda oleh suatu masalah, kita akan berusaha mencari teman yang akan mendukung opini kita, dengan adanya teman yang memiliki suara sama, kita akan merasa lebih powerful. Benar begitu ?
Berikut saya bagikan 6 tips teman sesungguhnya bagi kamu ya. Simak baik – baik guys :
- Teman nyata itu tidak selalu menjadi orang yang mendukung setiap opinimu hanya untuk membuatmu merasa powerful. Jika mereka merasa bahwa kamu salah, ahli – ahli membenarkan kamu, mereka seharusnya menjadi orang yang menegur kamu terlebih dahulu.
- Teman nyata itu bukan ketika kamu berada dipuncak kesuksesan kamu. Mereka yang nyata ingin berteman dengan kamu adalah mereka yang berusaha mendorongmu naik ketika kamu berada dibawah, dan tetap menunggu updatemu ketika kamu melupakan mereka saat berada diatas.
- Teman nyata itu bukanlah orang yang setiap hari duduk bersamamu menikmati sore dan melewati hari – harimu. Mereka adalah orang yang jarang bertemu denganmu, tetapi selalu ada ketika kamu membutuhkannya.
- Teman nyata tidak pernah marah ketika kamu tidak bisa membantu mereka menyelesaikan masalah mereka. Mereka adalah orang yang pengertian dan mampu menerima keadaan ketika kamu tidak bisa membantu mereka.
- Teman nyata itu tidak mengharapkan perlakuan sama seperti yang mereka lakukan padamu.
- Teman nyata itu tidak berkata bahwa mereka itu sudah terlalu sabar dan baik berteman denganmu. Mereka adalah orang yang dengan cuek tetap berada disampingmu meskipun terkadang mereka tahu mereka telah menyakitimu dan melukaimu. Mereka selalu bisa membuatmu kembali tertawa.
Aku gak ngajarin kalian buat pilih teman ya,
Memang ajaran orangtua kita bener, berkawan itu jangan suka milih – milih.
Tapi…
PANDAI – PANDAI DISORTIR YA !!!