Dia menuruni tangga yang dingin dan gelap sambil mengendong Dave dipundaknya. Dia telah menutup luka dijari Dave agar dia tidak meninggal kehabisan darah sebelum tugasnya selesai. Dia membuka pintu besi diruangan rahasia itu dan meletakkan Dave didekat altar dimana tubuh Audrey berada. Lilin diruangan itu menyala dengan liarnya. Sebelum dia memulai ritualnya, dia menganti beberapa lilin yang sudah hampir habis.
Dia lalu duduk didepan altar Audrey. Dia memandangi foto besar itu dan mulai menangis. Dia menangis dengan begitu keras dan lalu tertawa. Dia lalu membersihkan sisa airmatanya dan memperhatikan Dave disana. Dia lalu tersenyum lebar, dia tidak pernah menduga bahwa ilmunya itu bisa menciptakan monster yang akan membantunya membangkitkan Audrey.
“Sebentar lagi, aku akan berjumpa denganmu, sayang…”
Dia mulai bersiul pelan, semua yang dia lakukan selama ini semata untuk menghidupkan kembali anaknya itu. Dia mempelajari ilmu hitam dan itu berhasil ! Perlahan tapi pasti, dia mampu merasakan kehadiran Audrey semakin terasa didekatnya. Dia berjalan melewati Dave dan mengambil sebuah kotak kayu yang terletak tidak jauh dari mayat Audrey. Dia kembali duduk didepan Dave dan membuka kotak tersebut.
Bau amis tercium begitu kuat. Dave menatap penuh kejijikan dengan sisa tenaganya. Max mengeluarkan sebuah jantung yang sudah sangat hitam dan meletakkannya ditengah – tengah altar diantara Dave dan mayat Audrey. Dia lalu menyalakan 2 lilin putih dan meletakkannya dibawah jantung itu, dia membentuk segitiga dengan jantung Audrey sebagai pusatnya diatas segitiga itu.

Dia lalu mengambil sebuah cawan yang terletak tidak jauh dari tempat duduknya dan mendekati Dave sambil tersenyum.
Dave, berusaha berbicara namun tidak ada suara yang keluar.
Gigitan itu telah merobek lehernya cukup parah. Dia berusaha bergerak namun seluruh tubuhnya sungguh tidak bersahabat dengannya.
Dengan kasar Max meraih tangan Dave yang sudah dibalut dengan perban lalu merobeknya kembali. Dave menjerit namun tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Airmatanya terjatuh dan seluruh tubuhnya bergetar hebat.
Max menampung darah Dave kedalam cawan itu. Dia terus menekan luka itu dengan kuat agar darah yang dikeluarkan mencukupi kebutuhannya. Setelah cawan tersebut terisi penuh, dia melepaskan genggamannya dan membiarkan Dave sekarat disana.
“Bu…nuh… a….ku…”
Dave berbicara dengan susah payah. Max tersenyum kecil dan mengangkat cawan itu kepertengahan segitiga itu lalu menuangkan seluruh darah Dave kejantung yang telah menghitam itu sambil bersiul pelan.
“Tugasmu sebentar lagi selesai.”
jantung itu lalu menyerap seluruh darah Dave yang tertuang disana dan mulai berdetak pelan. Dave melihat dengan keadaan setengah sadar dan merasakan kengerian yang tidak mampu dia ucapkan. Ritual apa yang dilakukan Max disana ! tidak ada siapapun disana, tidak ada yang bisa menolongnya, dan tidak akan ada satupun orang yang mempercayai apa yang dilihat oleh Dave disana. Hanya kematian saja yang menjadi saksi bisunya saat ini.
Ya, hanya kematian. Dan pandangannya menjadi gelap.
Lilin diruangan itu mulai bergoyang dan padam ketika angin kencang berhembus kuat didalam ruangan itu. Tubuh Dave terangkat keatas dan dia mulai tertawa.
Audrey telah merasuki tubuhnya. Suara Dave telah berubah sama persis dengan suara Audrey dan dia mulai berbicara pada Max yang tercengang disana.
“Pop, kapan pop akan membebaskanku ? Aku butuh lebih banyak darah pop. Aku kelaparan disini.”
“Audrey, pop akan segera membebaskanmu. Secepatnya anakku.. pop promise you that.”
“Pop, tolong aku pop. Mereka ingin membunuhku disini.”
“Yes Audrey, bertahanlah disana. Pop akan membebaskanmu dari neraka. Pop sudah berjanji dengan Lucifer dan ritual sanctum regnum ini adalah tanda perjanjian suci ayah dan Lucifer. Tidak ada yang akan menyakitimu disana, Audrey.”
“Yes pop. I know… aku menunggumu pop. More blood as present. And I’ll back to you, pop.”
Lalu tubuh Dave terjatuh dan jantungnya berhenti berdetak.
“No… Tidak secepat itu Audrey… !!”
Jerit Max.
Dia lalu mengambil pisau yang berada dikantongnya dan memotong urat nadinya sendiri. Dia menuangkan darahnya kejantung Audrey yang sudah berhenti berdetak. Jantung itu tidak menyerap darah Max. jantung itu kembali menghitam. Audrey telah pergi dari ruangan itu.
“No…. no..!!”
Jeritan piluh Max kembali berubah menjadi tawa tidak lama kemudian. Tawa bahagia karena dia tahu bahwa ritual dan perjanjiannya dengan Lucifer tidak akan sia – sia. Dia hanya perlu menunggu korban berikutnya.
Sesuai dengan nama anaknya, Audrey Will, 10 huruf dinamanya menandakan bahwa dia harus menukarkan 10 jiwa orang lain sesuai jumlah huruf didalam nama yang ingin dibangkitkan. Dia hanya butuh 7 nama lainnya dan Audrey akan kembali bersamanya.
Dia lalu mengangkat mayat Dave dan membalut seluruh tubuh itu dengan perban. Dengan sedikit usaha, dia mengantungkan Dave diatas ruangan itu, tempat dimana Mario dan Andrew berada. Lalu dia menyimpan kembali jantung itu dengan hati – hati kedalam kotak kayunya.