CHAPTER TEN : THE DREAM AND MEMORIES

0

Dia adalah seseorang yang telah meninggal 10th lalu secara misterius.
Sebuah syal merah yang begitu dikenal oleh orang – orang didesa itu !

Spread the love

Sudah 2 hari berlalu sejak menghilangnya Andrew, Dave dan Mario. Nana mulai mengurung diri didalam kamar dan hanya keluar dari kamarnya ketika ingin makan. Dia juga menjadi pendiam. Perubahan drastis Nana membuat ayahnya mulai merasa cemas dan ikut membantu uncle Jon untuk mencari ketiga temannya.

Jonny selalu berkunjung kerumah Nana. Dia dan polisi setempat tidak menemukan apapun selain jari Andrew dan Mario. Dave sendiri masih menghilang secara misterius. Mereka juga masih merahasiakan hal ini dari public. Cowel dan Mole tampak setuju dengan keputusan Jonny saat ini.

Jonny juga memberitahu keluarga Mario yang tengah berada diperkotaan atas hilangnya Mario beserta 2 jari Mario yang tersisa didalam steambath. Mendengarkan hal tersebut, orangtua Mario sangat marah dan tidak mempercayai polisi setempat sehingga mereka akan mengirimkan detektif terkenal dari perkotaan.

Jonny tidak mampu membela teamnya saat itu karena kenyataannya adalah mereka telah menghabiskan waktu 2 hari penuh dan tidak ada sedikitpun tanda – tanda dari ketiga anak itu. Dia hanya mendengarkan setiap amarah yang keluar dari orangtua korban.

Disisi lain, Nana terus berusaha mengingat apa yang sebenarnya telah terjadi pada dirinya. Ketika malam hari tiba, saat dia ingin tidur dan mulai mematikan lampu dikamarnya, dia mulai mendengarkan bisikan – bisikan halus yang berkata :

“Time to pay…”

Ketika dia membuka matanya dan menyalakan lampu disamping kasurnya, dia tidak menemukan siapapun didalam kamarnya dan suara tersebut juga ikut menghilang begitu saja.

Sejak bisikan itu mulai menganggu, sejak itu juga Nana mulai tidak berani tidur. Dia mulai terlihat kacau dan menjadi pendiam. Dia juga tidak menceritakan apapun kepada ayahnya, termaksud uncle Jon. Dia tidak ingin membuat mereka cemas.

Hari itu ketika uncle Jon ingin pulang, Nana memintanya untuk tetap tinggal bersama mereka. Perasaannya tidak enak namun dia juga tidak mampu mengatakan apa yang membuat dia merasakan kegelisahan yang luar biasa. Mungkin karena dia sudah tidak tidur selama 2 hari penuh sehingga pikirannya menjadi kacau dan hatinya merasa gelisah.

Well, walaupun sedikit keberatan, akhirnya uncle Jon menginap disana dan memutuskan untuk menemani Nana hingga terlelap dikursi kulit dekat perapian rumahnya. Dalam hitungan menit saja Nana sudah langsung terlelap. Suara itu tidak menganggunya sama sekali hari itu.

Ubcle Jon menemani Nana malam itu hingga terlelap.

((Dia bangun dari sofa itu dan berjalan keluar dari rumahnya. Ada seseorang yang sedang memanggilnya diluar sana. Dia terus berjalan tanpa mengunakan alas kaki dan mantel. Dia tidak merasa kedinginan sama sekali disana. Dia sampai disebuah rumah tua dan masuk kedalamnya, dia merasa bahwa rumah itu sudah seperti rumahnya sendiri. Seseorang yang dikenalnya sedang menunggu dirinya disana.

Ya, disana, tepat dipojokan rak buku itu sebuah lorong gelap terus memanggilnya. Kakinya menyentuh dinginnya lantai disepanjang lorong itu. Dia terus berjalan hingga kesebuah ruangan yang dipenuhi lilin dan ada satu mayat yang telah menjadi tengkorak berada diatas meja itu. Mayat itu mengenakan syal merah dilehernya.

Tengkorak itu lalu bergerak dan hidup. Tiba – tiba tubuhnya dipenuhi oleh ketakutan dan dia berusaha lari dari sana namun terlambat, tengkorak itu menerkam bahunya dari belakang. Dia berteriak sekerasnya.)

“TIDAKK !!!”

Teriakannya membuat uncle Jon tersadar dari kantuknya. Ayahnya segera berlari kebawah ketika mendengarkan teriakan Nana. Tubuhnya dipenuhi oleh keringat dingin. Dia memegangi sekeliling lehernya, terkaman itu terasa begitu nyata dibahunya. Dipandanginya sekeliling ruangan itu. Perapian itu masih menyala. Disana ada uncle Jon dan ayahnya yang terbangun dengan wajah panic. Itu hanya mimpi ! Tapi terasa begitu nyata baginya.

“Ada apa Nana ? Kamu mengejukkan kami !”

“Aku bermimpi ! Begitu nyata !”

Mereka bertiga saling bertukar pandang, Nana kembali melanjutkan ceritanya..

“Aku ingat uncle Jon. Aku ingat rumah itu !”

Expresi Jonny berubah seketika. Dia menunggu hingga Nana selesai menceritakan isi mimpinya dengan sabar dan perasaan yang mulai berdebar.

“Aku tidak ingat tempatnya namun aku yakin rumah itu memiliki rak buku yang besar. Dan diujung sana ada sebuah lorong dan sebuah ruangan yang dipenuhi oleh lilin – lilin.”

Nana menghentikan ceritanya, dia mulai menangis. Tubuhnya gemetaran. Jonny segera merangkulnya dan berbisik lembut padanya.

“Semua baik – baik saja. Tidak ada yang terjadi.”

“Aku melihatnya uncle Jon ! Aku melihat tengkorak itu hidup ! Dia mengunakan syal merah dilehernya dan dia menerkamku !”

Seketika suasana diruangan itu terasa hening. Nana menangis dengan keras dan tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka setelah Nana menceritakan isi mimpinya tersebut.

Setelah Nana sedikit lebih tenang, uncle Jon berbicara berdua dengan Rey, ayah Nana didekat pintu keluar dan dengan suara sepelan mungkin agar Nana tidak mendengarkannya.

“Aku tahu siapa pemilik syal merah itu.”

“Apa ! Mari kita hajar keparat itu !”

“Masalahnya tidak semudah itu Rey. Anak yang berada dimimpi Nana itu sudah meninggal 10th lalu.”

“Apa ??!”

“Aku merasa tidak tenang jika Nana masih berada didesa ini. Apakah kamu bisa membawanya pergi bersamamu kekota besok ? Aku akan menghubungimu ketika aku sudah bisa memastikan siapa dalang dibalik menghilangnya anak – anak.”

“Baiklah. Aku akan mencari alasan yang bagus.”

“Oh, kalau kamu tidak keberatan, bisakah kamu juga membawa Mole dan Cowel bersamamu ?”

“Aku kenal Cowel, but Mole…. Mole ibunya Dave kah ?”

“Iya, aku cemas sesuatu akan terjadi mereka.”

“Baiklah. Aku akan berusaha mengajak mereka.”

Setelah percakapan mereka selesai, Uncle Jon lalu berpamitan dengan Nana dan berpesan padanya untuk tetap berada didekat ayahnya. Lalu dia pergi dari rumah itu.

Didalam pikirannya, dia hanya bisa membayangkan Max. sahabat lamanya.
Mungkinkah pria itu menculik anak – anak tersebut dan dijadikan sebagai penganti Audrey ? Lantas kenapa dia harus memutuskan jari mereka juga. Dia akan mencari jawabannya sendiri.

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights