CHAPTER NINE : IT’S LATE !

0

I kill for you, now it’s your time to pay !!

Spread the love

Dia mengigit jarinya dengan kuat agar tidak terlihat ketakutan. Setelah menunggu lumayan lama, Jonny akhirnya sampai. Ada secerca harapan yang tampak jelas diwajahnya. Dia segera berlari kearah uncle Jon dan memeluknya dengan erat. Airmatanya tidak mampu tertahankan dan dia menangis sejadi – jadinya.

Ketika suasana membaik, Jonny duduk berdua dengan Nana diruang tamu sementara Mole membuatkan tea hangat untuk mereka. Mole terlihat tenang meski wajahnya menyiratkan kecemasan akan anaknya, Dave.

Jonny memperhatikan Mole sesaat. Ada sesuatu yang aneh pada wanita itu.
Jonny menyadari hal tersebut karena kepanikan Mole tidak separah Cowel. Kehilangan anak seharusnya membuat wanita itu histeris. Lebih histeris daripada seorang lelaki pada umumnya.

Nana lalu menceritakan bagaimana dia menulis nama Andrew, Mario dan Dave disebuah tempat ketika pulang sekolah. Saat itu dia dipenuhi oleh perasaan benci yang tinggi. Dia sendiri lupa kenapa dia melakukannya. Tapi dia ingat jelas bahwa dia mengurutkan nama mereka mulai dari Andrew, Mario lalu Dave.

Sesuatu yang buruk telah terjadi pada mereka !
Ada seseorang yang menganggap tulisannya adalah sebuah kebencian dan ingin mencelakakan mereka.

Setelah memberitahu uncle Jon, Nana kembali menangis. Dia merasa begitu bersalah. Dia berusaha mengingat dimana dia menuliskan nama tersebut. Jika sesuatu benar terjadi pada mereka bertiga, dia tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri !

“Tenanglah Nana, team polisi telah kukerahkan untuk mencari Dave. Bagaimana dengan Mario ? Apakah kamu berhasil menghubunginya ?”

“Tidak uncle Jon, aku meneleponnya beberapa kali dan meninggalkan pesan suara dan dia tidak membalasnya sama sekali.. Aku takut..”

“Tsuu…”

Jonny berusaha kembali menenangkan Nana.
Jonny berpikir sedikit lama lalu menatap Nana dengan wajah serius.

“Kita akan kerumah Mario sekarang juga !”

“What…?”

“Ayo kita berangkat sebelum terlambat !”

Jonny bangkit berdiri dan memberikan intruksi pada Nana untuk mengikutinya. Didalam balutan mantel yang tebal, mereka pergi kerumah Mario berdua. Jonny tidak mengajak polisi kesana karena tidak ingin membuat Nana takut.

Sesampainya dirumah Mario, Jonny membunyikan bel dirumah itu berkali – kali. Dia lalu berusaha mengintip kedalam rumah itu. jonny tahu bahwa orangtua Mario sedang berada dikota, dan kemungkinan Mario tertidur didalam rumahnya sangat tinggi. Setidaknya dia harus tetap berusaha berpikir positif terlebih dahulu.

Nana, berdiri kaku didepan rumah Mario dan memandangi kaca – kaca yang menghiasi rumah mewah itu.
Pikirannya terus mencari ingatan siang tadi. Dimana dia menuliskan nama mereka !
Dia tidak bisa mengingat satu hal pun selain dia pulang dalam keadaan super kedinginan.

Jonny and Nana didepan rumah Mario,

Jonny mulai kehilangan kesabarannya. Dia berjalan agak menjauh dari pintu dan dalam hitungan ketiga, dia mendobrak pintu itu. Nana sedikit terkejut namun dia membiarkan uncle Jon terus mendobrak pintu tersebut. Beberapa kali dobrakan kuat uncle Jon akhirnya berhasil membuat pintu rumah itu terbuka.

Hangatnya suhu didalam rumah itu menghambur keluar seketika. Perapian disana masih menyala. Mario pasti berada didalam rumah !
Sebelum mereka masuk kedalam, uncle Jon mengeluarkan pistolnya dan meminta Nana tidak berjauhan darinya. Nana mengikuti uncle Jon memasuki rumah itu dari belakang.

Mereka memasuki setiap ruangan yang ada dirumah itu tetapi Mario tetap tidak ditemukan. Setelah mereka selesai memeriksa seluruh lantai 1, mereka menaiki lantai 2 yang terdiri dari tempat gym dan juga pemandian.

Tidak jauh dari tempat pemandian, mereka melihat hp Mario terletak disalah satu meja dekat kolam. Mereka mendekati meja itu dengan sangat berhati – hati dan melihat aliran darah yang keluar dari ruangan steambath.
Jonny menunduk dan menyentuh darah tersebut, masih hangat.

Dia menarik pelatuk pistolnya dan memberikan isyarat pada Nana untuk tidak berada jauh darinya. Meski Nana sudah sangat ketakutan, dia tetap ingin melihat apa yang berada didalam steambath itu. Jonny memanggil Mario beberapa kali sebelum membuka pintu tersebut.

“Mario ? Apakah kamu didalam ?”

Tidak ada jawaban. Nana lalu melihat tombol pengatur suhu dari luar ruangan itu. suhunya off. Tetapi kepulan asap didalam steambath itu tidak juga hilang. Setelah memberikan isyarat pada uncle Jon, mereka sepakat untuk membuka ruangan tersebut. Dalam hitungan ketiga, mereka membuka pintu tersebut dan Nana langsung menjerit histeris.

Jonny menemukan handuk dan kulit – kulit Mario yang terkelupas. Namun tidak dengan mayatnya !

Jonny menyimpan pistolnya dan menutupi hidungnya dengan kain lalu berjalan mendekati lantai steambath yang sudah dipenuhi darah. Dia mengambil 2 buah jari yang terletak disana lalu menyimpannya kedalam plastic sebagai barang bukti. Dia bisa melihat handuk itu bertemankan kulit tubuh yang diduga adalah milik Mario. Dia memutari lantai 2 itu dan tidak menemukan mayat Mario dimanapun.

Dia kembali teringat saat Andrew menghilang dan polisi berhasil menemukan 1 jarinya, jika perkataan Nana benar, maka Mario adalah korban kedua. Hal itu disimpulkan berdasarkan jumlah jari Mario yang dia temukan. Dan Dave, akan menjadi korban ketiga !

Siapa yang tega melakukan hal tersebut ! apa tujuannya !
Dengan kepanikan tinggi, uncle Jon mengajak Nana untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

Saat Nana akan pergi dari sana, dia melihat kedalam ruangan steambath itu untuk terakhir kalinya. Dia memperhatikan kaca yang beruap itu dan terus berusaha mengingat apa yang telah dia lakukan. Dan perlahan kaca tersebut mulai membentuk tulisan, seolah ditulis dari balik kaca. Kakinya bergetar, dia tidak bisa bergerak.

“Time to pay.”

Dengan ketakutannya dia memanggil uncle Jon..

“Uncle…”

Jonny membalikkan badannya dan melihat dengan penuh keheranan. Dia lalu mendekati Nana. Seketika badan Nana menjadi ringan ketika Jonny mendekatinya, Dia lalu menunjukan pada uncle Jon untuk melihat tulisan yang baru saja dilihat. Jonny, melihat persis sesuai petunjuk Nana namun tidak ada apapun yang terlihat olehnya.

“Ada apa Nana ?”

Nana terus menunjuk kearah steambath itu dan tidak berani memandangnya.

“Tidak ada apa – apa disana Nana ! Apa yang ingin kamu katakan ?”

Mendengarkan ucapan Jonny membuat Nana kembali menoleh kearah kaca itu. Tidak ada tulisan apapun disana. Hanya sebuah kaca beruap seperti pertama kali mereka tiba. Perasaannya mulai terasa begitu buruk.

“Ayo kita bergegas ketempat Dave ! Firasatku sungguh tidak enak !”

Nana mengangguk dan mereka meninggalkan tempat itu.

Setelah mereka berlalu, steambath itu menyala dan dari balik kaca, sebuah telapak tangan menempel disana.

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights