Terlepas dari penjajahan dan hidup bebas namun kembali pada penjajahan zaman babylonia, Bagaimana sudut pandang babel tower dizaman now ??
Aku tidak membuat article tentang “Babel Tower” karena kita semua pasti sudah tahu maksud dari kata tersebut. Kalau mau dibikin kilasan sekilas, babel tower itu pada zaman babylonia merupakan menara tertinggi pada masanya.
Tujuan dari babel tower itu sendiri memiliki berbagai sudut pandang yang berbeda dari ahli yang berbeda pula. Namun 1 hal yang jelas dari pembangunan menara itu adalah “Ingin mencapai Tuhan. Or mungkin mereka mau menyentuh matahari kali ya.”
Based on Alkitab, yaitu kitab Kejadian 11:1-9, menara itu dibangun manusia agar mereka semua bisa berkumpul disana. Akhirnya Tuhan murka lalu mengacau balaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak mengerti 1 dengan yang lain. Dan dikatakan babel karena disanalah simbol keangkuhan manusia runtuh seketika. Sederhana ya, bahasa yang dikacau balaukan sudah langsung mengacau balaukan seluruh niat mereka pada masa itu.
Kesimpulan tersebut mengantarkan kita pada fact bahwa babel tower itu merupakan simbol keangkuhan dan kesombongan manusia pada masa itu.
Sombong gitu lho pengen setara dengan kedudukan Tuhan.
Sombong gitu lho pengen bangun suatu tempat yang bisa membuat mereka semua berkumpul dan tidak berserak kemana aja.

Sampai article ini terbit,
Aku pengen share aja kalau dizaman now ini, kita masih sibuk juga membangun menara babel versi kita.
Aku gak bilang kita gak boleh membangun bangunan tinggi or apartement bertingkat ya.
Menara babel disini maksudnya lain.
Maybe diantara kita masih jarang dengar istilah menara babel.
Tapi kalau aku bilang keangkuhan dan kesombongan, pasti langsung pada paham kan.
Yah, manusia dari zaman babylonia sampai zaman NOW itu tidak terlepas dari 2 kata tersebut, keangkuhan dan kesombongan.
Sehubung zaman now itu adalah zaman dimana kita bisa dipenjara jika mengeluarkan kata yang gak cocok or menyinggung sebuah pihak, maka istilah menara babel ini cocok bangat buat dipakai.
Aku share article ini dengan maksud mengingatkan masing – masing kita, bahwa sehebat apapun kita, setinggi apapun kita dan seberapa sombongpun kita. kita akan jatuh jika Tuhan sudah murka. Yah seperti menara babel yang dijelaskan diatas itu lho.
Ketika manusia merasa bahwa mereka memiliki kekuatan dan kekuasaan, maka salah satu cara untuk menunjukannya adalah dengan sebuah bangunan. Sama seperti manusia pada zaman babylonia. Mereka ingin menunjukan bahwa mereka bisa membuat sebuah kota yang OK sehingga mereka tidak akan tercerai berai lagi (sombong) dan naas’nya hal tersebut hancur dalam hitungan detik.

Kerap kali kita terlalu meninggikan segala sesuatu yang telah kita miliki.
Kita mulai ingin memperlihatkan kemampuan kita kepada seluruh orang, kita mulai angkuh dan kita mulai menciptakan menara babel kita tersendiri.
Aku pernah bertemu seseorang yang bisa dikatakan luar biasa.
Luar biasa hidupnya dan luar biasa pelitnya. Orang ini memiliki begitu banyak kekayaan dan kekuasaan. Dan sejauh saya mengenal orang ini, dia termaksud seseorang yang angkuh dan juga mulai sombong atas segala yang dia miliki.
(Biasa lah kan, orang kerap lupa bagaimana dulu pas susah)
Suatu hari,
Dia mulai tergoda untuk membangun menara babel.
Dia memberikan hampir seluruh waktu dan tenaganya untuk memikirkan menara’nya tersebut.
Dia lupa bahwa ketimbang memikirkan bagaimana agar menara babel ini bisa selesai, ada hal yang lebih membutuhkan perhatiannya, yaitu keluarganya.
Dibalik kesuksesannya dan pembangunan menara babelnya,
Kehidupan keluarganya sendiri bisa dikatakan tidak cukup baik.
Bagi orang – orang disekitarnya, mungkin keluarganya terlihat hanya pada harta. Bukan kebaikkan dan juga keharmonisan.
Tanpa sengaja aku bertemu dengan seseorang yang dulunya begitu kenal akrab dengan dia,
Orang ini bernama D.
Aku agak kaget karena si D ini sudah tidak mau memandang dia lagi.
Si D ini adalah seseorang yang tersakiti sekali atas pembangunan menara babel dia.
Dari ceritanya, aku mulai sadar bahwa sebagian orang membangun menara babel mereka diatas penderitaan orang lain.
Why ??
Karena ketika dia membangu menara babelnya, Tuhan memberikannya seribu satu halangan agar dia menghentikan prosesnya tersebut.
Namun sayangnya, keinginannya untuk mendirikan menara tersebut membuat dia mulai kehilangan hati nurani.
Dia tidak segan mengorbankan berbagai kebahagiaan orang lain,
Dia sudah tidak segan menindas mereka yang bekerja dibawahnya, dan dia sudah tidak segan membuat banyak kepala keluarga kehilangan penghasilannya !
HOW HE DO THAT ??
Demi mengwujudkan menara tersebut,
Dia memangkas habis sebagian pekerjanya pada masa itu.
So, the rest yang tersisa itu bisa kerja double dan menaranya tetap berjalan hingga selesai.
FOR WHAT ??
ARE YOU SERIUS ASKING ME “FOR WHAT ??”
YES !!! WHY HE IS SO CRUEL ??
YAH…..
BUAT PEMBANTUNYA LAH !!
WHAT THE FU*KK !!
Yes, he build itu for
HES SERVANT AT HOME !!
Karena dia itu bakalan sibuk dan jarang didalam menara,
Terus keluarganya gak jelas pada kemana.
Akhirnya jadi pembantunya bahagia dong ya. Sisa menikmati aja kan ya.
(yah meski bakalan lain cerita kalau dia meninggal, mungkin itu jadi legacy dia ke cucu cicitnya)
Akhirnya,
Menara yang dibangun atas keringat dan airmata orang itu hanyalah sebuah bangunan megah.
Sebuah bangunan dengan nama’nya yang terpampang nyata dan penuh dengan sumpah serapah orang yang tersakiti.
Kalau aku jadi cucunya, terus aku ditanya historynya or diceritain history’nya, aku mah MALU.
DAN SIAPA YANG BAHAGIA ???
PEMBANTUNYA !!
Dan for what ?
FOR WHAT ??
FOR WHAT ???
FOR WHAT ????
Buat memenuhi 2 rasa didalam dunia.
KESOMBONGAN
&
KEANGKUHAN
That is the real babel in your life.
Kamu membuat hidupmu tidak pernah bahagia,
Dan kamu menjadikan menara mewah itu sebagai penjaramu
FOR THE REST OF YOUR LIFE
So,
If you starting to build one of that,
Coba renungkan,
Ada berapa banyak hal yang kamu korbankan demi keangkuhan dan kesombonganmu ???
PLEASE
DONT BE LIKE THAT ONE !