CHAPTER ONE : 1983 [PART 01]

0

Ketika Musim Dingin Menyerang Desa Aleska…

Spread the love

“Pop, aku ingin pergi membeli segelas coklat hangat ditempat uncle Jon.”

“Sekarang ?”

“Hu um..”

Matanya memandang jauh menembus kaca rumahnya yang sudah tertutup oleh tebalnya salju. Musim dingin didesa itu sudah berlangsung hampir 2 bulan. Dia tidak ingin keluar dari rumahnya. Dia tidak ingin menembus dinginnya salju disepanjang jalan, apalagi sambil mengendong Audrey, anak semata wayangnya yang masih berusia 6th demi segelas coklat hangat.

Coklat hangat itu dijual oleh Jonny dirumahnya yang kini sudah berubah menjadi cafe. Audrey memanggilnya uncle karena dia berkumis tebal dan selalu datang kerumah mereka ketika musim dingin berlalu. Jonny juga suka memberikan tambahan biscuit kepada Audrey. Wajar dimusim dingin yang sudah berlangsung lama, Audrey mulai merindukan kenikmatan dari segelas coklat hangat yang dibuat Jonny.

Lokasinya terletak tidak jauh dari rumah mereka, tetapi kondisi yang sedang dialami sungguh membuatnya tidak mampu memenuhi permintaan Audrey saat itu. Dengan helaan nafas yang berat, dia berusaha menjelaskan kepada anaknya.

“Audrey, tidak bisa sekarang karena salju sedang tebal. Sebentar lagi musim dingin akan segera berlalu, ketika es mulai mencair, pop janji akan membawamu langsung ketempat uncle Jon, okay ?”

“But pop..”

“Pop akan membuatkanmu segelas susu hangat ya. Tunggu disini.”

Dia langsung berjalan kedapur, tidak mau mendengarkan jawaban Audrey hingga selesai. Gadis kecil itu duduk dikursinya sambil melipatkan kedua tangannya didada, pertanda dia kesal melihat sikap ayahnya.

“Minum ini dulu.”

Segelas susu hangat yang masih berasap kini terhidang didepan Audrey. Awalnya anak tersebut masih kesal, namun aroma susu itu membuat dia akhirnya luluh akan kekesalannya sendiri.

Dia lalu mendekatkan susu tersebut kedepan mulutnya sambil meniup – niup kecil asap yang mengepul diatas gelas susunya. Sambil tersenyum, dia memandang ayahnya yang sedang duduk dikursi sebelah sambil memandang kosong keluar rumah mereka.

“Janji ya pop, begitu musim dingin ini berakhir, kita akan menjadi orang pertama yang berkunjung ketempat uncle Jon.”

Ayahnya tersenyum dan menganguk lembut. Mereka lalu menghabiskan sore itu diruang tamu sambil memandangi salju yang turun tanpa henti. TIdak hanya suhu yang super dingin dan juga salju yang turun tiada henti, badai salju juga menjadi santapan warga desa itu setiap musim dingin. Hampir semua masyarakat yang berada didesa itu memilih untuk berdiam diri dirumah.

Dimusim dingin hanya ada beberapa supermarket kecil serta tempat minuman hangat seperti uncle Jon saja yang buka. Anak – anak yang bersekolah juga sudah diliburkan. Para pekerja juga mendapatkan libur karena kerasnya musim dingin didesa itu.

Sebagian dari mereka memilih untuk melakukan aktifitas kecil didalam rumah untuk menghangatkan tubuh mereka, dan sebagian masyarakat lainnya hanya memotong kayu yang sudah disiapkan jauh hari sebelum musim dingin untuk dibakar ditungku perapian sebagai penghangat tambahan.

Ya, meski hanya berlangsung sekitar 3 bulan. Dasyatnya salju yang menghantam desa itu telah mematikan seluruh aktifitas masyarakat yang tinggal disana. Terletak jauh dan terpencil dari kawasan kota Nebraska, desa Aleska itu bahkan dianggap tidak ada ketika musim dingin.

(Continue….)

Copyright by Dewi Shanti

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights