Dia berada didalam kamarnya dan bermain game sejak pulang dari sekolah tadi. Meskipun kacamata yang digunakannya kian menebal karena minusnya terus bertambah, dia tidak mempedulikan hal tersebut. Baginya game adalah dunia terbaik karena didalam game, dia bisa menjadi apa saja. Setidaknya dia tidak selemah didunia nyata.
Seluruh kamarnya juga diisi dengan berbagai macam icon game. Dia hanya akan keluar rumah jika itu sekedar untuk makan, membuat tugas or bermandi uap bersama Andrew dan Mario. Dia sudah membaca pesan yang diberikan Mario sedari tadi. Dia mengabaikan pesan tersebut karena Andrew belum memberinya jawaban. Ya, Dave hanya akan keluar jika disana ada Andrew. Selebihnya dia lebih memilih berada dikamarnya yang sudah menjadi surga tersendiri baginya.
“Dave…”
Dia menghentikan gamenya sesaat. Memastikan bahwa ibunya sedang memanggil dirinya.
“Dave ! Ada temanmu yang kesini !”
“Siapa mom ?” teriaknya dari dalam kamar.
“Mama tidak pernah melihatnya. Keluarlah dan temui dia sendiri !” balas mamanya berteriak.
Dia mencampakkan konsol gamenya dengan kesal diatas kasur. Dengan malas dia keluar dari kamarnya. Dari jawaban mamanya, dia tahu bahwa wanita itu terlalu malas untuk membukakan pintu. Pasti Andrew yang menjemputnya.

Betapa terkejutnya Dave ketika dia melihat sosok Nana dari balik pintu rumahnya. Dengan cepat dia membuka pintunya dan melihat Nana berdiri ketakutan disana seorang diri.
“Apa yang kau lakukan disini !”
“Dave, kamu harus ikut dengan aku sekarang juga !”
“What ! Kamu gila Nana ! Ada apa denganmu. Kerumahku dan tiba – tiba memintaku ikut denganmu !”
Nana terdiam sebentar, terlihat berusaha menyusun kata – kata yang tepat agar Dave mendengarkannya.
“Dave, aku berusaha ketempat Mario dan membunyikan belnya. Tidak ada jawaban sama sekali ! Aku takut sesuatu terjadi padanya. Aku memiliki perasaan yang buruk !”
Pria itu tersenyum mendengarkan ucapan Nana. Mario pasti tidak akan membukakan pintu untuk wanita aneh ini !
“Haha ! Konyol. Jika kamu tidak ada hal lain yang ingin disampaikan. Pulanglah ! Kamu membuang waktuku !”
Dave lalu membalikkan badannya namun Nana segera menariknya.
“Apakah kamu sudah tahu bahwa Andrew menghilang ?”
Dave menatap Nana dengan penuh kekesalan kali ini. Dia tidak menjawab pertanyaan Nana dan membiarkan Nana menyelesaikan kalimatnya.
“Dia tidak ditemukan dimanapun. Dan aku mendengar bahwa uncle Jon dan polisi setempat hanya berhasil menemukan jarinya ditengah hutan.”
Kalimat terakhir Nana sontak membuat Dave tertawa keras. Itu seperti salah satu permainan zombie land yang dulu suka dia mainkan. Dave melihat Nana sambil tertawa dan menyilangkan dahinya didepan wajah Nana tanpa berkata sedikitpun. Tanda silang didahi itu menandakan bahwa Dave menganggap Nana sudah gila.
“Dave tunggu..!”
Pintu didepan Nana terbanting kuat. Dave berjalan masuk kedalam rumahnya, meninggalkan Nana seorang diri diluar. Dengan rasa putus asa yang hebat. Nana pergi dari rumah Dave.
Dave kembali menikmati permainannya didalam kamar. Dia juga menyalakan music rock yang keras. Ada perasaan kesal yang memenuhi dirinya. Berani sekali Nana datang kerumahnya dan berkata bahwa Andrew menghilang begitu saja. Dia berusaha melupakan perkataan Nana dan focus pada gamenya.
Baru sebentar Dave memainkan gamenya, pintu kamarnya terbuka lebar dengan kasar. Dia begitu terkejut bukan main. Nana berjalan masuk kedalam kamarnya sambil tersenyum lebar.
“Bagaimana bisa… Mom !!”
Dave memanggil mamanya, tidak ada jawaban sama sekali. Dave tampak marah melihat Nana yang dipersilakan masuk oleh mamanya tanpa bertanya.
“Mom ! Kenapa bisa kamu membiarkan dia masuk kesini !”
Lagi – lagi tidak ada jawaban dari bawah. Nana berjalan mendekati Dave, membuat pria itu sedikit berdesik takut.
“Apa maumu !”
“Oh, mama kamu sedang membuatkan cookies buat aku. Dia merasa kasihan karena aku dibiarkan diluar saja.”
“Pulang sana ! Jangan mengangguku !”
Nana melirik game yang sedang dimainkan Dave lalu menantangnya untuk memainkan game itu bersama dirinya. Jika Nana berhasil menang dari Dave, maka Dave harus ikut dengannya. Dan jika Nana kalah, dia tidak akan muncul lagi dihadapan Dave.

Dave yang merasa sungguh jago dalam permainan tersebut tersenyum lebar dan penuh dengan kepercayaan diri yang tinggi. Tanpa banyak bicara, dia mengambil konsol game lain lalu memberikan 1 pada Nana.
“Kamu akan menyesali ini !”
Ucap Dave penuh kebangaan. Dave lupa akan kekesalannya sesaat. Sudah lama dia tidak mendapatkan teman yang menantangnya bermain game.
Permainan dimulai dan perhitungan skor adalah total poin dalam 3 ronde. Pada putaran pertama Dave berhasil memimpin jauh, membuat dia semakin bangga akan kemampuannya. Game dilanjutkan tanpa banyak bicara. Entah bagaimana Nana berhasil memimpin pada ronde kedua. Membuat mereka memiliki skor seri. Dave tampak sedikit terkejut.
“Yakin akan menang ?”
Nana memanasi Dave dengan suara yang mengoda. Dave tidak menjawab omongan Nana dan berusaha focus pada permainan terakhir. Beberapa menit berlalu dan Dave melemparkan konsol game tersebut kelantai. Dia kalah dari Nana ! Bagaimana bisa game favoritnya menjadi game yang membuatnya malu didepan gadis itu ! dengan berat dia bertanya pada Nana akan tujuan mereka.
“Jadi, mau kemana sebenarnya ?”
“Yuk ikut aku. Nanti kamu akan tahu.”
Dengan helaan nafas yang sungguh berat, Dave akhirnya keluar bersama Nana.
(Continue….)
- Copyright by Dewi Shanti