Chapter Five : A Party [Part 03]

0

Apakah ini memang lelucon dari seseorang yang kukenal untuk mempermalukanku ?

Spread the love

Gedung ini, wanita itu, dan suasanya yang ada terasa begitu nyata sesaat. Tapi kapan dan dimana ? aku berusaha mengingat kembali namun ingatan itu hilang dan kepalaku terasa sangat berat.

Rio tidak memberikan pertanyaan lebih lanjut, tidak ingin membuang waktu dan merusak suasana hati satu sama lain, Rio memberikan tangannya dan aku meraihnya. Aku mengandeng tangannya dan kami masuk kedalam gedung tersebut.

Kami berhenti didepan petugas yang menjaga pintu masuk gedung tersebut.

“Mohon menunjukan undangannya.” Ucap salah satu petugas disana.

Kuperhatikan Rio yang meraih selembaran kertas dari sakunya dan menunjukan kepada petugas yang berada disana. Aku bahkan tidak mendapatkan undangan apapun kecuali sebuah sms misterius. Apakah ini memang lelucon dari seseorang yang kukenal untuk mempermalukanku ? dan jelas tidak mungkin aku bisa diundang kesebuah pesta mewah begini.

Tanganku terasa dingin saat petugas melihat kearahku. Kugengam erat tas kecil yang kupegang, mungkin lebih baik aku jujur dan menjelaskan pada Rio bahwa aku kesini karena sebuah sms. Dan dia tidak akan malu nantinya.

Kubuka tas kecilku dan mencari hpku diantara barang lainnya, Rio memperhatikanku dan sadar bahwa aku tidak membawa undangan.

“Maaf, dia adalah pasaganku.” Rio berkata kepada salah satu petugas disana.

Rio membalikkan undangan yang diberikan padanya, disana jelas tertulis kepada Rio dan pasangan.

Petugas itu melihat undangan itu dan melihat kearahku, mereka pasti sadar akan perubahan rona wajahku dan kami tidak dibiarkan lewat begitu saja.

“Mohon dibuktikan jika dia memang pasangan anda.” Ada nada kecurigaan saat petugas itu mulai memberikan kecurigaannya kepadaku.

Petugas lainnya berdiri dari kursinya dan bersiap mengusirku jika memang aku terbukti bukanlah pasangan Rio. Sebelum aku sempat menjelaskan, Rio menatapku dan dia menciumku.

Bibirnya terasa hangat. Bisa kurasakan perasaan dingin dan takut yang menjalarku menghilang seketika. Kunikmati ciumannya dan lupa bahwa kami sedang berada dipintu masuk.

“Baiklah, silakan isi buku tamu diujung sana dan masuk keruangan sesuai dengan petunjuk yang ada.” Seru salah satu petugas yang berada disana.

Mereka akhirnya percaya pada kami. Rio mengengam tanganku dan mengisi buku tamu tersebut. kami mengikuti petunjuk yang ada. Gedung ini terdiri dari 20 lantai dan undangan kami berada dilantai 18. Lift tamu khusus undangan tersedia diujung pintu masuk.

Kami hanya berdua didalam lift. Jantungku berdebar, kupandangi Rio, dia memelukku dan mencium pipiku dan berbisik lembut padaku, mengucapkan kata maaf karena lupa mengingatkanku membawa undangan pesta ini.

Dia berpikir bahwa aku juga mendapatkan undangan seperti dia ! Kujauhkan badanku dari pelukannya dan sontak membuatnya kaget.

“Rio, ada yang ingin kukatakan padamu.” Kataku serius.

(ting..)

Lift kami berhenti, kupandangi nomor yang berada dilift tersebut, kami sudah sampai.

Rio mendekatiku dan merapikan dressku sedikit.

“Nanti kita bahas ya.” Dia berbisik dengan lembut ditelingaku.

Jantungku berdebar kencang dan sedikit perasaan cemas ada dipundakku. Namun karena tidak ingin merubah mood Rio, kugandeng tangannya dan kami memasuki ruangan dansa bersama sebagai pasangan kekasih untuk pertama kalinya.

Aku berjalan memasuki ruangan besar dan tercengang melihat keindahan setiap sudut ruangan ini.

Rio berpisah denganku karena dia ingin membicarakan hal penting dengan salah satu temannya. Kupandangi sekeliling ruangan ini dan memperhatikan detail setiap sudutnya. Makanan tersedia disepanjang pojok ruangan dan tidak sedikit palayan yang mondar mandir membawakan minuman sambil berjalan. Ruangan ini mulai ramai karena para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Hampir setiap wanita yang berada diruangan ini bisa dikatakan berasal dari kelas social yang tinggi.

Dengan pakaian dan riasan mewah mereka, masing – masing mereka berjalan dengan anggunnya dan berkumpul dengan teman mereka. Canda tawa mereka terdengar dengan jelas. Sambil menikmati setiap hidangan yang ada, pelayan yang ada diruangan ini dibuat sibuk karena harus mengisi gelas mereka dengan minuman setiap saat.

Kuperhatikan beberapa wanita yang berada disudut lain ruangan. Bisa kukenali mereka dari gaya berbicaranya, disana ada Adel dan Yulia. Kenapa mereka bisa berada disini ? tidak jauh dari tempat mereka berdiri, aku bisa mengenali sosok Ida dengan balutan gaun merahnya sedang mengambil makanan disalah satu stand yang tersedia.

(to be continue…)

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights