Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pemersatu Bangsa

0

Diluar bahasa ibu yang diajarkan, bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa pokok sejak kita mulai memasuki dunia pendidikan.

Spread the love

Sebagai warga +62, kita semua tentunya sudah tidak asing lagi dengan Bahasa Indonesia. Bahasa yang merupakan sarana pemersatu semua masyarakat yang berada dinegara tercinta ini bahkan sudah kita kenal sejak kita berusia dini.

Diluar bahasa ibu yang diajarkan, bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa pokok sejak kita mulai memasuki dunia pendidikan.

Saya pernah melakukan perjalanan kedesa Sade yang terletak di NTB, tepatnya dilombok. Sebelum sampai sana, saya menjajakan kaki saya keyogya dulu nih.

Tujuan saya keyogya sebenarnya ingin melihat kabar – kabar yang beredar, dimana yogya dianggap sebagai kota dengan masyarakatnya yang sungguh ramah.

Nah, saya menyewa sebuah motor disana dan well, bisa saya katakan memang warga disana itu ramah – ramah, plus ngomongnya lembut bangat sama kita. Sungguh kota yang tenang dan menyentuh hati para pendatangnya.

But, semua mulai terasa sedikit membinggungkan ketika saya berjalan hingga ke magelang. Pada tau dong yah wisatawan kesana pasti buat menikmati keindahan candi Borobudur yang ternyata panas juga kalau perginya siang dan juga sekaligus menikmati indahnya sunrise di bukit punthuk setumbu.

Awalnya saya santai saja ketika memasuki kawasan candi Borobudur. Jujur saja sih saya ini mukanya chines bangat. Jadi pada saat saya ingin membeli tiket diloket masuk kedatangan nasional. Saya malah disuruh membeli tiket diloket internasional karena pada gak percaya saya ini WNI lho. Padahal saya berbahasa Indonesia disana.

Tau sendiri kan ya harga tiket WNI dan harga wisatawan luar negeri itu bisa dibilang selisihnya hampir 3x lipat. Dengan sedikit kekesalan saya menunjukan KTP saya baru dhe saya bisa masuk dengan harga nasional.
Ini mental warganya kok begini amat. Gerutu saya didalam hati.

Setelah puas menikmati candi tersebut. Saya melakukan perjalanan sederhana ke candi ijo, candi mendut dll. Sampai diloket saya juga mendapatkan perlakuan yang hampir sama. Dengan senang seorang bapak menyodorkan saya tiket masuk yang jelas tertera 5.000 tapi ngomongnya 20.000.

Karena saya aslinya Indonesia, saya pasang muka bodoh dong dan bilang, “Pak, ini tulisannya 5ribu.”

Beliau lalu tersenyum tidak enak gitu. Lalu berkata, “Saya kira orang jepang.”

Dalam hati saya kesal bangat sih, sekalipun saya benar bukan orang Indonesia, jangan dipalakin juga dong kan ya. Ini mentalnya jelek bangat. Karena ditiket tersebut tertulis, nasional 5rb, internasional 10rb.

Coba kalau ketemu wisatawan yang bisa baca, kan malu bangat nih negara kita jadi negara korup. Sedikit memang tapi lama – lama banyak juga kan.

Karena saya hanya berada 2 hari diyogya. Sambil mengerutu kesal atas perlakuan masyarakat disana. Pas perjalanan balik kehotel. OMG ! Motor sewaan saya bannya bocor !

Perjalanan kiri kanan hutan pula itu. jadi setelah berunding, partner saya saat itu pelan – pelan bawa motor itu sambil nyariin bengkel yang ada, dan saya yang mentalnya lebih strong, jalan kaki pelan – pelan.
Was – was nih diculik orang kan yah. 🤣

Gak lama saya berjalan, ada seorang bapak mendekati saya. Awalnya pakai bahasa jawa. Saya kan asli sumatera. Saya gak paham jadi takut kan. Terus dia bawa motornya mepet – mepet gitu kesaya.

Saya percepat langkah saya, eh dia juga ikutan cepat ngegasnya. Sampai akhirnya say berkata :
“Mas, maunya apa !”

Begitu dia mendengarkan saya berbahasa Indonesia. Dia menghentikan motornya !
Dan lalu dengan senyum – senyum dia bilang “Mau kemana teh, biar saya antar.”

Makin takut dong saya kan ya. Ditengah hutan, cewek, mas – mas nawarin tumpangan. WOW ! 🤦‍♀️🤦‍♀️

Saya bilang tidak usah lalu kembali berjalan dengan lebih cepat. Si mas bukan berbalik. Malah makin ngikutin. Terus si mas bilang,
“Gratis kok mba, Mba mau kemana ?”

Wassalam. God know the rest. Saya ketemu warung setelah main lari – larian, dan lalu duduk disana then call my friend telling her what happen.
So, agak 30 menit saya menunggu akhirnya kawan saya datang menjemput. Dan trust me or not.

Selama saya diwarung, selama itu juga mas itu disana berbincang sama ibu warung itu pakai bahasa yang saya tidak mengerti. LOL

Saya mengakhiri perjalanan saya diyogya dengan rasa yang sungguh luar biasa. Antara kesal karena saya tidak bisa berbahasa jawa or antara kesal karena daerah perdalaman yogya itu minim bangat ngomong pakai bahasa Indonesia.

Kalau saya awalnya mikir orang jawa ini parah gak bisa bahasa Indonesia, saya lebih terkejut ketika menginjakkan kaki saya didesa sade. Bahasanya beda sendiri dan mereka FIX MURNI gak bisa bahasa Indonesia !

Minimnya pendidikan yang layak hingga kesana telah membuat sebagian orang disana sangat minus berbahasa Indonesia, padahal itu adalah bahasa persatuan.
(stories will update sooner or later !)

Pentingnya bahasa Indonesia itu tidak hanya sebagai sarana komunikasi. Tapi juga sebagai sarana pemersatu bangsa. Bayangin kalau kita jadinya salah paham terus sama orang.

Tidak mengerti apa yang mereka ucapkan. Bagaimana bisa tercipta suatu hubungan yang harmonis didalam kehidupan bermasyarakat ?

Jadi pas didesa sade itu, hanya ada 1 pemandu yang bisa berbahasa Indonesia. Kita ngomong sama dia, dia terjemahkan kewarga disana, lalu warga sana ngomong dan dia terjemahkan lagi keindonesia. Kebayang sendiri kan susahnya suatu hubungan jika dari segi bahasa saja kita tidak bisa sama.

Saya melihat bahwa masyarakat pedalaman itu sungguh terlantar oleh pemerintah. Bahkan kasar katanya yang banyak beramal kedesa – desa pelosokan itu adalah mereka yang sadar akan pentingnya bahasa Indonesia. Tidak jarang kita melihat relawan yang pergi kepelosok untuk sekedar mengajarkan masyarakat disana membaca, menulis dan berbicara bahasa Indonesia kan ?

So, ketika kita memiliki kesempatan yang lebih baik dari mereka untuk bisa berkomunikasi yang baik dengan sesama. Kenapa tidak dibiasakan ? kenapa lebih memilih bahasa ibu yang kita lebih mengerti daripada bahasa Indonesia yang semua orang paham ?

Jika tidak dibiasakan dan dimulai dari kita, lantas siapa lagi ? 😊

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights