Generasi Muda = Generasi Penerus Bangsa

0

Teruntuk kamu yang suka memberi kepada mereka yang berada dijalanan. Yuk open mind kita bersama !

Spread the love

Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
[Ir. Soekarno]

Sebuah kalimat yang sudah tidak asing bagi kita semua jika sudah menyelesaikan pendidikan kita selama 12 tahun. Kalimat yang selalu terselip didalam buku pelajaran sejarah perjuangan bangsa dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan dan pada akhirnya kalimat ini dapat dikumandangkan dengan bebas bagi para generasi penerus bangsa. Apa maksud kalimat ini sebenarnya ?

Kemerdekaan memiliki arti yang begitu luas, seperti bebas memberikan pendapat, bebas melakukan berbagai hal yang disukai (sesuai dengan aturan UU yang ada tentunya), bebas berteman, bebas beragama dan berbagai kebebasan lainnya.

Jika kemerdekaan diartikan dengan kebebasan, lalu apakah negara kita, Indonesia sudah benar – benar merdeka ?
Bebas dari kemiskinan, bebas dari kebodohan dan bebas dari berbagai hal negatif lainnya juga ?
Positif dan negatif sebuah kebebasan tidak bisa dijadikan patokan bahwa kita sudah merdeka, karena jika dipandang secara luas dan base on realita saat ini, Indonesia tidak sepenuhnya merdeka.

Bukan penjajah yang membuat kita tidak merdeka, melainkan negara kita dan kita semua yang ikut berperan didalam kemerdekaan sebuah negara.

Berikan aku 1000 orangtua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.
[Ir. Soekarno]

Ini merupakan kalimat yang begitu mendalam dan sangat saya sukai. Sederhana dan bersahaja bukan ?
1 pemuda mampu menguncang dunia.

Yang dimaksud disini adalah penentu bangsa adalah para generasi muda suatu bangsa. Sebuah bangsa dikatakan sukses jika mereka dapat menciptakan pemimpin baru yang lebih baik daripada yang sudah ada. Bagaimana caranya ?

Salah satunya adalah melalui jalur pendidikan
Pendidikan menjadi hal utama yang harus diperhatikan negara kita saat ini. Kemiskinan terbesar negara kita adalah miskinnya pendidikan, yang akhirnya membuat sebagian masyarakat terjerumus kedalam kemiskinan ilmu, moral dan berujung pada kemiskinan material.

Pendidikan menjadi kunci utama kemajuan suatu bangsa sehingga masalah ini merupakan masalah yang sangat memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Begitu banyak program beasiswa, bantuan dana kepada keluarga miskin oleh pemerintah dan tidak jarang kita melihat banyak organisasi sosial yang ikut terjun serta berpartisipasi langsung kedalam perkembangan pendidikan Indonesia.

Kenapa kemiskinan pendidikan menjadi momok yang begitu besar bagi suatu bangsa ?
No judge but it is a real sad. Saya melihat begitu banyak generasi muda disia – siakan oleh para orangtua yang tidak bertanggung jawab.
Apakah karena tuntutan ekonomi atau memang sengaja ?

Melihat begitu banyaknya program pemerintah yang berusaha mengupayakan para generasi muda agar minimal mampu bersekolah hingga 12 tahun, dan masih begitu banyak kita temukan anak – anak yang tidak bisa bersekolah. dimana letak kesalahan tersebut ? 

Ketika kalian sedang berkendara, pernahkah kalian melihat seorang anak kecil (kadang perempuan lagi) berada dipinggiran jalan lampu merah dan sedang bekerja ataupun meminta – minta ?
Kadang mereka berada disana tidak kenal waktu. Ada yang dari pagi, bahkan ada yang tengah malam.

Mereka mengengam setumpuk koran untuk dijualkan kepada para pengemudi yang berhenti saat lampu merah, apakah wajar ? atau kelihatan menyedihkan ?

Saya pernah membawa kamera saya dan mencari dibeberapa sudut kota saya dan menemukan banyak sekali anak – anak muda ini menjajakan koran mereka.
Sebagian berstatus anak sekolah (karena masih pakai seragam), sebagian bahkan tidak mengerti sekolah, dan sebagian menjadi penghuni jalanan dimana mereka hidup dan tinggal dijalanan.

Lalu, kemana kita sebagai para orangtua yang memiliki tugas dan tanggungjawab membesarkan anak – anak ini agar bisa menjadi generasi yang baik bagi bangsa kita ?
Bagaimana mereka bisa menjadi pribadi yang siap bersaing kelak jika sejak dini mengenal sekolah saja mereka tidak kesampaian ?
Bagaimana mereka bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik dan benar jika sejak kecil sudah diajarkan bagaimana memalak orang, berkelahi bahkan mencuri untuk kepuasan sesaat ?

Yah, lebih ironisnya anak – anak ini mencari uang bukan untuk diri mereka semata, melainkan untuk bisa diberikan kepada orangtua mereka. Dipukul dan tidak diberikan makanan sudah menjadi hadiah mereka setiap hari jika mereka tidak berhasil membawa uang pulang kerumah / markas mereka.

Saya berpikir mungkin ini yang dimaksud filsafat orang zaman dulu, “banyak anak banyak rejeki“, yaitu dengan memanfaatkan mereka menjadi pencari uang ? SALAH.

Tidak begitu maksudnya. Bukan pepatahnya yang salah, tetapi penaksiran dan pola pikir yang salah yang membuat hal ini terjadi.
Program bantuan pemerintah yang seharusnya digunakan untuk menyekolahkan anak mereka malah disalah gunakan dan dipakai untuk keperluan orangtua itu sendiri.

Menjajakan anak mereka kejalanan juga tidak jarang dilakukan (Ibu – ibu membawa bayi mereka untuk meminta uang or kadang bayi orang lain). Bukankah jika tidak sanggup membesarkan, anak tersebut cukup diberikan kepada keluarga yang siap mengadopsi ? Daripada dijadikan sarana mencari uang ? 

Begitu banyak keluarga yang mendambakan seorang anak tapi sangat susah diberikan, dan yang diberikan kepercayaan malah mengsia – sia kan anak tersebut. Itulah masalah utama kita. Kemiskinan akan pengetahuan yang membuat moral ikut menjadi miskin hingga akhirnya berdampak pada kemiskinan material.

Mari kita pikirkan bersama, jika seorang anak gadis dibawah umur berkeliaran dijalanan tengah malam. Kemungkinan anak ini diculik ataupun menjadi korban sexual juga besar. Bahkan tidak jarang kita melihat banyak anak – anak dicuri, diperkosa dan organ tubuhnya dijual.

Bagaimana bangsa kita bisa bertumbuh menjadi bangsa yang baik jika sampai hari ini masih banyak kita jumpai generasi muda begini ?
Langkah pemerintah dalam mendukung setiap anak dan keluarga untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak memang baik, tapi akan menjadi lebih baik jika case anak – anak ini diberikan sanksi yang tegas kepada setiap orangtua yang memanfaatkan anak mereka.

Ini berbeda dengan anak yang ingin membantu orangtua mereka, diperkerjakan dengan membantu merupakan 2 hal yang harus dibedakan.
Seorang anak yang menjajakan makanan / koran untuk membantu perekonomian keluarga dengan seorang anak yang menjajakan koran dan diri ditengah malam tentunya sudah memiliki artian yang berbeda.

Rasa iba yang besar terkadang malah dijadikan sebagai senjata oleh para pelaku untuk bisa mendapatkan lebih dari kita. Jujur saya iba melihat hal ini, namun satu hal perlu kita ingat, jika kita memiliki niat hati yang baik dan ketulusan membantu, maka salurkanlah melalui sarana yang memang ada seperti yayasan atau panti.

Memberikan kepada mereka hanya akan membuat mereka semakin bertumbuh kearah yang tidak baik. Menjadikan mereka pribadi yang malas untuk berusaha dan membuat para generasi muda ini lebih menderita dimasa yang akan datang karena ulah orang – orang yang kurang bertanggung jawab didalamnya.

Sebagai para orangtua ataupun generasi yang ikut peduli terhadap pertumbuhan generasi muda dan bangsa, marilah bersama kita perangi hal begini. Berpikirlah sebelum bertindak. Jika saya memberikan kepada mereka sekarang, apakah benar akan mereka gunakan untuk kebutuhan mereka sekarang ? ataukah mereka gunakan untuk hal negatif seperti membeli lem kambing, atau mereka setorkan kepada orang dewasa yang tidak bertanggungjawab ? dan apakah setiap bantuan yang kita berikan karena rasa keprihatinan kita membuat mereka berkurang dan menjadi lebih baik ? atau hanya membuat mereka semakin banyak berkembang dan menjadi semakin buruk ?

Tidak ada gunanya berjuta bantuan diberikan,
Tidak ada fungsinya beribu petuah disuarakan,
Tidak ada manfaatnya beratus organisasi dibuat,
Jika tidak ada kepedulian didalam diri kita dan mereka.

Kepedulian kita akan bagaimana agar hal ini tidak semakin berkembang,
Kepedulian kita akan bagaimana hal ini bisa diatasi,
Kepedulian pemerintah dalam mengatasi pemanfaatan anak dibawah umur,
Kepedulian pemerintah dalam mengatasi kemiskinan,
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar,
Serta kepedulian mereka akan diri mereka sendiri.

Karena sebanyak – banyaknya bantuan diberikan, jika dari diri sendiri tidak ada keinginan untuk mengubah, maka hal tersebut sama dengan kosong.
Buka mata kita, buka hati kita.

Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa. Jika kita peduli terhadap bangsa kita dan ingin bangsa ini menjadi lebih baik lagi ditahun – tahun yang akan datang, maka kita harus peduli mulai dari hal terpenting, yaitu pertumbuhan generasi yang akan menjadi penerus kita kelak. 

Berilah jika itu membawa kebaikan, 
Tolaklah dan lawanlah rasa iba dihati jika itu membawa keburukan kedepan.

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights