[05] MEMINTA

0

Saat kamu tidak bisa meminta sesuatu secara langsung, kamu tetap bisa memintanya dari dalam hati.

Spread the love

Aku ingat ketika pertama kali mengenal sebuah teknologi dengan sebutan sederhana HP.
Kala itu, jika kita bisa memiliki sebuah hp dengan ukuran besar dan berat, itu sudah menjadi pertanda tersendiri bahwa kita adalah masyarakat menegah keatas.

Kebetulan pada masa itu papaku masih berprofesi sebagai pelaut.
Jadi dia memiliki sebuah hp sonic erikson hitam yang gagah pada masanya.

Dirumah kami, hanya papa saja yang memiliki hp. Aku sendiri tidak memilikinya dan sering kali aku salah mengunakan hp tersebut karena settingan ponsel tersebut berbahasa mandarin.

Seiring bertambahnya tahun, hp kian hari kian mengecil. Hingga muncul sebuah hp canggih yang bisa digunakan untuk bermain ular tangga. Membawa hp tersebut membuat seseorang memiliki nilai plus plus semasa sekolah.

Aku sendiri tidak pernah meminta hp kepada kedua orangtuaku. Meski layarnya masih hitam putih atau biru hitam, harganya mahal bangat bukan main. Buat jajan tambahan saja aku gak berani minta, apalagi sebuah hp.

Hingga aku kelas 6 SD, sekitar tahun 2003, perkembangan teknologi sudah sangat maju. Ketika orang sudah mengunakan hp berkamera VGA (nokia 6600), aku baru bisa mendapatkan sebuah hp nokia besar seperti pisang dengan antena diatasnya.

Kalau anak lainnya sih bangga bangat memperlihatkan hp mereka. sementara aku, aku lebih memilih menyimpan hp tersebut dan mengunakannya diam – diam di wc ketika ingin meminta dijemput oleh papaku.

Anak – anak masa itu juga kepo, mereka sering kali memandang seseorang dari ponsel yang dimiliki. Kata – kata seperti :
“DS, mana hpmu coba lihat !”
Sambil berusaha menyentuh kantongmu. Hal itu sering bangat terjadi.
Untungnya aku selalu berhasil menyimpannya dengan baik dan aku tidak membiarkan siapapun mengetahuinya.

Seiring bertambahnya usia dan perkembangan zaman, maka perkembangan teknologi kian melaju pesat. Bisa dikatakan aku menjadi anak yang tidak pernah meminta apapun pada kedua orangtuaku.

Syukur masih bisa sekolah, buat meminta barang mewah ?
Jauh bangat dari pikiranku. Meski rasa pengennya besar bangat ya. Kutahan – tahan keinginanku.

Hingga saat inipun, aku tidak pernah meminta apapun kepada kedua orangtuaku. Mungkin karena sejak kecil aku sudah terlatih untuk memendam keinginan dan berusaha mendapatkan setiap hal yang kuinginkan sendiri, jadi aku terbiasa hingga saat ini.

Tapi jauh didalam hati, hanya ada 1 hal yang selalu aku harapkan dan aku minta diam – diam.
Aku tidak meminta hal ini kepada mereka langsung, aku meminta hal ini didalam panjatan doaku dan pikiranku.

Sejak kecil hingga saat ini, permintaanku tidak pernah berubah.
Damaikanlah kedua orangtuaku dan jauhkanlah mereka dari selisih paham setiap hari

Yah, sejak kecil aku terbiasa melihat mereka berdua berkelahi jika bersama.
Tidak berhenti pada perkelahian adu mulut saja, pasti perkelahian mereka selalu berakhir dengan note salah satu terluka.
Lebih banyaknya sih mamaku yang terluka.

Tapi berhubung mama dan papaku merupakan 2 pribadi yang sama – sama keras dan tidak ada yang mau mengalah, hingga saat ini perkelahian tidak pernah bisa terhindari. Meskipun sudah emmasuki usia senja diatas 60th, rasanya perkelahian masih saja terjadi seperti mereka masih muda.

Hanya saja….

Perkelahian mereka kini hanya sebatas beradu argument dan saling merajuk.
Mamaku menjadi orang yang paling sering merajuk.

Kali ini, aku tidak pernah menyalahkan papaku.

Karena kekurangan sesuatu dari otak mamaku, memorinya pun ikut berulang seperti ter-reset setiap harinya. Dengan tuduhan yang sama, dan dengan amarah yang sama.

Aku hanya berharap bahwa ini semua berlalu.

Dan aku yakin, ini pasti akan berlalu .

Spread the love

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights