Kali ini saya akan memberikan review atau tepatnya saya merekomendasikan para Yuri Mania agar wajib menonton film satu ini lho, La Vie d’Adele 1 et 2 ( Life of Adele part 1 & 2), atau judul layar lebarnya “Blue is The Warmest Colours”.
Dari judulnya pasti pada sudah tahu dong bahwa ini film buatan France dan sedikit kepoo aja nih, film yang ditayangkan pada 2013 ini adalah film dengan bahasa non english terbaik sepanjang masa (hingga saat ini yahh). Dengan memenangkan penghargaan paling bergensi, Golden Globe Awards dan BAFTA Awards lho >o<
Film ini secara langsung disutradarai oleh Abdellatif Kechiche.
Dengan mengambil Lea Seydoux dan Adele Exarchopoulos sebagai pemain utama mereka.
Film ini menjadi salah satu film pertama yang berhasil memenangkan penghargaan Palme d’Or.
Bayangkan saja, baik sutradara dan pemainnya sama – sama mendapatkan penghargaan bergensi ini. Kebayang kan bagaimana bagusnya film ini ? Dan jujur saja, film ini menjadi salah satu pengdongkrak LGBT di negara tsb.
Karena bagi kamu yang tanpa sengaja membaca preview blog ini, jujur saja ini film banyak mengungsung pornografi, baik itu normal sex. lesbi and gay.
Ga usah dilanjut bacanya yahh kalau ga sanggup.. upsss….

Adele (Adele Exarchopoulos), seorang mahasiswa 15th yang bisa dikatakan mempunyai kehidupan layaknya mahasiswa biasa, keluarga bahagia seperti biasa, pertemanan disekolah dan gaya hidup ala kadarnya.
Dan alami saja, disukai laki – laki ala kadarnya juga.
Tanpa sengaja suatu hari saat akan bergegas menuju kampusnya, dia melihat seorang wanita dengan rambut biru dan yah, layaknya asmara, Adele tertarik padanya.
Setelah menghabiskan makan malamnya bersama keluarga, secara tidak langsung dia melakukan masturbasi dengan membayangkan gadis berambut biru yang baru saja dia lihat siang hari lalu.
Penasaran dengan identitas sexual dirinya, akhirnya dia melakukan hubungan sex dengan laki – laki yang menyukainya disekolah.
(No sensor lhooo)
Namun, kebinggungannya tidak kunjung hilang karena dirinya masih terfokus pada gadis dengan rambut biru tsb.
Valentin, teman satu sekolah yang melihat Adele sedang kebinggungan akhirnya memutuskan untuk mengajak Adele ke Gay Bar.
Tidak tahan dengan Gay Bar, Adele memutuskan untuk berjalan sendiri ke Bar sebelahnya yang ternyata adalah Lesbian Bar. Woww bangat yahhh, coba dinegara saya, sudah jelas disegel.. Hahahaha ~
Ditengah kebinggungannya, saat dia akan digoda oleh salah satu wanita yang berada di bar tsb, munculah gadis dengan rambut biru yang dia lihat beberapa waktu lalu ditaman. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Emma (Lea Seydoux). Dari sanalah kisah mereka berawal.

Layaknya berkenalan, Emma dan Adele menghabiskan sedikit waktu bersama untuk bertukar certa. hmmm…
Ternyata, Emma adalah seorang seniman yang sangat menyukai Art, sementara Adele sendiri lebih menyukai bagaimana cara mengajar dan menjadi seorang guru.
Mereka yang perlahan mulai akrab, akhirnya memutuskan untuk mengikuti demo LGBT lho.. wahh, kelihatan seru kan ya…and after that…. Let see..

Mereka berdua beristirahat disebuah taman, dari sinilah, Adele memutuskan untuk men-test identitas dirinya sendiri dengan mencium Emma, dan adengan itu berakhir dengan….. astagaa.. kamu nonton sendiri yahhhh ^^
Hingga akhirnya mereka menyelesaikan sekolah mereka dan memulai kehidupan baru mereka sebagai sebuah keluarga. namun penghianatan selalu datang, Adele yang perlahan merasa kesepian tanpa sengaja / bisa dikatakan sengaja mencurangi Emma dan tidur dengan laki – laki lain, membuat Emma kecewa dan akhirnya mengusirnya dari tempat tinggal mereka.
Selama perpisahan, Adele terus menyesali perbuatannya dan ternyata, dia menyadari bahwa dirinya sendiri adalah seorang Lesbian yg sangat menginginkan wanita disisinya, bukan laki – laki !
Tapi apa daya yah, penghianatan tetaplah penghianatan, Emma pergi dan memulai hidup baru bersama Lise, sementara Adele sendiri pergi dan hal ini menjadi ending pada film satu ini lhoo..
Dalam film ini, kamu bisa mendapatkan beberapa makna yang patut kamu jadikan pedoman dan motivasi dalam hidup kamu, sbb :
“Terimalah dirimu sendiri, expresikan jati diri kamu dan jangan pedulikan apa perkataan orang, karena yang menjalani kehidupan adalah dirimu sendiri.” -Shanz
“Penghianatan tidak akan menjadikanmu lebih baik dalam menemukan jati diri,” -Shanz