Zaman milenial sekarang ini selalu disebut – sebut sebagai zamannya para generasi pengubah masa depan bangsa.
Hal ini bisa kita lihat dari perubahan zaman yang membuat kita semua semakin mudah dalam mengerjakan hal apapun.
Teknologi yang terus berpacu dan berkembang pesat,
Perekonomian yang terus menanjak naik dan penyebaran informasi yang begitu luas sehingga tidak terbendung lagi.
Ibarat kata, dunia berada didalam genggaman kita sendiri.
Perubahan pola kehidupan yang begitu cepat tentunya menuntut kita untuk terus bergerak maju dan mengikuti setiap perubahan yang ada.
Jika kita memilih untuk tidak mengikutinya, maka kita akan menjadi bagian dari pihak yang kalah sebelum berperang.
Penyebaran informasi yang begitu luas dan bebas tentunya kadang membuat kita tidak mampu memilih dan menyaring informasi tersebut dengan baik.
Terkadang berbagai pihak memanfaatkan sarana yang ada untuk menyebarkan hoax.
Hoax dipercaya merupakan bagian dari sebuah karangan orang yang tidak bertanggung jawab dan bertujuan untuk merusak dan merugikan orang lain.
Dan ironisnya, sebagai remaja milenial, kita malah ikut hanyut kedalam hoax tersebut. Terbakar oleh amarah karena berita yang belum tentu benar adanya. Why ?
Kadang, yang membuat kita mempercayai hoax tersebut adalah media.
Entah bagaimana ceritanya, media menjadi salah satu sarana yang kita anggap kebenarannya sudah jelas terbukti, ditambah berbagai berita yang mulai menyebarkan issue yang sama. Maka terbentuklah kepercayaan kita terhadap hoax tersebut.
Bagaimana kita sebagai remaja milenial bijaknya menyaring setiap informasi yang kita terima ? Percaya atau tidak, media yang paling kita percaya adalah sarana yang paling berpotensi dalam membentuk hoax itu sendiri, dan kita sebagai para penikmat media, tanpa disadari ikut hanyut didalam hoax tersebut.
Saya melihat ada begitu banyak penyebaran berita palsu, dan media selalu menjadi salah satu sarana utama penyalurnya.
Didalam setiap berita sudah jelas tertambah berbagai ketidak benaran yang tujuan akhirnya membuat hoax tersebut semakin menyakinkan.
Penyertaan gambar dan suara, serta bagaimana kita melihat mimic pembawa berita secara tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir kita, dan yah, kita akan setuju dengan semua pemberitaan.
Sebagai pemuda milenial yang berpotensi mengubah masa depan bangsa, tentunya sudah tugas kita untuk menangkal setiap hoax yang beredar tersebut.
Ironisnya kehidupan yang saya lihat, banyak pemuda milenial malah ikut hayut kedalamnya dan bahkan tidak jarang sebagai pemuda milenial, kita menjadi salah satu provokator dari hoax tersebut.
Tujuannya apa ? agar viral, up name dan senang jika dirinya menjadi pusat perhatian.

Sebagai generasi yang cerdas, menghabiskan waktu untuk melihat berita dimedia tentunya membuat kita tidak dapat berproduktifitas dengan baik dan juga menyaring setiap informasi yang ada.
Dunia literasi ikut ambil bagian untuk hal tersebut. bahkan dunia literasi berperan penting dalam peperangan melawan berita palsu dan hoax.
Sadly, sebagian pakar penulis yang harusnya bisa mengubah pola pikir dan kepercayaan masyarakat atas berita yang dimediakan terkadang malah menciptakan kerusuhan yang lebih parah lewat tulisannya.
Literasi yang seharusnya menjadi penangkal hoax media malah menjadi salah satu senjata yang turut serta mempertajam berita tersebut.
Bagaimana kita sebagai pemuda milenial dapat membantu setiap orang menangkal hoax dari literasi jika dunia literasi sendiri menjadi salah satu momok paling besar penyebaran hoax ?

Berada pada perubahan zaman yang begitu modern dan penyebaran informasi yang begitu cepat dengan berbagai tujuan didalamnya.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa terkadang kita juga menjadi salah satu dari team yang menyukseskan hoax tersebut.
Pemuda milenial yang cerdas seharusnya mampu menangkal setiap hoax media dengan tulisannya yang baik dan kupasan tuntas melalui tulisannya agar para pembaca dapat lebih menyaring setiap berita yang disebarkan oleh berbagai media.
Bukan ikut terjun menjadi salah satu team sukses hoax tersebut.
Terkadang saya merasa sedih melihat begitu banyak anak muda malah senang dengan berita hoax dan bukannya mencari kebenaran berita tersebut, mereka lebih suka percaya pada hoax dan tidak jarang ambil andil dalam kerusuhan hoax itu sendiri.
Marilah kita benar – benar menjadi pemuda milenial yang cerdas dan dapat menyaring setiap informasi dengan baik. Kita berada dizaman semua informasi dapat kita dapatkan dan kebenarannya sendiri dapat kita telusuri, terutama dizaman yang setiap datanya transparan.
Kamu tidak musti mendengar berita dan langsung percaya, melainkan kamu bisa mencari tahu isi berita tersebut lebih terperinci dan menemukannya sendiri lewat fakta dan data yang dibuat. Jangan menjadikan hoax sebagai perusak diri dan penghancur generasi bangsa.